TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Momen Hari Jantung Sedunia: Kenali Aritmia, Gangguan Irama Jantung Pemicu Risiko Stroke

Reporter: Irawan
Editor: Redaksi
Sabtu, 27 September 2025 | 15:50 WIB
dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP-FIHA, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Eka Hospital BSD saat memberikan materi tentang pengenalan gejala dini aritmia. Foto : Irawan
dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP-FIHA, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Eka Hospital BSD saat memberikan materi tentang pengenalan gejala dini aritmia. Foto : Irawan

BSD – Peringatan Hari Jantung Sedunia menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk lebih mewaspadai kondisi aritmia jantung, gangguan irama detak jantung yang sering kali terabaikan namun berpotensi memicu komplikasi serius, termasuk stroke dan henti jantung mendadak.

 

dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP-FIHA, Spesialis Jantung & Pembuluh Darah dari Eka Hospital BSD, mengingatkan bahwa pengenalan gejala dini dan pengelolaan faktor risiko adalah kunci untuk mencegah bahaya aritmia.

 

Waspadai Detak Jantung Tidak Normal

 

Aritmia merupakan kondisi di mana irama jantung tidak berfungsi normal. Menurut dr. Daniel, gangguan ini dapat bermanifestasi dalam tiga bentuk utama: takikardia (terlalu cepat), bradikardia (terlalu lambat), atau tidak beraturan. 

"Gangguan ini terjadi karena sinyal listrik yang mengendalikan detak jantung tidak berfungsi dengan baik," ujar dr. Daniel.

 

Salah satu jenis aritmia yang paling umum dan patut diwaspadai adalah Fibrilasi Atrium (AFib), yaitu irama jantung yang cepat dan tidak teratur, yang secara signifikan dapat meningkatkan risiko stroke. Selain itu, terdapat pula Ventricular Fibrillation (VFib), irama jantung sangat cepat dan tidak teratur dari bilik bawah jantung, yang merupakan kondisi darurat medis dan dapat menyebabkan henti jantung mendadak.

 

Gejala Sering Dianggap Kelelahan Biasa

 

Gejala awal aritmia kerap diabaikan karena dianggap sepele atau dikaitkan dengan kelelahan biasa. Masyarakat diimbau untuk mewaspadai gejala-gejala berikut:

 

• Jantung berdebar (palpitasi): Merasakan detak jantung yang tiba-tiba cepat, tidak beraturan, atau sensasi jantung "terlompat".

 

• Pusing atau pingsan: Terutama saat jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat.

 

• Nyeri dada, sesak napas, dan kelelahan: Rasa tidak nyaman atau sulit bernapas, bahkan saat melakukan aktivitas fisik ringan.

 

Peran Gaya Hidup dan Penyakit Penyerta

 

Aritmia dapat dipicu oleh gabungan faktor gaya hidup, genetik, dan penyakit penyerta. Faktor risiko yang paling umum mencakup gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi kafein berlebihan, alkohol, merokok, dan stres kronis.

 

Selain itu, riwayat penyakit lain seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, penyakit tiroid, dan penyakit jantung koroner juga meningkatkan risiko seseorang terkena aritmia.

 

Dr. Daniel menegaskan bahwa pengobatan aritmia tidak dapat hanya bergantung pada obat-obatan. "Gaya hidup sehat sangat penting dalam menjaga irama jantung tetap stabil," katanya. Olahraga teratur dan pola makan seimbang (rendah lemak jenuh, gula, dan garam) berperan sinergis dengan pengobatan medis untuk mengontrol gejala.

 

Membedakan Aritmia Ringan dan Berat

 

Tidak semua aritmia berbahaya. Aritmia dibagi menjadi ringan dan berat berdasarkan risikonya. Aritmia ringan, seperti beberapa jenis takikardia yang tidak menimbulkan gejala parah, berbeda jauh dengan aritmia berat seperti VFib.

 

"VFib adalah jenis aritmia yang menyebabkan jantung berhenti memompa darah ke seluruh tubuh, yang dapat mengakibatkan kematian dalam hitungan menit jika tidak ditangani segera," jelas dr. Daniel.

 

Untuk membedakan tingkat keparahan aritmia, diperlukan pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG) dan tes penunjang lainnya oleh dokter spesialis jantung.

 

Mengingat risiko komplikasi yang mengintai, dr. Daniel Tanubudi mengimbau masyarakat agar tidak menunda konsultasi jika mengalami gejala yang mengkhawatirkan. Diagnosis dan penanganan yang tepat sejak dini merupakan kunci utama dalam menjaga kesehatan jantung.

Komentar:
ePaper Edisi 26 September 2025
Berita Populer
01
03
PT PGN Diminta Perluas Jaringan Gas

Pos Banten | 2 hari yang lalu

04
853 PPPK Tahap Dua Dilantik 30 September

TangselCity | 1 hari yang lalu

09
10
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit