Gubernur Pram Akan Menertibkan Tiang Monorel
Rusak Keindahan Kota, Sudah Berdiri 18 Tahun

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung ingin menyelesaikan masalah tiang monorail (monorel) yang sudah lama mangkrak di sepanjang Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan dan di Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat. Selama ini keberadaannya tidak berfungsi dan merusak keindahan kota.
Tiang beton peninggalan proyek monorel yang gagal itu, selama bertahun-tahun dibiarkan berdiri tanpa kejelasan. “Ada kolom-kolom untuk monorel yang sampai hari ini tak ada yang mau menyelesaikannya,” ujar Pram di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025).
Tiang-tiang tersebut merupakan bagian dari proyek monorel Jakarta yang dimulai pada 2007. Namun proyek itu terhenti akibat berbagai persoalan, termasuk masalah hukum antara kontraktor dan pelaksana. Sudah 18 tahun, proyek itu tidak mengalami perkembangan.
Tercatat, 90 tiang beton berdiri tanpa fungsi, mengganggu keindahan di area strategis Jakarta. “Bagi saya, ini adalah hal yang harus diselesaikan,” tandas mantan Wakil Ketua DPR ini.
Pram menambahkan, tiang-tiang tersebut tidak bisa terus-menerus dibiarkan begitu saja tanpa solusi yang jelas, mengingat proyek monorel telah diganti Light Rapid Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT).
“Proyek monorel tinggal tiang-tiangnya. Proyek ini berhenti karena ada persoalan hukum pada waktu itu, antara kontraktor, pelaksana dan sebagainya,” ucap mantan Sekretaris Kabinet ini.
Meski demikian, Pram menyatakan, penanganan terhadap tiang-tiang itu tetap menunggu keputusan resmi pihak-pihak terkait. Namun, menurutnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI tidak akan segan mengambil keputusan resmi untuk menuntaskan masalah tersebut.
“Keputusan itu bukan untuk melanjutkan proyek monorel. Tapi, tiang-tiang yang tidak berfungsi itu akan diapakan? Apakah dibersihkan? Ataukah dibuat apa? Harus ada keputusan. Tak bisa dibiarkan begitu saja dari waktu ke waktu,” ucap mantan Sekjen PDIP ini.
Ketika ditanya, apakah tiang-tiang tersebut akan dibongkar, Pram menjawab, masih menunggu keputusan akhir. Namun, dia menekankan pentingnya keberanian untuk mengambil tindakan terhadap warisan proyek gagal itu.
“Semua orang tidak mau menyentuh masalah ini, karena ada persoalan hukumnya. Tapi bagi saya, karena ini mengganggu keindahan Jakarta, maka harus dibereskan,” tandasnya.
Sebagai informasi, pembangunan tiang-tiang itu tidak menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Pemprov DKI telah meminta PT Jakarta Monorail sebagai pihak yang membangun tiang-tiang itu, untuk membongkarnya. Namun hingga kini, belum ada tindak lanjut yang konkret.
Dengan pernyataan tegas Gubernur Pram, publik kini menanti realisasi tindakan terhadap tiang-tiang beton yang mangkrak itu. Pemprov DKI diharapkan mampu mengambil keputusan yang tepat, agar wajah Jakarta lebih tertata dan bebas dari warisan proyek gagal.
Sementara itu, saat berkunjung ke Balai Kota, mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sedikit menjawab pertanyaan wartawan tentang solusi mengenai tiang monorel mangkrak.
“Saya tidak tahu bagaimana proses hukumnya. Kalau tiang itu punya Jakarta, mungkin bisa dipotong,” ujar politisi yang akrab disapa Ahok ini, seusai bertemu Pramono Anung di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (21/5/2025).
Saat ditanya, apakah tiang-tiang itu dijadikan media penghijauan saja, Ahok menyatakan, opsi tersebut merupakan langkah estetika sementara. Setelah itu, dia tak mau bicara lebih jauh mengenai tiang monorel mangkrak. “Saya tidak mau ikut campur,” elak kader PDIP ini.
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 11 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Haji 2025 | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu