Sektor Keuangan Tumbuh Positif, Maraknya Demo Tidak Ganggu Perekonomian

JAKARTA - Maraknya aksi demonstrasi di Tanah Air tidak mengganggu roda perekonomian. Kondisi tersebut antara lain tercermin dari kinerja sektor keuangan yang tetap tumbuh positif.
Ekonom Senior dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto mengapresiasi kinerja Pemerintah yang mampu menangani dinamika domestik, seperti unjuk rasa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, sehingga dampaknya tak mengganggu kegiatan ekonomi.
“Pemerintah sudah mengambil langkah cepat sehingga ekonomi tidak terganggu,” ujar Ryan kepada Tangselpos.id, kemarin.
Ryan mencontohkan, saat aksi unjuk rasa marak, Pemerintah langsung mengimbau pekerja seperti Aparatur Sipil Negara (ASN) melakukan WFH (Work From Home). Selain itu, mengimbau beberapa kantor bank di sekitar demonstrasi beroperasi terbatas.
Selain itu, titik-titik yang mengalami kerusakan merupakan fasilitas umum, sudah mulai dibenahi. Bahkan para pendemo yang berbuat anarkis pun mulai ditindak kepolisian.
“Kalau kita lihat, sekarang jalanan kan sudah macet lagi. Artinya, kegiatan sehari-hari mulai kembai normal,” katanya.
Kondisi yang cepat kondusif ini, kata Ryan, meningkatkan kepercayaan masyarakat. Termasuk para investor, sehingga tidak terjadi aksi penarikan dana besar-besaran di perbankan.
“Begitu juga kondisi pasar saham, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), serta rupiah dalam kondisi terjaga sesuai fundamentalnya,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menegaskan, secara keseluruhan sektor jasa keuangan masih menunjukkan pertumbuhan positif pada Agustus 2025, karena didukung fundamental ekonomi domestik yang tetap solid.
Meskipun dinamika dalam negeri sepekan terakhir ini berdampak terbatas pada volatilitas pasar saham, tapi IHSG berhasil mencetak rekor tertinggi di Agustus 2025,” tegas Mahendra dalam paparannya secara streaming, Kamis (4/9/2025).
Ia memastikan, secara umum infrastruktur perbankan masih terjaga dengan baik. Sehingga layanan keuangan bagi masyarakat dapat tetap berjalan optimal, di tengah gejolak sosial-politik baru-baru ini di berbagai wilayah.
Pihaknya akan terus memantau perkembangan dan berkoordinasi dengan industri perbankan. Serta melakukan langkah-langkah yang diperlukan terhadap berbagai potensi gangguan terhadap kinerja bank, gangguan terhadap stabilitas sistem perbankan dan kepercayaan publik.
“Itu semua dilakukan untuk terus memastikan kontribusi sektor perbankan terhadap ekonomi Indonesia yang semakin meningkat,” katanya.
Anggota Dewan Komisioner OJK Inarno Djajadi menambahkan, di pasar modal, IHSG mencetak rekor tertinggi pada Agustus 2025, meskipun dinamika dalam negeri dalam sepekan terakhir berdampak terbatas pada volatilitas pasar saham.
Kinerja pasar modal pada Agustus 2025, secara umum mencatatkan kinerja positif ditopang oleh fundamental ekonomi Indonesia yang solid dan ekspektasi penguatan pasar keuangan global,” kata Inarno.
Sementara, pasar saham domestik pada Agustus 2025 ditutup di level 7.830,49 atau menguat 4,63 persen mtd (month to date) atau menguat 10,60 persen ytd (year to date), dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 14.182 triliun.
Sedangkan pada 28 Agustus 2025, IHSG sempat menyentuh titik tertinggi pada level 8.022,76 dan mencatatkan All Time High nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 14.377 triliun.
Lebih lanjut disampaikannya, kinerja indeks sektoral secara month to date pada Agustus 2025 mayoritas mengalami peningkatan kinerja, dengan penguatan terbesar pada sektor Industrial.
Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham per Agustus 2025 secara year to date tercatat Rp 14,32 triliun. Atau meningkat dibandingkan rata-rata ytd posisi akhir Juli 2025 yang sebesar Rp 13,42 triliun, dan lebih baik dari rata-rata nilai transaksi tahun 2024 yaitu Rp 12,85 triliun, atau naik sebesar 11,42 persen secara year to date.
Ia menilai, hal ini menunjukkan kepercayaan global pada prospek ekonomi Indonesia yang tetap solid.
Inarno menyebut, animo investor asing pada pasar saham juga menunjukkan perbaikan pada Agustus 2025, setelah dua bulan sebelumnya mencatatkan net sell.
“Tercatat inflow pada Agustus ini sebesar Rp 10,96 triliun atau net sell sebesar Rp 50,95 triliun secara year to date,” pungkas Inarno.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu