Dibidik Jadi Ketum Partai, Jokowi Pilih PPP Atau PSI?

JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan menggelar Muktamar pada Agustus 2025 untuk memilih calon ketua umum.
Beberapa tokoh diusulkan sebagai salah satu kandidat ketua umum PPP. Salah satunya adalah mantan Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi.
Yang mengusulkan nama Jokowi salah satunya adalah Ketua Mahkamah PPP, Ade Irfan Pulungan. Kata Ade, ada usulan dari internal PPP menjadikan Jokowi sebagai figur yang layak ditawarkan untuk memimpin PPP.Ada juga wacana-wacana berkembang, kenapa enggak kita tawarkan saja kepada Pak Jokowi?” kata Irfan, Selasa, 27 Mei 2025.
Lalu, bagaimana respons Jokowi? Presiden ke-7 itu lebih memilih bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dibanding menjadi ketua umum PPP.
“Enggak lah. Di PPP saya kira banyak calon-calon ketua umum yang jauh lebih baik, yang punya kapasitas, kapabilitas, punya kompetensi,” ujar Jokowi usai Salat Idul Adha di Solo, Jumat (6/6).
Jokowi lebih memilih PSI sebagai wadah perjuangan politiknya ke depan. “Saya di PSI saja lah,” imbuhnya.
Wakil Ketua Umum PSI Andy Budiman menyambut baik keinginan Jokowi yang ingin bergabung dengan partainya. “Seluruh kader, pengurus PSI siap menyambut Pak Jokowi jika bergabung ke PSI,” kata Andy, Minggu (8/6/2025).
Andy menyebut sejak awal PSI merupakan rumah untuk Jokowi. Dia mengatakan sejak awal PSI didirikan untuk mendukung Jokowi dan akan terus memperjuangkan apa yang menjadi visi Pak Jokowi tentang kemajuan Indonesia. “Jadi sekali lagi, kami siap menyambut kedatangan Pak Jokowi,” jelasnya.
Direktur Eksekutif Parameter Indonesia, Adi Prayitno mengatakan DNA Jokowi memang berada di PSI bukan di PPP.
Sementara, Ketua DPP PPP, Syaifullah Tamliha mengaku tidak merasa mendukung dan mengajukan Jokowi sebagai calon ketua umum PPP. “Kita tidak pernah meminta Pak Jokowi untuk menjadi calon ketua umum PPP,” katanya.
Untuk mengetahui lebih jauh pandangan Adi Prayitno. Berikut wawancaranya.
Apa faktor yang membuat Jokowi memilih PSI daripada PPP?
Saya kira banyak faktor kenapa Jokowi ke PSI. Pertama, memang kiblat politik PSI sejak lama hingga saat ini adalah Jokowi. Bahkan Jokowi itu dianggap sebagai anak ideologis oleh kader-kader PSI saat ini.
Menurut Anda wajar jika ke PSI?
Wajar kalau kemudian Jokowi itu lebih memilih PSI ketimbang PPP karena secara politik, karena secara basis konstituen pemilih PSI, gerak-gerik berlaku dan semua tingkat pola PSI itu memang kiblatnya hanya ke Jokowi bukan ke yang lain.
Yang kedua kalau mau jujur sebenarnya Jokowi itu kan merepresentasikan politisi berwajah politisi nasional. Sementara PPP itu kan partai Islam, jadi dua kutub yang sulit untuk ditemukan.
Artinya DNA Jokowi itu bukan di partai Islam tapi partai-partai nasionalis seperti PSI. Bahkan kita tahu pemilih PPP itu banyak yang kritik bahkan sangat anti dengan Jokowi. Wajar kalau kemudian Jokowi itu lebih memilih PSI ketimbang PPP.
Yang ketiga kalau mau jujur sebenarnya PSI itu adalah partai politik yang selalu pasang badan kalau Jokowi itu dikritik dan diserang dari berbagai penjuru marah mata angin. PSI selalu pasang badan untuk memberikan pembelaan terhadap Jokowi.
Apakah PSI akan lolos ke parlemen kalau Jokowi ada di situ?
Kemungkinannya cukup terbuka.
Apa argumentasinya?
Pertama, ambang batas parlemen kan sudah bukan 4 persen lagi mungkin bisa 3 persen atau 3,5 persen dan itu kesempatan bagi PSI untuk lolos ke parlemen. Karena ambang batas tak lagi 4 persen. Yang kedua Jokowi dinilai masih punya nama besar, punya relawan, punya basis konstituen dan punya pengikut yang solid.
Nah, argumen ini bisa menjelaskan soal potensi lolos PSI ke parlemen meski waktu dan kerja politiklah yang menentukan. Tinggal kita tunggu bagaimana nanti di Pileg 2029.
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 23 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu