Alat Olahraga Buatan RI Diminati Pasar Global

JAKARTA - Pemerintah resmi meluncurkan paket stimulus ekonomi 2025 yang dirancang untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan investasi dan memperluas penciptaan lapangan kerja.
Dalam lima tahun terakhir, Indonesia mencatat surplus perdagangan dari industri alat olahraga. Saat ini, Indonesia berada di peringkat ke-24 dunia dalam kontribusi ekspor alat olahraga.
“Pada tahun 2024, nilai ekspor alat olahraga kita meningkat 4,6 persen dibandingkan tahun 2023. Negara tujuan utama ekspor Indonesia meliputi Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dan Belanda,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangan tertulis, Minggu (21/9/2025).
Agus menjelaskan, berdasarkan data Trademap.org, mayoritas produk alat olahraga yang diekspor Indonesia berupa sarung tangan olahraga, bola golf, joran pancing, bola tiup, serta peralatan senam atau gimnastik dan atletik.
Sementara itu, data Euromonitor dan Ken Research mencatat, nilai pasar domestik produk alat olahraga buatan lokal diperkirakan mencapai Rp 2,3 triliun. Penjualan tertinggi berasal dari perlengkapan sepak bola.
Hal ini menunjukkan bahwa industri olahraga kita memiliki potensi yang besar, namun masih memerlukan kerja keras untuk meningkatkan daya saing dan posisi Indonesia di pasar global. Artinya, industri alat olahraga bukan hanya mendukung sektor ekspor. Tetapi juga menjadi penopang penting penciptaan lapangan kerja di dalam negeri,” ujarnya.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Reni Yanita menambahkan, jika ditilik dari Data Industri Alat Olahraga Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) tahun 2025 dan Direktori Industri Besar Sedang Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, jumlah industri alat olahraga di Indonesia mencapai 128 unit usaha. Total tenaga kerja yang terserap mencapai 15.663 orang.
Jumlah sentra Industri Kecil Menengah (IKM) alat olahraga ada delapan titik yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. “Saat ini sudah mulai berkembang ke Riau, Sumatera Utara, dan Bali,” kata Reni.
Dengan potensi tersebut, lanjut Reni, Kemenperin aktif mendorong ekosistem industri alat olahraga agar semakin melesat dan berdaya saing global.
“Kami ingin terus memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga dapat memainkan peran sebagai produsen utama alat olahraga yang berdaya saing global,” imbuhnya.
Sebagai upaya memperkuat iklim usaha, pemerintah juga menerbitkan regulasi dan kebijakan untuk meningkatkan investasi, ekspor, serta mengoptimalkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Kemenperin turut melakukan pendampingan di sentra IKM, fasilitasi mesin dan peralatan, sertifikasi, hingga promosi dan pameran.
Menurut Reni, pemberlakuan TKDN menjadi instrumen penting untuk memastikan bahan baku, tenaga kerja, dan nilai tambah tetap berada di dalam negeri. Saat ini tercatat 36 pelaku industri alat olahraga dengan produk ber-TKDN, mencakup bola futsal, bola sepak, raket, meja tenis, hingga panel panjat tebing.
Sebaran usaha dengan produk ber-TKDN meliputi 19 usaha di Jawa Barat, delapan di Jawa Tengah, empat di Jawa Timur, dua di DKI Jakarta, dan tiga di Banten.
“TKDN adalah salah satu modal utama untuk menempatkan produk kita di pasar domestik,” tegas Reni.
Rekap data TKDN Kemenperin menunjukkan, terdapat 13 produk olahraga yang memiliki sertifikat TKDN dari 36 pelaku usaha.
Produk tersebut antara lain peralatan atletik, bet pingpong, bola basket, bola futsal, raket, net, shuttlecock, meja pingpong, bola sepak, bola voli, gimnastik, peraga pendidikan, dan catur.
“Kandungan nilai TKDN pada setiap jenis produk tersebut cukup tinggi hingga ada yang mencapai sekitar 66 persen,” ujar Reni.
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Internasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu