Menperin: Produsen Otomotif Diminta Tidak Naikkan Harga Dan PHK

JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita meminta produsen otomotif tidak menaikkan harga mobil demi menjaga pasar yang sedang melemah. Produsen juga diminta tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Hal itu disampaikan Agus usai bertemu dengan Toyota Motor Corporation, Daihatsu Motor Co, dan Suzuki Motor Corporation di Paviliun Indonesia, World Expo 2025 Osaka, Jepang, Jumat (11/7/2025).
Wartawan Tangselpos.id Aditya Nugroho menyaksikan langsung pertemuan yang berlangsung sejak pukul 09.30 hingga 12.00 waktu setempat. Pertemuan dilakukan secara terpisah, dimulai dengan Daihatsu, lalu bergiliran Suzuki dan Toyota.
Dalam pertemuan tersebut, Agus didampingi Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Setia Diarta, Sekretaris Jenderal Kemenperin Eko S.A. Cahyanto, Juru Bicara Menteri Febri Hendri Antoni Arif, serta Staf Khusus Menteri Achmad Sigit Dwiwahjono.
Usai pertemuan, Agus menga-takan, ada beberapa isu yang dibahas dan dilaporkan oleh ketiga perusahaan tersebut. Daihatsu, misalnya, meminta agar program mobil hemat energi dan harga terjangkau atau Low Cost Green Car (LCGC) diperpanjang. Permintaan ini menjadi bagian dari transisi menuju elektrifikasi.
“Jadi, permintaan agar LCGC tetap dipertahankan selama masa transisi menuju produksi elektrifikasi cukup masuk akal. Apalagi masa berlaku LCGC masih lima tahun ke depan,” ujarnya.
Sementara, Suzuki mengeluhkan menurunnya penjualan kendaraan niaga yang biasa digunakan pelaku industri kecil dan menengah. Salah satu penyebab utamanya adalah melemahnya kemampuan pelaku usaha kecil dalam membayar cicilan.
“Ini menjadi catatan penting bagi pemerintah untuk mendorong pemulihan sektor IKM agar permintaan terhadap kendaraan komersial dapat kembali me-ningkat,” ujar Agus.
Adapun Toyota, menurut Agus, meminta Pemerintah mempercepat pembangunan ekosistem kendaraan elektri-fikasi, khususnya untuk jenis hybrid.
Kata Toyota, komponen kendaraan hybrid memiliki karakteristik berbeda dari kendaraan berbasis Internal Combustion Engine (ICE). Karena itu, mereka meminta pemerintah untuk segera menyiapkan suplai komponen strategis,” jelas Agus.
Langkah ini, menurutnya, juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Saat ini, kendaraan ICE yang diproduksi di Indonesia telah mencapai TKDN rata-rata 60–80 persen. Harapannya, standar TKDN serupa dapat segera diterapkan pada kendaraan hybrid.
Selain itu, kata dia, ketiga perusahaan juga sepakat untuk tidak menaikkan harga mobil hingga pasar otomotif kembali membaik.
Untuk membantu pasar, saya minta kepada ketiga perusahaan itu untuk tidak menaikkan harga mobil dari jenis apa pun. Kalau bisa, diturunkan, lebih bagus. Ini demi membantu pasar, setidaknya sampai kondisinya kembali bergairah,” ujar Agus.
Politisi Partai Golkar itu menjelaskan bahwa pasar otomotif saat ini memang tengah menghadapi tantangan signifikan, namun ketiga perusahaan tersebut tetap menunjukkan optimisme terhadap prospek jangka panjang Indonesia.
Dia menekankan bahwa perusahaan tetap harus peka terhadap kondisi pasar yang sedang lesu.
Sesulit apa pun kondisi sekarang, kita sama-sama yakin dan optimistis ini hanya bersifat sementara. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, pasar Indonesia akan rebound, akan kembali bergairah, dan orang akan mulai belanja lagi,” katanya.
Menariknya, menurut Agus, ketiga perusahaan itu juga berkomitmen untuk tidak melakukan PHK, bahkan tetap membuka peluang kerja baru. Salah satunya adalah Toyota, yang berencana membawa anak-anak muda Indonesia ke Jepang untuk pelatihan sebagai bagian dari persiapan ekspansi dan peningkatan kapasitas SDM.
“Dari sektor otomotif, mudah-mudahan kalau kita bicara soal ketenagakerjaan, saya bisa sampaikan: aman. Mereka tetap akan berusaha membuka lapangan kerja,” tegasnya.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan ritel atau langsung ke konsumen pada Januari–Juni 2025 berjumlah 390.467 unit, turun 9,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara, wholesales atau distribusi dari pabrik ke dealer juga menyusut 8,6 persen menjadi 374.740 unit, dari sebelumnya 410.020 unit.
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu