MIBA Latih 18 Perwakilan DKM dari Jawa dan Sumatera Manajemen Masjid Modern Di MRBJ

BINTARO-Sekitar 18 perwakilan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dari Jawa dan Sumatera mengikuti pelatihan manajemen masjid modern. Kegiatan ini digelar Masjid Indonesia Berdaya Academy (MIBA) di Creative Hub Masjid Raya Bintaro Jaya (MRBJ), Bintaro Jaya Sektor 9, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan pada 12-14 September 2025.
Program ini merupakan hasil kolaborasi MRBJ bersama Salam Setara, Kitabisa, dan Paragon, sebagai dukungan nyata dalam mempersiapkan masjid-masjid agar mampu menjadi pusat pemberdayaan dan solusi bagi umat.
Pada pelatihan ini, para peserta dibekali materi yang komprehensif mulai dari struktur organisasi masjid, pemberdayaan ekonomi umat melalui Bank Infaq, strategi fundraising, branding media sosial, hingga program usaha berbasis masjid (BUMM). Sejumlah praktisi dan pegiat dakwah turut menjadi narasumber, di antaranya Prastowo M. Wibowo, Eva Syarif, Cholid Hatta, serta perwakilan dari Kitabisa.
Tidak hanya fokus pada penguatan manajemen, MIBA juga menekankan pentingnya masjid hadir dengan program yang solutif. Misalnya, pengelolaan zakat dan infaq untuk mendukung ekonomi jamaah, program pendidikan berbasis masjid, hingga regenerasi aktivis muda masjid. Dengan pendekatan tersebut, masjid diharapkan mampu menjadi motor penggerak sosial, ekonomi, dan dakwah di lingkungannya.
Melalui MIBA batch 4 ini, MRBJ bersama para mitra menegaskan komitmennya menjadikan masjid sebagai pusat solusi umat. “Kami ingin para peserta pulang membawa bekal pengetahuan dan strategi agar kas masjid benar-benar bisa dirasakan manfaatnya oleh jamaah,” ujar Prastowo M. Wibowo, Ketua Yayasan MRBJ yang juga menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan ini.
Dengan semangat kolaborasi ini, MIBA berharap masjid-masjid di Indonesia semakin berdaya, modern, dan relevan dengan kebutuhan zaman. Masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, melainkan juga pusat peradaban dan pemberdayaan umat.
Namun fakta yang ada saat ini, mayoritas masjid di Indonesia masih berfokus pada kegiatan rutin, sementara kas masjid cenderung menumpuk tanpa dimanfaatkan optimal. Dana tersebut umumnya hanya digunakan untuk pembiayaan operasional, tanpa diarahkan pada program produktif yang mampu memberikan dampak luas bagi jamaah.
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 12 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu