TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Spekulasi Drama Persaingan MotoGP, Gagalkan Marquez Juara

Reporter: Farhan
Editor: AY
Senin, 16 Juni 2025 | 06:59 WIB
Alex Barros mantan pembalap MotoGP asal Brazil. Foto : Ist
Alex Barros mantan pembalap MotoGP asal Brazil. Foto : Ist

BRAZIL  - Drama persaingan abadi antara dua legenda MotoGP, Valentino Rossi dan Marc Marquez, memasuki babak baru. Isu transfer pembalap muda Pedro Acosta ke tim VR46 Racing Team bukan lagi sekadar kabar paddock, melainkan menyeret dugaan strategi tersembunyi dari sang legenda. Tujuannya, menggagalkan ambisi Marquez menyamai rekor sembilan gelar juara dunia milik Rossi.

 

Spekulasi ini mencuat usai pernyataan mengejutkan dari Alex Barros, mantan pembalap MotoGP asal Brazil. Dalam wawancaranya bersama Mo­tosan, Barros menilai potensi kepindahan Acosta ke tim VR46 tidak sekadar soal performa atau masa depan pembalap muda, tapi juga terkait konflik pribadi yang belum reda antara Rossi dan Marquez.

 

“Kalau Acosta benar ke VR46, Rossi bisa mencuci otaknya. Dia akan diarahkan untuk mengha­langi Marquez, bahkan kalau perlu menabraknya,” kata Bar­ros seperti dikutip dari ESPN, Minggu (15/6/2025).

 

Rossi memang telah pensiun sejak 2021, namun perannya dalam dunia balap tak luntur. Dia kini menjadi pemilik VR46 Racing Team, tim satelit Ducati yang berhasil menunjukkan taji di MotoGP.

 

Meski tak lagi berada di atas motor, Rossi tetap aktif meman­tau dan membina para pembalap muda.

 

Hubungan dekat antara dia dengan para rider VR46 mem­buka peluang bahwa Rossi masih bisa memainkan pengaruh secara psikologis dan strategi di lintasan.

 

Konteks rivalitas antara Rossi dan Marquez sudah menjadi bagian dari sejarah MotoGP modern. Musim 2015 menjadi titik kulminasi, insiden kontroversial di Sepang antara keduanya me­micu pertikaian panjang.

 

Marquez dianggap meng­ganggu jalannya perebutan gelar antara Rossi dan Jorge Lorenzo. Sementara Rossi menuduh Mar­quez “bermain politik” di lint­asan. Sejak saat itu, hubungan keduanya tegang dan saling hormat pun seolah menjadi for­malitas semata.

 

Kini, Marquez sudah mengoleksi delapan gelar juara dunia, hanya terpaut satu dari rekor Rossi. Jika musim ini dia berhasil menjadi juara dunia bersama Ducati, maka rekor Rossi sebagai pemilik sembilan gelar juara dunia akan tersamai.

 

Bahkan bukan tak mungkin rekor itu dilampaui. Hal ini di­anggap oleh sebagian pengamat sebagai ancaman eksistensial bagi Rossi, yang selama ini di­glorifikasi sebagai ikon tertinggi dalam sejarah MotoGP modern.

 

Di tengah ancaman tersebut, nama Pedro Acosta muncul se­bagai “senjata baru”. Pembalap berusia 21 tahun asal Spanyol itu tampil impresif di musim debut MotoGP 2024.

 

Meski hanya menunggangi KTM, Acosta mampu mengakhiri musim di peringkat keenam klasemen akhir. Dia mencetak lima podium, satu pole position, dan 12 kali finis di posisi sepuluh besar, statistik yang mengesankan bagi seorang rookie.

 

Namun, motor KTM dinilai belum cukup kompetitif untuk membawanya ke posisi puncak klasemen. Masalah teknis, ak­selerasi lemah di trek lurus, serta kurangnya kestabilan dalam duel jarak dekat menjadi kendala. Inilah yang membuat rumor kepindahan Acosta menguat.

 

Beberapa tim disebut tertarik memboyongnya, termasuk Hon­da, Yamah, dan tentu saja Ducati. Namun hanya VR46, tim satelit Ducati, yang secara realistis bisa menjadi pelabuhan barunya.

 

Apalagi, kontrak Marco Bez­zecchi di VR46 akan habis musim ini, membuka satu slot untuk pembalap muda. Jika Acosta ber­gabung, dia bisa mendapatkan motor spek pabrikan Ducati serta bimbingan langsung dari sosok legendaris Valentino Rossi.

 

Skenario ini tentu sangat me­narik, tapi juga menimbulkan pertanyaan, apakah benar ada agenda tersembunyi di balik ketertarikan ini?

 

“Ini bukan hanya soal taktik tim atau transfer pembalap. Ini soal menjaga warisan. Jika Rossi merasa rekor sembilannya terancam, maka ia pasti akan menggunakan semua sumber dayanya,” ujar Fabrizio Maz­zoni, analis MotoGP dari Italia kepada La Gazzetta dello Sport.

 

Menurutnya, kehadiran Acosta di VR46 bisa diarahkan bukan hanya untuk bersaing memperebutkan gelar, tapi juga menjadi “penghalang jalan” bagi Marquez.

 

Pedro Acosta dikenal sebagai pembalap agresif, cerdas dan tidak mudah diatur, karakter yang justru dianggap cocok untuk men­jalankan “misi khusus” di lintasan. Meski tidak pernah mengung­kapkan ambisi balas dendam atas nama siapa pun, Acosta dalam beberapa wawancara memang pernah menyatakan ingin “menga­lahkan para legenda” dan “menulis sejarah sendiri”. Apakah sejarah itu termasuk menggagalkan am­bisi Marquez?

 

Publik MotoGP pun kini mulai terbagi. Sebagian menilai rumor ini terlalu berlebihan dan meru­gikan reputasi Acosta. Namun tak sedikit yang percaya bahwa dunia balap, terutama MotoGP, bukan hanya soal kecepatan, tapi juga soal strategi, politik dan warisan.

 

Jika benar ada skenario seperti itu, maka musim 2026 bisa men­jadi musim paling panas dalam satu dekade terakhir.

 

Sampai saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Acosta, VR46, Ducati, ataupun Rossi. Namun, keheningan ini justru membuat rumor makin menggeliat.

 

Jika benar terjadi, maka perebutan gelar juara dunia tahun depan tak hanya akan memper­temukan tiga pembalap hebat Bagnaia, Marquez dan Acosta, tetapi juga dua nama besar yang bayangannya masih menghantui lintasan, Valentino Rossi dan ambisinya untuk tetap menjadi legenda tak tertandingi.

Komentar:
ePaper Edisi 16 Juni 2025
Berita Populer
01
Ormas Dilarang Berseragam Ala TNI/Polri

Nasional | 2 hari yang lalu

02
04
Lokasi SIM Keliling Tangsel Sabtu 14 Juni 2025

TangselCity | 2 hari yang lalu

05
Perang Makin Membara, Iran Digempur Israel

Internasional | 2 hari yang lalu

06
Koh Beda Data Kemiskinan BPS Dan Bank Dunia

Nasional | 2 hari yang lalu

10
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit