Bandar Narkoba Manfaatkan Kesulitan Ekonomi Masyarakat

JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) menegaskan, kemiskinan bukan alasan untuk menjadi bagian sindikat kejahatan narkoba. Terjun ke dunia narkoba hanya akan menambah sengsara.
Kepala BNN, Komisaris Jenderal Polisi Marthinus Hukom mengatakan, kemiskinan, pengangguran, dan kepadatan hunian merupakan kombinasi yang rentan dimanfaatkan oleh jaringan sindikat narkoba, untuk merekrut kaki tangan dari kalangan masyarakat kelas bawah. Karenanya, dia mengimbau, masyarakat tak tergiur oleh bujuk rayu para bandar.
Menurut Marthinus, Pemerintah bermimpi untuk mewujudkan cita-cita, Indonesia Emas 2045. Namun, hal tersebut tak akan terwujud, bila masih ada warga yang menjadi bagian dari sindikat kejahatan narkoba.
“Bagaimana bangsa dan negara kita bisa dibangun, kalau kita masih menjadi bagian dari sindikat kejahatan ini,” tegas Marthinus dalam keterangannya, dikutip Sabtu (10/5/2025).
Lebih lanjut, dia mengatakan, BNN akan melakukan intervensi ke kampung-kampung, untuk mengingatkan masyarakat tentang bahaya narkoba, termasuk mengindari atau tak menjadi bagian dari sindikatnya.
Marthinus mencontohkan, BNN telah melakukan intervensi di Kampung Kiapang, satu dari sekian banyak kampung yang dikenal sebagai wilayah rawan peredaran narkoba. “Sebagai institusi pionir Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN), BNN hadir di Kampung Kiapang,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, kehadiran BNN dilakukan melalui kegiatan Bakti Sosial dan Deklarasi Damai, yang diinisiasi oleh BNN Provinsi DKI Jakarta. Menurutnya, BNN berupaya melakukan pendekatan humanis, guna menggugah kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba, sekaligus mendorong keterlibatan aktif warga, dalam menciptakan lingkungan yang aman, sehat, serta bersih dari penyalahgunaan dan peredaran narkoba.
Di tengah keterbatasan ekonomi dan sempitnya peluang hidup, sebagian warga Kampung Kiapang terseret dalam lingkaran gelap narkoba. Bukan karena keinginan, tapi karena himpitan hidup yang tak memberi banyak pilihan,” ujar Marthinus.
Dia juga mengajak masyarakat bangkit dari keterpurukan, tanpa harus merusak masa depan anak-anak mereka melalui bisnis gelap narkoba.
“Kita harus bekerja keras. Mungkin hari ini kita sedang hidup dalam cengkeraman kemiskinan, hidup di gubuk-gubuk. Tapi ingat, jangan menambah parahnya kondisi itu, dengan jual beli narkoba dan merusak generasi-generasi kita,” tandasnya.
Kabareskrim Polri, Komjen Wahyu Widada mengatakan, tingkat penyalahgunaan narkoba di Indonesia masih tinggi. Karenanya, pemberantasan narkoba harus dilakukan dari dua sisi, bukan sekadar penegakan hukum.
“Selain penegakan hukum, kita juga perlu edukasi, sosialisasi, dan mengurangi demand atau permintaan. Sebab itu, pemberantasan narkoba membutuhkan keterlibatan semua stakeholder,” ujarnya.
Upaya pemberantasan dan penceganan narkoba juga kerap diperbincangkan netizen di media sosial X. Komentar dan cara pandang mereka cukup beragam, terkait penanganan barang haram tersebut.
“Kalau mau berantas narkoba, harus langsung dari perbatasan. Soalnya, narkoba-narkoba kelas wahid, biasanya diselundupkan dari negara luar,” cuit akun @ntikBntrrti. “Butuh sinergi yang apik antara Pemerintah, penegak hukum, dan masyarakat, untuk memberantas narkoba hingga ke akar-akarnya,” timpal akun @dio8327.
“Di tahun 90an awal, narkoba kayak jamur. Dimana-mana ada, dan kebanyakan pemakainya anak muda. Korban jiwanya juga banyak. Sekarang, narkoba marak lagi, harus dipertanyakan tuh kesiapan kita untuk membasminya,” tulis akun @tposslito_.
“Sekadar saran, bahaya tentang penyalahgunaan narkoba sebaiknya dijadikan kurikulum belajar. Jadi, anak-anak kita mendapat edukasi dan sosialisasi sejak dini. Kalau pemberantasan sulit dilakukan optimal, pencegahan harus jalan maksimal,” usul akun @kndonganreceh.
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 19 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 7 jam yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu