TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Baju Bekas Di Pasar Senen Masih Rame Diburu Warga

Reporter: Farhan
Editor: AY
Selasa, 28 Oktober 2025 | 06:43 WIB
Suasana kios baju bekas di Pasar Senin. Foto : Ist
Suasana kios baju bekas di Pasar Senin. Foto : Ist

JAKARTA - Pasar pakaian bekas (thrifting) di Pasar Senen, nggak ada matinya. Pasar ini masih ramai dikunjungi masyarakat yang berburu pakaian bermerek terkenal dengan harga murah, walaupun bekas.

 

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa berencana melarang perdagangan thrifting. Rencana itu pun mendapatkan dukungan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Bagaimana kondisi pasar thrifting di Pasar Senen saat ini? Ternyata saat Redaksi melihat langsung ke lokasi, peminat baju bekas ini masih rame. 

 

“Boleh, dipilih, dipilih. Kemeja, kemeja,” kalimat seperti itu saling bersahutan, diteriakkan para penjual pakaian bekas di Lantai 4, Blok III, Pasar Senen, Jakarta Pusat. Pasar Senen merupakan surganya para pemburu barang thrifting bermerek terkenal, dengan harga yang relatif murah. Thrifting berasal dari kata thrift yang artinya hemat atau irit. 

 

Dengan alasan hemat itu, bukan hanya warga Jakarta, banyak warga sekitar ibu kota juga ikut berburu pakaian bekas impor di pasar ini. 

 

Pantauan Redaksi pada Sabtu (25/10/2025), sekitar pukul 13.15 Waktu Indonesia Barat (WIB), pasar ini ramai dan bising. Selain teriakan pedagang yang saling bersahutan, untuk menarik perhatian pengunjung, sejumlah pedagang menyetel musik cukup keras. 

 

Seluruh kios di Lantai 4, Blok III, menjual pakaian dan aksesoris bekas impor. Mulai dari kemeja, kaos, celana, jas, jaket, sweater, hoodie, pakaian anak-anak, topi, sepatu, tas, handuk, selimut hingga pakaian dalam wanita seperti bra serta G-string. 

 

Pengunjung Lantai 4 ramai. Mereka memang datang untuk berbelanja. Bukan hanya cuci mata, seperti di mall yang muncul istilah Rojali (rombongan jarang beli), atau Rohana (rombongan hanya nanya). Banyak pengunjung yang menenteng kantong kresek hitam, berisi barang yang telah dibelinya. 

 

Wina, pengunjung yang menenteng dua kantong plastik hitam, membeli kemeja dan hoodie. Dia mengaku sudah sering berbelanja di sini. 

 

Menurutnya, saat akhir pekan, apalagi pada tanggal muda, lantai ini sangat ramai dan barang yang dijajakan pun lebih banyak. “Di sini lengkap, hampir semua outfit ada. Harganya murah dan bisa ditawar,” kata wanita berusia 35 tahun ini. 

 

Wina sadar, barang yang dibelinya bekas dipakai orang lain. Berisiko menularkan penyakit yang diidap pemakai sebelumnya, terutama penyakit kulit. Namun, dia tidak khawatir karena punya trik untuk mengatasinya. 

 

“Sebelum dipakai, saya rendam dulu pakai air mendidih dan deterjen. Setelah itu, dicuci,” beber perempuan yang tinggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan ini. 

 

Wina tidak fanatik merek terkenal tertentu. Dia lebih mementingkan kenyamanan dan kualitas pakaian yang dikenakannya. Namun, menurutnya, pakaian branded lebih enak dipakai. Bahannya berkualitas, sehingga tidak gerah dan nyaman. “Ada harga, ada kualitas,” ucapnya. 

 

Wina mengaku mampu membeli pakaian branded yang baru. Namun, dia memilih nge-thrift lantaran sayang jika membeli pakaian seharga Rp 500 ribu lebih. “Ngapain beli baju mahal-mahal. Kalau saya yang pakai, tidak kelihatan, disangka Rp 100 ribu. Mending uangnya ditabung,” ucapnya. 

 

Ketika disinggung thrifting akan dilarang, Wina tidak setuju. Sebab, selain dibutuhkan, banyak pedagang thrifting akan terkena dampaknya. “Aduh, lagi susah begini. Kasihan pedagang, mau usaha apa?” protesnya. 

 

Selain di lantai 4 Blok III, di Blok I & II Pasar Senen Jaya juga terdapat penjualan thrifting. Lokasinya di lantai dasar. Tempatnya lebih baru, bersih, dan nyaman karena lorongnya lebih luas. Serta terhubung langsung dengan jembatan penyeberangan orang (JPO) Halte Transjakarta Pasar Senen. Namun, harganya lebih mahal dibandingkan di Blok III. 

 

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan, mendukung penuh kebijakan melarang aktivitas thrifting yang disuarakan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. 

 

Untuk itu, Pram meminta Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) dan dinas terkait melakukan pelatihan kepada para pedagang thrifting, untuk berjualan pakaian baru produk dalam negeri. 

 

Pram menyebut, kajian menunjukkan bahwa impor barang bekas yang ditujukan untuk thrifting, dapat mengganggu stabilitas pasar lokal dan industri tekstil domestik. 

 

Thrifting merugikan. Salah satu yang dirugikan adalah grosir di Pasar Tanah Abang, Senen, dan sebagainya,” jelas mantan Sekretaris Kabinet ini, di Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (24/10/2025). 

 

Sebelumnya, Menkeu Purbaya memperingatkan akan menggalakkan lagi larangan impor pakaian bekas dalam karung atau bal. 

 

Namun, lanjut Purbaya, negara rugi jika hanya memenjarakan pelaku dan memusnahkan barang bukti pakaian ilegal. Karena, negara harus menggelontorkan banyak uang guna menjalankan itu. Cara yang lebih efektif, menurutnya, memasukkan pelaku impor pakaian bekas ke dalam daftar hitam importir.

 

Sementara itu, pedagang thrifting Toni berharap, Pemerintah Pusat dan Pemprov DKI mengurungkan rencana larangan ini. Menurut Toni, sejak muncul berita akan ada penertiban thrifting, dia kesulitan mendapatkan stok dagangan. “Susah dapat barang lagi. Mungkin takut ada razia,” kata pria yang biasa membeli pakaian bekas impor dalam karung besar ini. 

 

Ketika disinggung untuk beralih menjual pakaian baru produk lokal, Toni keberatan. Sebab, menurut dia, peminatnya sepi. “Saya jualan mengikuti permintaan pasar,” ucap pria yang mengaku pernah berjualan pakaian baru produk lokal ini. 

 

Jika dipaksakan, Toni khawatir, usahanya malah gulung tikar. Apalagi, saat ini, banyak mall kelas menengah, yang dulunya jualan baju baru lokal, kini beralih menjual pakaian impor bekas. “Cek saja, ada mall yang sekarang jualan thrifting,” ungkapnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit