Penerapan Ganjil Genap Atasi Kemacetan di TB Simatupang Bukan Solusi Yang Tepat

JAKARTA - Pelebaran jalan dengan membongkar trotoar dan penerapan sistem Ganjil Genap (Gage) untuk mengatasi kemacetan parah di Jalan TB Simatupang, diragukan sebagai solusi tepat. Untuk mengatasi masalah itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta disarankan mendorong kontraktor pembangunan pemicu kemacetan untuk memperbaiki cara kerjanya.
Tidak hanya dikeluhkan masyarakat, kemacetan yang semakin parah di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, membuat pusing para pejabat Pemprov DKI Jakarta.
Untuk mencari solusinya, Gubernur Jakarta Pramono Anung menggelar rapat terbatas (ratas) dengan jajarannya. Hasilnya, muncul sejumlah wacana. Antara lain, pemanfaatan sementara trotoar di area terdampak proyek, untuk memperlebar ruas jalan, terutama di titik penyempitan dan penerapan Gage.
Namun, Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Bun Joi Phiau mengingatkan, Pemprov DKI agar tidak tergesa-gesa dalam mengeluarkan kebijakan.
Kaji dulu untuk mengetahui apa yang jadi sumber permasalahannya. Sehingga, Pemprov DKI dapat menerapkan solusi yang tepat terhadap kendala yang ditemukan nantinya,” kata Bun, Selasa (26/8/2025).
Menurut Bun, solusi mengatasi kemacetan akibat galian yang memakan badan jalan, adalah memperbaiki manajemen proyek menjadi lebih baik. Bukan mengalihfungsikan trotoar yang akan merugikan pejalan kaki.
“Para kontraktor perlu berpikir, bagaimana caranya proyek-proyek bisa dilaksanakan pada jam-jam sepi. Selanjutnya, bagaimana proyek-proyek bisa berjalan cepat dan tidak berlarut,” ujar politisi yang akrab disapa Abun ini.
Abun juga menilai, opsi Gage belum tentu dapat menyelesaikan permasalahan di Jalan TB Simatupang. Terlebih, jika berkaca dari kemacetan di ruas-ruas jalanan lainnya yang tetap terjadi, setelah kebijakan tersebut diterapkan.
Contohnya, Gage di Sudirman-Thamrin dan Rasuna Said, tidak berhasil mengatasi kemacetan. Kita bisa menyaksikan penumpukan kendaraan dalam jumlah besar tetap terjadi, terutama pada jam-jam sibuk,” jelasnya.
Menurut Gubernur Jakarta Pramono Anung, kemacetan di Jalan TB Simatupang hanya sementara, akibat tiga proyek pembangunan yang ditargetkan kelar pada November 2025.
Karena itu, kata Pram, salah satu solusinya memanfaatkan trotoar yang tidak dapat digunakan karena terdampak proyek, untuk jalur alternatif sementara bagi pengendara. “Kami sudah mengkoordinasikannya dengan Dinas Perhubungan, untuk menggunakan trotoar itu,” kata Pram di Rumah Susun Tower Cakung Barat, Jakarta Timur, Senin (25/8/2025).
Pram menjelaskan, tidak semua trotoar akan digunakan. “Hanya bagian trotoar yang sedang dalam proses pembangunan dan memang tidak bisa digunakan pejalan kaki,” ucap mantan Sekretaris Kabinet ini.
Pram juga menyebut, dalam ratas muncul wacana menerapkan sistem Ganjil Genap di Jalan TB Simatupang. “Tetapi, saya belum memutuskan untuk menerapkan sistem itu,” ucapnya.
Wakil Koordinator Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Yustinus Prastowo menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan akibat kemacetan di TB Simatupang.
“Kami juga mengimbau masyarakat untuk beralih ke transportasi umum, agar volume kendaraan di jalan dapat berkurang,” saran Yustinus.
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 9 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu