Rusia Bombardir Ukraina Dengan Ratusan Drone Dan Puluhan Rudal

RUSIA - Rusia melancarkan serangan udara terbesar ke Ukraina. Negeri Beruang Merah mengerahkan 477 drone dan menghujani 60 rudal ke Ukraina. Melihat perkembangan ini, negara yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Antlantik Utara (NATO) meningkatkan kesiagaan.
Militer Rusia melakukan serangan udara besar-besaran ke Ukraina pada Minggu (29/6/2025) petang waktu setempat. Ini merupakan serangan udara terbesar Moskow ke Ukraina sejak tiga tahun terakhir berperang.
Dilansir Associated Press, Senin (30/6/2025), militer Ukraina menyebut Rusia meluncurkan 477 drone dan umpan serta 60 rudal dari berbagai jenis.
Kiev mengklaim berhasil menembak jatuh 211 drone, sementara ratusan lainnya gagal mencapai sasaran. Pertahanan udara juga mencegat satu rudal balistik jarak pendek, empat rudal jelajah Kaliber, dan 33 rudal Kh-101.
Mereka menyerang fasilitas energi, infrastruktur dan area permukiman,” terang Kepala Staf Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak.
Kementerian Pertahanan Rusia membenarkan ini merupakan serangan besar-besaran dengan senjata presisi tinggi berbasis udara, laut dan darat. Termasuk di dalamnya adalah rudal hipersonik Kinzhal yang diluncurkan dari wilayah Tambov, tenggara Moskow.
Menurut Moskow, target utama adalah fasilitas industri militer dan kilang minyak Ukraina. Di wilayah barat Ukraina yang berbatasan dengan Polandia, seperti Lviv dan Volyn, sirene udara berbunyi sejak Minggu (30/6/2025) malam hingga Senin dini hari (30/6/2025).
Belum ada laporan lengkap terkait kerusakan dan jumlah korban jiwa. Namun Pemerintah Ukraina mengonfirmasi adanya kerusakan infrastruktur sipil di beberapa kota.
Serangan ini juga membuat negara NATO khawatir. Menanggapi eskalasi tersebut, sejumlah negara anggota NATO, langsung menaikkan tingkat kesiagaan militer per Minggu (29/6/2025) malam, dengan mengerahkan jet tempur dan sistem pertahanan udara.
Komando Operasional Polandia mengatakan, pesawat-pesawat tempur NATO, termasuk dari Polandia, dikerahkan sebagai tanggapan terhadap gelombang serangan Rusia ke Ukraina. Sistem pertahanan udara dan unit pengintaian juga diaktifkan untuk mengantisipasi kemungkinan pelanggaran wilayah udara.
Seluruh sistem pertahanan dan pengawasan kami berada dalam tingkat kesiagaan tertinggi,” ujar pernyataan militer Polandia seperti dilansir CNBC, Senin (30/6/2025).
Berdasarkan Pasal 5 NATO, serangan terhadap satu negara anggota dapat dianggap sebagai serangan terhadap seluruh aliansi. Namun hingga kini, pelanggaran oleh rudal atau drone belum dikategorikan sebagai serangan langsung yang memicu respons militer kolektif.
Sebagai langkah preventif, Inggris dan Swedia telah mengirimkan pesawat tempur mereka ke Polandia sejak April untuk menjalankan rotasi patroli udara NATO selama beberapa bulan.
Serangan besar-besaran ini terjadi saat upaya diplomasi untuk menghentikan perang selama tiga tahun tersebut kembali menemui jalan buntu. Kiev dan mitra-mitra Baratnya menilai, Rusia semakin mengandalkan serangan udara dan teror energi sebagai strategi utama dalam perang jangka panjang.
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu