TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Penerapan Ganjil Genap Atasi Kemacetan di TB Simatupang Bukan Solusi Yang Tepat

Reporter: Farhan
Editor: AY
Kamis, 28 Agustus 2025 | 11:09 WIB
Kemacetan di Jalan Simatupang. Foto : Ist
Kemacetan di Jalan Simatupang. Foto : Ist

JAKARTA - Pelebaran jalan dengan membongkar trotoar dan penerapan sistem Ganjil Genap (Gage) untuk mengatasi kemacetan parah di Jalan TB Simatupang, diragukan sebagai solusi tepat. Untuk mengatasi masalah itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta disarankan mendorong kontraktor pembangunan pemicu kemacetan untuk memperbaiki cara kerjanya.

 

Tidak hanya dikeluhkan masyarakat, kemacetan yang sema­kin parah di Jalan TB Simatu­pang, Jakarta Selatan, membuat pusing para pejabat Pemprov DKI Jakarta.

 

Untuk mencari solusinya, Gu­bernur Jakarta Pramono Anung menggelar rapat terbatas (ratas) dengan jajarannya. Hasilnya, muncul sejumlah wacana. An­tara lain, pemanfaatan semen­tara trotoar di area terdampak proyek, untuk memperlebar ruas jalan, terutama di titik penyem­pitan dan penerapan Gage.

 

Namun, Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Dae­rah (DPRD) DKI Jakarta Bun Joi Phiau mengingatkan, Pemprov DKI agar tidak tergesa-gesa dalam mengeluarkan kebijakan.

 

Kaji dulu untuk mengetahui apa yang jadi sumber perma­salahannya. Sehingga, Pemprov DKI dapat menerapkan solusi yang tepat terhadap kendala yang ditemukan nantinya,” kata Bun, Selasa (26/8/2025).

 

Menurut Bun, solusi mengatasi kemacetan akibat galian yang memakan badan jalan, adalah memperbaiki mana­jemen proyek menjadi lebih baik. Bukan mengalihfungsikan trotoar yang akan merugikan pejalan kaki.

 

“Para kontraktor perlu ber­pikir, bagaimana caranya proyek-proyek bisa dilaksanakan pada jam-jam sepi. Selanjutnya, bagaimana proyek-proyek bisa berjalan cepat dan tidak ber­larut,” ujar politisi yang akrab disapa Abun ini.

 

Abun juga menilai, opsi Gage belum tentu dapat menyelesaikan permasalahan di Jalan TB Simatupang. Terlebih, jika berkaca dari kemacetan di ruas-ruas jalanan lainnya yang tetap terjadi, setelah kebijakan terse­but diterapkan.

 

Contohnya, Gage di Sudirman-Thamrin dan Rasuna Said, tidak berhasil mengatasi kemacetan. Kita bisa menyak­sikan penumpukan kendaraan dalam jumlah besar tetap terjadi, terutama pada jam-jam sibuk,” jelasnya.

 

Menurut Gubernur Jakarta Pramono Anung, kemacetan di Jalan TB Simatupang hanya sementara, akibat tiga proyek pembangunan yang ditargetkan kelar pada November 2025.

 

Karena itu, kata Pram, salah satu solusinya memanfaatkan trotoar yang tidak dapat digu­nakan karena terdampak proyek, untuk jalur alternatif sementara bagi pengendara. “Kami sudah mengkoordinasikannya dengan Dinas Perhubungan, untuk menggunakan trotoar itu,” kata Pram di Rumah Susun Tower Cakung Barat, Jakarta Timur, Senin (25/8/2025).

 

Pram menjelaskan, tidak semua trotoar akan digunakan. “Hanya bagian trotoar yang sedang dalam proses pembangunan dan memang tidak bisa digunakan pejalan kaki,” ucap mantan Sekretaris Kabinet ini.

 

Pram juga menyebut, dalam ra­tas muncul wacana menerapkan sistem Ganjil Genap di Jalan TB Simatupang. “Tetapi, saya belum memutuskan untuk menerapkan sistem itu,” ucapnya.

 

Wakil Koordinator Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Yustinus Prastowo menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan aki­bat kemacetan di TB Simatupang.

 

“Kami juga mengimbau ma­syarakat untuk beralih ke trans­portasi umum, agar volume kendaraan di jalan dapat berkurang,” saran Yustinus.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit