Hati-Hati Tuberkulosis Bisa Muncul Tanpa Gejala, Tak Ada Batuk-Batuk
SERPONG - Dokter Spesialis Paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Erlina Burhan mengingatkan, diagnosis tuberkulosis (TB) paru dapat muncul tanpa gejala. Seperti batuk, demam, merasa lelah, atau berkeringat di malam hari. Bahkan, berat badan pun stabil.
"Sekarang ini, tahapan tuberkulosis itu memang bermacam-macam. Ada yang hanya terinfeksi, ada kuman di tubuh tapi tidak merasa sakit. Ada juga yang didiagnosis subklinikal TB, dengan gejala ringan tidak terlalu jelas. Bahkan, ada yang asymptomatic atau tanpa gejala," papar Erlina via akun Instagram pribadinya, @erlinaburhan.
Erlina menjelaskan, TB tanpa gejala bisa saja terjadi, jika penderita memiliki sistem imun yang cukup baik.
"Tidak semua TB harus batuk, atau bahkan batuk darah. Bisa jadi, hanya letih-letih sedikit yang mungkin saja tidak dianggap sebagai keluhan," paparnya.
Belakangan ini memang marak kasus TB tanpa gejala. Tapi, begitu paru-parunya di-rontgen, terlihat ada kelainan yang menyerupai TB," imbuh Erlina.
Dengan lebih dari 1 juta kasus dan 125.000 kematian setiap tahunnya, TB menjadi ancaman kesehatan serius masyarakat. Saat ini, Indonesia menempati peringkat kedua kasus TB terbanyak di dunia. Beberapa provinsi di Jawa, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan tercatat sebagai penyumbang kasus tertinggi, masing-masing lebih dari 40.000 kasus.
TB dapat dicegah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mencuci tangan dengan sabun, mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, olahraga secara rutin, memastikan rumah mendapat sinar matahari dan udara segar yang cukup dengan membuka pintu dan jendela setiap pagi agar sirkulasi udara terjaga dengan baik, menggunakan masker saat menjumpai orang dengan gejala TB, serta menerapkan etika batuk yang benar.
Berikut faktor risiko TB, seperti dilansir situs Ayo Sehat Kementerian Kesehatan:
1. Pengetahuan
Pengetahuan berperan sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang, karena perilaku yang baik dapat terbentuk dari pengetahuan yang baik pula.
Seseorang dengan pengetahuan yang kurang baik dan kurangnya informasi kesehatan penyakit TB akan rentan terkena penyakit ini.
2. Umur
Faktor umur menjadi salah satu penyebab TB. Mengingat semakin bertambahnya usia seseorang, semakin menurun pula sistem kekebalan tubuhnya. Hal ini dapat terjadi karena derajat penularan TB bergantung dari jumlah bakteri tuberkulosis dalam dahak seseorang.
3. Perilaku Merokok
Asap rokok sangat berbahaya, karena 5 kali lebih banyak mengandung karbonmonoksida (CO) dan 4 kali lebih banyak mengandung tar dan nikotin. Sehingga, apabila asap ini dihirup oleh perokok pasif, racun dapat masuk ke paru-paru dan mempengaruhi respons kekebalan tubuh. Sehingga, tubuh menjadi rentan terinfeksi bakteri tuberculosis.
4. Kepadatan Hunian
Kepadatan hunian menjadi salah satu penyebab TB. Sebab, hunian yang padat atau jumlah penghuni yang tidak seimbang dengan luas bangunan, dapat mempermudah penularan bakteri Mycobacterium tuberculosis jika terdapat penderita TBC di tempat dengan kepadatan hunian yang tinggi.
Selain itu, karena populasi yang padat maka akan tercipta interaksi yang lebih dengan orang lain. Sehingga, dapat mempercepat penularan bakteri tuberkulosis melalui udara.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 23 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu


