KUR Perumahan, Ide Besar Rapat Informal Prabowo Di Singapura
KARAWANG - Menteri Perumahan Rakyat (PKP) Maruarar Sirait mengungkapkan, gagasan besar Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan muncul sekitar tiga setengah bulan lalu dalam rapat informal bersama Presiden Prabowo Subianto di Singapura.
Menurutnya, ide ini menjadi tonggak penting dalam membuka peluang baru bagi pelaku UMKM di sektor perumahan.
"Sebagai kepala daerah dibutuhkan terobosan-terobosan. Kami ingin Karawang menjadi contoh berkembangnya UMKM di sektor perumahan," ujar Maruarar saat menghadiri kegiatan di Karawang, Senin (267/10/2025).
Menteri yang akrab disapa Ara itu menegaskan, KUR Perumahan merupakan bentuk nyata keberpihakan negara kepada rakyat kecil, terutama pelaku UMKM yang ingin naik kelas.
Program ini dirancang agar masyarakat berpenghasilan rendah memiliki akses kepemilikan rumah, sekaligus menggerakkan ekonomi daerah melalui keterlibatan usaha lokal.
"Hebat, ibu-ibu di Karawang banyak yang pekerja keras, banyak yang buka usaha di rumahnya. Program ini bisa bantu mereka agar usahanya makin maju dan tempat tinggalnya makin layak," katanya.
Ara juga menyoroti potensi besar Jawa Barat, dalam penyerapan rumah subsidi. Dengan jumlah penduduk yang besar, ia menargetkan 100 ribu unit rumah subsidi dapat terserap di Jawa Barat dari total 350 ribu unit secara nasional.
Saat ini, Kabupaten Karawang menempati peringkat ketiga di Jawa Barat dalam penyerapan rumah subsidi, setelah Bekasi dan Bogor, dengan realisasi sekitar 5.400 unit rumah.
Ia berharap capaian tersebut terus meningkat melalui kolaborasi antara Pemerintah Pusat, daerah, dan pelaku usaha.
Kalau kolaborasi ini terus dijaga, makin banyak masyarakat yang bisa punya rumah layak," ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menilai sektor perumahan memiliki efek berganda terhadap ekonomi daerah, mulai dari menggerakkan toko bangunan, tukang, hingga UMKM sekitar. Namun, ia mengingatkan pentingnya tata ruang yang tepat agar pembangunan tidak menimbulkan masalah baru.
"Kalau perumahan dibangun di tengah sawah tanpa drainase yang baik, akhirnya banjir dan rakyat bisa miskin karena perkakasnya rusak, padahal dibeli dengan kredit," tegas Dedi.
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu





