TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Di Rezim Apapun PKB Selalu Hadir

Baiknya Cak Imin Jangan Ngoyo

Laporan: AY
Jumat, 30 September 2022 | 08:34 WIB
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. (Ist)
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. (Ist)

JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kudu siap-siap menapaki perjalanan politik yang berat. Itu bila PKB ngotot menjadikan Ketua Umumnya, Abdul Muhaimin Iskandar sebagai kandidat apapun di Pilpres 2024.

"Semua tentu saja sangat tergantung pada Muhaimin Iskandar,” ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) kemarin.

Analisa ini berangkat dari peristiwa cawe-cawe Cak Imin di bursa Pilpres 2024. Beragam upaya dilakukan. Mulai munculnya relawan, deklarasi Capres, membuat koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR), hingga bertemu sejumlah elit parpol seperti Airlangga Hartarto hingga Puan Maharani.

Masalahnya, hingga saat ini Cak Imin belum mendapatkan slot resmi dari parpol selain PKB. entah itu sebagai capres maupun cawapres.

Termasuk, di koalisi KIR, seakan panggung itu hanya ada untuk Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai capres. Belum ada cawapresnya.

“Kalau tetap mematok harga mati, harus maju di 2024 ya mestinya Cak Imin dan PKB harus mencari partai politik. Atau siapapun figur yang menyediakan satu slot yang bisa membuat Muhaimin Iskandar bisar maju, itu politik pragmatisnya. Apapun judulnya, tanpa itu semua sulit bagi Muhaimin Iskandar bisa maju di 2024,” analisanya.

Staf pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta ini juga mengungkapkan sisi lain jika Cak Imin tidak ngotot menjadi capres atau cawapres. PKB, akan lebih leluasa bergerak jika tidak menawarkan harga mati ketumnya menjadi kandidat di Pilpres 2024.

“Kecuali, Cak Imin tidak mematok harga mati untuk harus maju di 2024. Beda ceritanya. tidak harus berpasangan dengan Prabowo, tidak juga harus berpasangan dengan Puan. Saya kira tidak terlampau rumit bagi Cak Imin untuk itu,” ulasnya.

Menurutnya, siapapun partai yang memiliki jagoan kader di Pilpres 2024 diprediksi bakal mendongkrak suara partai di Pemilu 2024. Meski begitu, ambang batas Presidential pra (Preshold) 20 persen memerlukan koalisi besar untuk menentukan jagoan di Pilpres 2024.

Namun, kekuasaan tidak hanya berbicara ketua umum partai menjadi kandidat di Pilpres. Buktinya, PKB hingga saat ini tetap berada di kekuasaan. Sekalipun, bukan Cak Imin sebagai Presiden maupun Wakil Presidennya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid mengatakan, belum dapat memastikan posisi Ketum Cak Imin, untuk kontestasi Pilpres 2024.

Saat ini partainya dalam posisi menunggu takdir koalisi dengan Gerindra. Di mana, nama capres dan cawapres yang akan diusung nantinya harus melalui persetujuan antara Prabowo Subianto dan Cak Imin.

“Dengan Pak Prabowo sudah ada kesepakatan tertulis bahwa koalisi PKB-Gerindra untuk Presiden dan Wapres itu mandatnya ada di tangan Prabowo dan Gus Muhaimin, makanya nunggu takdir saja,” ujar Jazilul, di Kompleks Parlemen, Jakarta, belum lama ini.

Demikian pula, kedekatan Cak Imin dengan Puan Maharani. Seperti bersama dengan Gerindra, PKB tetap menunggu takdir. Asumsinya, bisa saja Megawati menunjuk Cak Imin untuk jadi capres atau cawapres usungan PDIP.

"PDIP itu kan sudah dipastikan soal capres dan cawapres ada di tangan ibu Megawati,” terkanya. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo