Indonesia Sudah Merdeka 80 Tahun, Masih Ada 780 Ribu Rumah Tangga Belum Dapat Akses Listrik

JAKARTA - Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 50 triliun untuk memperluas akses listrik 780 ribu rumah tangga dan 5.700 desa yang belum teraliri setrum di seluruh Indonesia. Program ini menjadi prioritas utama Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan keadilan energi.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman Hutajulu mengatakan, ketersediaan listrik merupakan kebutuhan dasar yang belum sepenuhnya dirasakan seluruh rakyat Indonesia, meski negara telah merdeka selama 80 tahun.
“Masih ada 780 ribu rumah tangga yang belum mendapatkan akses listrik. Ini sangat penting, karena sampai sekarang masih ada saudara kita yang belum menikmati listrik,” ujar Jisman di Jakarta, Senin (2/6/2025).
Menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Pemerintah telah menyiapkan peta jalan dengan estimasi kebutuhan anggaran sebesar Rp 50 triliun. Fokus utama adalah desa-desa di wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) yang belum tersentuh layanan PT PLN (Persero).
Pasalnya, masyarakat yang belum memiliki akses listrik juga kehilangan hak atas subsidi.
“Kalau tidak ada listrik, tidak ada subsidi. Maka kehadiran PLN sangat vital di wilayah terpencil,” jelas Jisman.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, Pemerintah menyiapkan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan secara menyeluruh. Termasuk jaringan transmisi sepanjang 47.758 kilometer sirkuit (kms) dalam kurun waktu sepuluh tahun mendatang.
Jaringan tersebut akan menghubungkan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) ke gardu induk PLN, kemudian disalurkan ke pelanggan.
Target EBTkita 23 persen, sekarang baru 15 sampai 16 persen. Sudah diprogramkan, tapi tidak ada jaringan. Ini yang membuat masalah besar,” ungkap Bahlil.
Pembangunan jaringan transmisi terbanyak akan dilakukan di Jawa, Madura dan Bali sepanjang 13,9 kms. Disusul Sumatera 11,2 kms, Kalimantan 9,8 kms, Sulawesi 9,0 kms, serta 3,9 kms di Maluku, Papua dan Nusa Tenggara.
Pemerintah juga akan membangun gardu induk tambahan sebesar 107.950 Mega Volt Ampere (MVA) di seluruh wilayah Indonesia.
Selain membuka akses listrik, proyek ini membuka peluang investasi senilai Rp 565,3 triliun dan menciptakan 881.132 lapangan kerja di sektor industri manufaktur, konstruksi, operasi hingga distribusi.
Bahlil menegaskan pentingnya mengutamakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek ini.
“Saya harapkan tidak ada impor. Ini opportunity bagus, harus dimaksimalkan untuk industri dalam negeri agar kita amankan TKDN kita,” tandasnya.
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 23 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 19 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu