TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

LSI Usul Ganjar Capres, Puan Ketum PDIP

Bu Mega, Setuju?

Laporan: AY
Selasa, 11 Oktober 2022 | 09:02 WIB
Lembaga Survei LSI menggelar konferensi pers hasil survei Pasangan Capres - Cawapres paling populer dan prospeknya. (Ist)
Lembaga Survei LSI menggelar konferensi pers hasil survei Pasangan Capres - Cawapres paling populer dan prospeknya. (Ist)

JAKARTA - Ditengah menguatnya pertarungan siapa yang layak jadi capres banteng: apakah Ganjar Pranowo atau Puan Maharani, Lembaga Survei Indonesia (LSI) milik Denny JA kasih usul cerdas.

LSI Denny JA usul: Ganjar dipilih jadi capres PDIP, sementara Puan dijadikan Ketum PDIP. Nah, apakah Megawati Soekarnoputri setuju dengan usul ini? Ini yang sulit ditebak.

Kemarin, LSI Denny JA menggelar konferensi pers hasil survei Oktober 2022. Survei tersebut berjudul “Pasangan Capres-Cawapres Paling Populer dan Prospeknya”.

Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby menilai, PDIP lebih baik berkoalisi dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Dengan demikian, PDIP bisa mencapreskan kadernya sebagai calon presiden.

“Kalau paketnya Prabowo-Puan, maka PDIP hanya mendapatkan cawapres, yaitu cawapresnya Puan. Ini akan jadi problem bagi PDIP,” kata Adjie.

Menurunnya, coattail effect akan dirasakan PDIP jika mengusung kadernya sebagai capres. Begitupun sebaliknya, PDIP bakal kesulitan mengangkat suaranya jika hanya mencalonkan kadernya sebagai cawapres.

“Maka, lebih baik pilihan PDIP adalah bukan cawapres,” tambahnya.

Kalau bukan Puan siapa lagi? Dia bilang, PDIP bisa menjodohkan Ganjar Pranowo dengan Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto. Namun, PDIP mesti merapat terlebih dulu ke KIB. Pun, mendapat persetujuan dari partai yang tergabung di KIB: Golkar, PPP, dan PAN.

"Kalau terjadi koalisi resmi PDIP dengan ketiga partai ini, maka paslon ini akan terwujud. Capres dari PDIP Ganjar Pranowo dan cawapres KIB adalah Airlangga,” urai dia.

PDIP tidak boleh gegabah dengan memaksakan Puan bertunangan dengan Airlangga. Apalagi kalau Puan menjadi capresnya. Sebab, elektabilitas Ketua DPR dan Menko Perekonomian itu, sama-sama rendah.

"Secara elektabilitas, kedua tokoh ini masih kalah jauh dibanding tiga tokoh yang dominan, yaitu Ganjar, Anies, dan Prabowo,” sebutnya.

Untuk itu, sambung Adji, sebaiknya Banteng menjodohkan Ganjar dengan Airlangga. Duet keduanya telah teruji sebagaimana hasil survei LSI terbaru.

“Dari beberapa nama yang kita uji, pasangan Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto adalah pasangan capres cawapres paling populer atau paling disukai,” urai dia.

Lantas bagaimana dengan nasib Puan? Kata dia, Puan bisa menjadi Ketum PDIP. Artinya, PDIP akan tetap menjadi partai yang kuat posisinya. Dikarenakan lagi-lagi kadernya kembali menjadi presiden, sehingga posisi Ketua DPR kembali didapat.

"Seandainya pasangan Ganjar-Airlangga terpilih, maka PDIP bisa lebih kuat. Ganjar akan jadi presiden, kemudian ketua DPR bisa dijabat PDIP lagi, sehingga skenarionya adalah Ganjar presiden, Puan bisa jadi ketum partai sekaligus ketua DPR,” bebernya.

Apakah Mega akan setuju dengan usulan LSI? Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto meminta, masyarakat bersabar. Keputusan capres PDIP sepenuhnya kewenangan Mega.

Yang jelas, saat ini Mega tengah menyiapkan sosok Capres 2024 yang berani mengambil keputusan, mampu membawa Indonesia memimpin bangsa-bangsa di dunia, dan memiliki rekam jejak kuat.

“Dan, tentu saja pemimpin ideologis, pemimpin memiliki kemampuan teknokratis, memiliki rekam jejak sejarah panjang, dan kuat,” terang Hasto.

Dia memperkirakan, capres yang akan diusung partainya akan diumumkan pada Juni 2023. Momen tersebut bertepatan dengan bulan Bung Karno.

“Pak Jokowi dulu diumumkan oleh Bu Mega pada Maret 2014, pemilunya pada bulan Juni, sehingga kalau kita menggunakan analogi itu, kira-kira Juni tahun depan (2023), pas Bulan Bung Karno,” pekik dia.

Ketua Umum Relawan Puan Bersama Wong Cilik (Relawan Publik), Harda Belly menegaskan, pihaknya kekeh mendukung Puan sebagai capres. Tidak pernah ada pikiran mengubah posisi Puan selain capres.

“Terkait dengan hasil survei dengan mengutak atik pasangan, siapapun itu dan lembaga apapun itu, kami tidak mau ambil pusing karena kami pastikan tetap loyal untuk mendukung Ibu Puan sebagai capres,” tegas Belly kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Pengamat politik Dimas Oky Nugroho mensinyalir usulan LSI belum tentu sejalan dengan kemauan PDIP. Mengingat, terdapat berbagai pertimbangan dan variabel politik yang akan diambil menjadi keputusan politik final terkait Pilpres 2024.

“Bukan hanya hasil survei. Situasi politik juga masih sangat dinamis, artinya berbagai kemungkinan dan proses politik masih bisa terjadi selama setahun ke depan,” kata Dimas kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) kemarin. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo