TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Pasar Kaget, Sri Mul Diganti

Reporter & Editor : AY
Selasa, 09 September 2025 | 08:05 WIB
Sri Mulyani saat hadir di Rapat Kabinet. Foto : Ist
Sri Mulyani saat hadir di Rapat Kabinet. Foto : Ist

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto mengganti Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa. Pergantian bendahara negara secara mendadak ini, membuat pelaku pasar kaget.

 

Sri Mulyani merupakan salah satu dari lima menteri yang diganti Presiden Prabowo. Selain dia, ada Menko Politik dan Keamanan Budi Gunawan, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, dan Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo.

 

Pelantikan Purbaya sebagai Menteri Keuangan dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/9/2025) sore. Purbaya mengenakan setelan jas hitam dengan dasi berwarna biru muda. Dalam pelantikan tersebut, Sri Mulyani tidak hadir.

 

Pergantian ini membuat pasar terkejut. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 1,28 persen ke level 7.766,84. Padahal, pada pembukaan perdagangan, IHSG sempat menguat dan hampir menembus level 8.000.

 

IHSG mencatat volume perdagangan sebanyak 35,61 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 19,28 triliun. Sementara frekuensi saham yang diperdagangkan tercatat 2.191.561 kali. Sebanyak 232 saham menguat, 451 melemah, dan 121 stagnan.

 

Usai pelantikan, Purbaya memberikan keterangan kepada wartawan. Ia mengaku baru dikabari harus datang ke Istana pukul 13.00 WIB oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

 

Purbaya mengaku kaget ditunjuk menggantikan Sri Mulyani. Ia mengatakan pernah beberapa kali berdiskusi soal ekonomi dengan Prabowo, tapi tak pernah membahas posisi Menteri Keuangan.

 

Purbaya menyebut mendapat arahan dari Prabowo untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Menurutnya, ini sebuah tantangan. Namun, ia optimistis target tersebut dapat dicapai secara bertahap.

 

Menurutnya, kondisi ekonomi nasional akan membaik dalam waktu dekat. Apalagi, ia sudah mempelajari kelemahannya. “Jadi, itu enggak terlalu sulit memperbaikinya. Anda lihat nanti, mungkin dua-tiga bulan dari sekarang, Indonesia cerah kelihatan lagi,” ujar Purbaya.

 

menambahkan, pengalamannya sebagai ekonom lebih dari dua dekade menjadi modal menghadapi tantangan. Menurutnya, permintaan domestik yang besar tetap menjadi kekuatan utama Indonesia. “Optimis. Jadi masa depan kita akan cerah. Domestic demand kita kuat. Asal kita kendalikan dengan baik, kita bisa tumbuh dengan baik,” katanya.

 

Saat ditanya soal penurunan IHSG saat pelantikannya, ia menilai masih dalam batas normal. Ia yakin situasi bisa segera membaik dalam waktu satu hingga dua minggu. “Kalau IHSG anjlok, mungkin nggak tahu saya, tapi kan saya lama di pasar. Saya 15 tahun lebih di pasar. Jadi, saya tahu betul bagaimana memperbaiki ekonomi,” ucapnya.

 

Usai dilantik, Purbaya langsung mengunjungi kantor barunya di Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Pada kesempatan itu, ia ditemani tiga Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu): Thomas Djiwandono, Suahasil Nazara, Anggito Abimanyu, serta jajaran eselon I Kemenkeu. Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani juga tidak terlihat.

 

Lalu, apa tanggapan pengamat? Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menilai pergantian ini menandakan potensi pergeseran pendekatan fiskal. Selama ini, Sri Mulyani dikenal dengan kebijakan pengelolaan defisit ketat dan reformasi pajak bertahap.

 

“Purbaya, dengan pengalaman di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan sektor keuangan, diperkirakan akan lebih menekankan aspek stabilitas sistem keuangan,” jelas Yusuf saat dihubungi Tangselpos.id, Senin (8/9/2025).

 

Menurutnya, turunnya IHSG mencerminkan kehati-hatian pasar. Ia menilai, pasar menunggu konsistensi kebijakan fiskal. “Ini akan menjadi kunci dalam membangun kembali kepercayaan investor,” kata Yusuf.

 

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menganggap pergantian ini sebagai kabar positif bagi ekonomi. Menurutnya, tuntutan mengganti Sri Mulyani sudah lama disuarakan berbagai organisasi think tank dan masyarakat sipil.

 

Ia menilai tugas Menkeu yang baru sangat mendesak, yakni mengembalikan kepercayaan publik. Pertama, memastikan strategi penerimaan pajak memperhatikan daya beli kelompok menengah dan bawah, misalnya menurunkan tarif PPN menjadi 8 persen dan menaikkan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) menjadi Rp7 juta per bulan.

 

Kedua, efisiensi anggaran wajib dilakukan berdasarkan kajian makroekonomi yang transparan, tanpa mengganggu pelayanan publik dan infrastruktur dasar. Ketiga, segera melakukan restrukturisasi utang pemerintah.

 

Ekonom senior Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menilai Purbaya bukan sosok baru bagi pasar dan pelaku usaha. Suksesor Sri Mulyani itu sudah dikenal sejak menjadi ekonom senior Danareksa. Namun, menurutnya, Purbaya tetap perlu membuktikan dirinya sebagai sosok yang tepat memimpin Kemenkeu.

 

Wijayanto berpesan agar Purbaya fokus pada disiplin fiskal. “Harus bisa tegas dan jangan mengikuti arus. Tantangan kita ke depan ada tiga, yakni: fiskal, fiskal, dan fiskal,” pungkasnya.

 

Bukan Mundur

 

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan, pergantian Sri Mulyani merupakan hak prerogatif Presiden Prabowo. Ia juga menegaskan, Kepala Negara pasti memiliki banyak pertimbangan.

 

Apa yang menjadi keputusan Bapak Presiden kita doakan bersama-sama. Semoga itu menjadi keputusan yang membawa kebaikan bagi kita semua,” ujar politisi Partai Gerindra ini.

 

Saat ditanya soal kabar Sri Mulyani yang meminta mundur, Prasetyo membantah. “Bukan mundur, bukan dicopot. Bapak Presiden selaku Kepala Negara dan pemerintahan tentunya kita semua paham bahwa beliau memiliki hak prerogatif,” tegasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit