TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Musim Banjir, Prof. Tjandra Ingatkan Pentingnya Antisipasi Penyakit Menular

Oleh: Prof Tjandra Yoga Aditama
Sabtu, 08 Oktober 2022 | 08:30 WIB
Prof Tjandra Yoga Aditama
Prof Tjandra Yoga Aditama

JAKARTA - Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama menyoroti fenomena banjir di Ibu Kota dan beberapa daerah lainnya.

Dari sudut penyakit menular, Prof. Tjandra mengingatkan, ada tujuh hal yang harus kita waspadai bersama.

Pertama, penyakit diare yang sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu (personal hygiene).

Pada saat banjir, sumber-sumber air minum masyarakat, terutama sumber air minum dari sumur dangkal, banyak yang ikut tercemar.

Di samping itu, di saat  banjir, juga ada kemungkinan terjadi pengungsian. Fasilitas dan sarana di tempat pengungsian, umumnya terbatas. Termasuk, ketersediaan air bersih.

"Hal itu berpotensi menimbulkan penyakit diare, disertai penularan yang cepat," kata Prof. Tjandra dalam keterangannya, Jumat (7/10).

Terkait hal tersebut, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI /Guru Besar FKUI menyarankan empat kebiasaan hidup sehat. Yakni cuci tangan dengan sabun setiap akan makan/minum serta sehabis buang hajat, membiasakan merebus air minum hingga mendidih setiap hari, menjaga kebersihan lingkungan, hindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal, serta tidak lupa menghubungi segera petugas kesehatan terdekat, bila ada gejala-gejala diare.

Kedua, pada musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti yaitu nyamuk penular penyakit demam dengue. Atau yang biasa kita kenal sebagai Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sebab, pada musim hujan cenderung banyak sampah. Misalnya kaleng bekas, ban bekas serta tempat-tempat tertentu yang terisi air. Hingga terjadi genangan untuk beberapa waktu, yang akhirnya menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk sebagai penular penyakit.

"Jangan lupa gerakan 3M yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat," papar Prof. Tjandra.

Ketiga, penyakit leptospirosis, yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, dan ditularkan melalui kotoran dan air kencing tikus.

Pada musim hujan, terutama saat terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri.

Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia. Kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut.

Seseorang yang mempunyai luka, kemudian bermain/terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran/kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, maka orang tersebut dapat terinfeksi dan akan menjadi jatuh sakit.

Karena itu, Prof. Tjandra mengingatkan pentingnya empat langkah antisipasi sebagai berikut:

1. Menekan dan menghindari adanya tikus yang berkeliaran di sekitar kita, dengan selalu menjaga kebersihan.

2. Menghindari bermain air saat terjadi banjir, terutama jika mempunyai luka.

3. Menggunakan pelindung misalnya sepatu, bila terpaksa harus ke daerah banjir.

4. Segera berobat ke sarana kesehatan, bila merasakan sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil.

Kesempatan, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di musim hujan.

Kelima, peningkatan penyakit kulit, baik berupa infeksi, alergi atau bentuk lain. Kalau musim banjir, maka masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak terjaga baik.

Keenam, penyakit cerna lain, misalnya demam tifoid dan sebagainya.

"Selain keenam penyakit menular tersebut, perlu juga diantisipasi perburukan penyakit kronik yang mungkin memang sudah diderita. Karena adanya penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan," tutur Prof. Tjandra, yang juga pernah menjadi Dirjen Pengendalian Penyakit serta Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo