TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

SBY-JK-Paloh Apa Bisa Koalisi

Laporan: AY
Kamis, 22 September 2022 | 09:35 WIB
Surya Paloh dan Susilo Bambang Yudhoyono. (Ist)
Surya Paloh dan Susilo Bambang Yudhoyono. (Ist)

JAKARTA - Duet Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhono (AHY) diprediksi banyak kalangan akan jadi lawan berat bagi pasangan lain di Pilpres 2024.

Apalagi, kalau tiga tokoh yang dikenal piawai dalam dunia politik seperti SBY-JK-Paloh, benar-benar bersatu mendukung pasangan ini. Pertanyaannya, apakah SBY-JK-Paloh benar-benar bisa berkoalisi? Dan cukup saktikah ketiganya memenangkan duet Anies-AHY? Kita lihat saja.

Duet Anies-AHY yang sebelumnya sempat redup, kini mulai menyala lagi usai foto keduanya sedang bersama Wakil Presiden ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) dan Ketum Partai NasDem, Surya Paloh beredar di media sosial. Apalagi foto itu muncul di tengah isu NasDem-Demokrat-PKS sedang bersiap-siap untuk berkoalisi.

Sayangnya, hingga kini, duet tersebut masih sebatas wacana. Tiga parpol pendukungnya juga belum resmi berkoalisi. Publik masih menunggu gebrakan dari SBY-JK-Paloh untuk memuluskan jalan bagi Anies-AHY menuju 2024

Lantas, apa pengaruh dari 3 tokoh itu?

"Yang jelas, demokrasi akan semakin semarak dan menarik, tapi bukan mengancam (koalisi lain)," kata Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas menanggapi pertanyaan Rakyat Merdeka, terkait peran SBY, JK, dan SP jika berkoalisi memenangkan Anies-AHY.

Dia bilang, ketiga tokoh tersebut memang pantas menjadi king maker. Dikarenakan cerdas dalam meracik ramuan kemenangan. Ditambah lagi magnet politiknya kuat. Artinya pendukungnya masih banyak. Ditambah lagi dengan kekuatan finansial dari 3 tokoh tersebut.

"Ketiganya akan menambah kredibilitas calon sekaligus membuka akses ke berbagai jaringan pemilih," tambahnya.

Namun, lanjut Abbas, pengusung bukan faktor utama yang membuat pemilih tertarik.

"Pilpres itu kan kompetisi terbuka. Jadi faktor kualitas aktor utama, yakni calon presiden, masih lebih kuat ketimbang faktor pendukung," tandas dia.

Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Prof Kacung Marijan menyebut Pemilu Langsung mengartikan rakyat yang berdaulat.

Dengan demikian, soal keterpilihan bukan semata-mata karena parpol yang mencalonkan, melainkan soal dukungan publik kepada kandidat yang ada.

"Namun lagi-lagi yang terpenting adalah koalisi merupakan pintu untuk mencalonkan," tegas Kacung.

Indobarometer, Muhammad Qodari mengaku yakin, bila Sby-JK-Paloh akan bersatu demi mendukung Anies-AHY.

"Memang pada hari ini kalau bicara situasi politik, utak-atiknya kan ada potensi koalisi antara Demokrat, PKS, dan NasDem," jelas Qodari.

Menurutnya, kans yang paling kuat berkoalisi adalah Demokrat dan PKS. Karena berada di luar pemerintahan. Ditambah lagi keduanya juga punya jagoan yang entitasnya sangat berkaitan.

"PKS punya jago di Pilpres sejalan dengan identitas partainya, yaitu Anies Baswedan. Sedangkan aspirasi Demokrat agar AHY utamanya bisa nyawapres," terang Qodari.

Meski begitu, NasDem juga tidak boleh dikesampingkan. Pasalnya, mayoritas kader partai besutan Surya Paloh itu mendukung Anies dibanding kandidat lainnya seperti Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa.

"Jadi kata kuncinya ada empat, PKS, Demokrat, NasDem, dan Anies," jelas Qodari.

Sebelumnya juga Direktur Eksekutif Charta Politika beranggapan duet Anies-AHY merupakan ancaman yang paling berbahaya untuk kandidat lain. Apalagi jika dibekingi Paloh dan JK di belakangnya. Kemudian dilapisi sosok SBY.

"Terlepas setuju atau nggak, menurut saya duet Anies-AHY akan jadi pasangan yang kuat dan saling melengkapi. Kombinasi politisi senior SBY-JK-SP harus dilihat juga sebagai kekuatan dengan jaringan dan logistik yang luar biasa besar," tukas Toto, sapaan Yunarto Wijaya seperti dilihat di akun Twitter pribadinya @yunartowijaya.

Apa tanggapan parpol? Ketua DPP NasDem, Effendi Choirie menegaskan semua pihak yang mendukung Anies punya kepentingan untuk menang. Tapi kemenangan untuk Indonesia. Dia pun yakin, pada waktunya, SBY, JK, Paloh akan bersatu.

"Ketiganya (SBY, JK, Paloh) kan yang design dukungan dan segala macam, sekalipun yang dijual adalah capres dan cawapresnya," ujar Gus Choi, sapaan Effendi Choiri.

Kendati demikian, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan power SBY, JK, dan Paloh. Toh, seluruh capres nantinya bakal didukung para negarawan yang pernah menjabat sebagai presiden atau wakil presiden.

"Memang kalau dilihat glegernya SBY mantan presiden, JK mantan wapres, Surya negarawan. Tapi di pihak lain ada Mega yang juga mantan presiden. Kemudian Pak Jokowi. Siapa lagi nanti misalnya. Jadi nggak perlu ada yang ketar ketir, biasa saja. Kalau menang biasa dalam politik. Intinya kita sama sama Indonesia," tegasnya

Sementara itu, Juru Bicara DPP Demokrat, Herzaky Mahendra mengatakan publik memang menginginkan presiden yang lebih di 2024 dari yang sebelumnya. Sosok Anies-AHY adalah solusinya.

"Apalagi ditambah keberadaan sosok-sosok guru bangsa seperti Bapak SBY, Pak JK, dan Pak SP serta Ustadz Salim Segaf, yang memiliki pengalaman panjang dan mendalam di pemerintahan dan politik, dalam negeri maupun luar negeri, selaku mentor politik Anies dan AHY," pungkas Herzaky. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo