Trauma Ledakan di SMA 72 Perlu Diatasi Sesegera Mungkin
JAKARTA - Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta Pramono Anung mengungkapkan, banyak siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 72, Jakarta Utara, yang mengajukan pindah sekolah setelah insiden ledakan pada Jumat (7/11/2025).
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Rany Mauliani dapat memahami, banyak siswa SMAN 72 yang mengajukan pindah sekolah setelah ledakan itu.
“Ledakan itu tentu menimbulkan tekanan psikologis dan rasa tidak aman bagi sebagian siswa maupun orangtua,” kata Rany kepada Rakyat Merdeka, Kamis (20/11/2025).
Untuk mengatasi masalah ini, Rany meminta Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta melakukan enam langkah. Pertama, melakukan asesmen psikologis dan pendampingan trauma secara sistematis. Yakni, menurunkan tim psikolog sekolah, Puskesmas atau Pusat Layanan Psikologi Pendidikan.
Selain itu, melakukan screening trauma untuk seluruh siswa dan guru, bukan hanya yang terdampak langsung. Kemudian, menyediakan sesi konseling individu, kelompok, setelah insiden,” saran Koordinator Komisi E DPRD DKI ini.
Kedua, menjamin transparansi informasi kepada orangtua. Untuk itu, Disdik harus mengadakan pertemuan tatap muka untuk menjelaskan kronologi, penanganan dan langkah pengamanan yang sudah dan akan dilakukan.
“Komunikasi yang terbuka dapat mereduksi kepanikan dan mengembalikan rasa percaya,” ucapnya.
Ketiga, meningkatkan standar keamanan lingkungan sekolah.
Melakukan audit fasilitas, sistem keamanan dan manajemen risiko di sekolah. Memastikan standar operasional prosedur darurat yang jelas dan simulasi rutin agar siswa merasa lebih terlindungi,” saran politisi Partai Gerindra ini.
Keempat, memberikan pilihan yang bijak bagi orangtua dan siswa. Yakni, dengan mengedepankan pendekatan persuasif dan suportif, bukan memaksa siswa tetap tinggal.
“Namun, sebelum keputusan pindah diambil, pastikan orangtua mendapat gambaran objektif tentang kondisi sekolah setelah penanganan,” pesan Rany.
Kelima, membangun kembali atmosfer sekolah yang aman dan suportif. Antara lain, mengadakan kegiatan pemulihan komunitas. Seperti healing day, kegiatan kebersamaan, atau program pemulihan sekolah.
Tujuannya, memberi ruang bagi siswa untuk mengungkapkan perasaan dan memberikan masukan,” tuturnya.
Keenam, monitoring lanjutan. Mengawasi perkembangan psikologis siswa selama beberapa bulan ke depan. Menyiapkan rencana jangka panjang untuk pencegahan insiden serupa.
“Fokus utama kita memastikan siswa kembali merasa aman, didengar dan didampingi. Pendekatan yang cepat, transparan dan humanis dari Disdik DKI, menjadi kunci meminimalkan trauma serta memulihkan kepercayaan publik,” tandasnya.
Sebelumnya, Pramono Anung mengatakan, banyak siswa SMAN 72 yang ingin pindah. Pramono menyampaikan hal itu usai bertemu Kepala SMAN 72, dalam kunjungan kerja di wilayah Jakarta Utara, Minggu (16/11/2025).
Menurut Pramono, dampak ledakan di lingkungan sekolah ini, ternyata lebih besar dari perkiraannya.
“Di luar dugaan saya, banyak siswa yang minta pindah sekolah,” ujar mantan Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.
Karena itu, Pramono meminta SMAN 72 dan Dinas Pendidikan DKI merumuskan langkah yang tepat, agar dampak ledakan itu tidak berkepanjangan dan tidak mengganggu masa depan para murid.
Di tempat terpisah, Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum (Wadirreskrimum) Polda Metro Jaya AKBP Putu Kholis Aryana memaparkan perkembangan penanganan kasus ini.
Menurutnya, polisi masih memantau kondisi Anak Berkonflik dengan Hukum (ABH) berinisial F, yang diduga sebagai pelaku ledakan bom berdaya ledak rendah ini.
Putu memaparkan, pada Senin (17/11/2025), tim Ditreskrimum Polda Metro Jaya menggelar rapat koordinasi bersama Balai Pemasyarakatan (Bapas), Dinas terkait dan Detasemen Khusus (Densus) 88.
“Dari hasil rapat itu, disusun rencana permintaan keterangan terhadap ABH yang ditargetkan dapat dilaksanakan pada rentang 17-21 November 2025,” terang Putu di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2025).
Kemudian, Tim Ditreskrimum bersama pendamping, termasuk psikolog, mendatangi Rumah Sakit (RS) Polri, Jakarta Timur, untuk bertemu tim dokter yang menangani ABH. Namun hingga Selasa (18/11/2025) pagi, kondisi ABH masih belum stabil.
ABH baru selesai menjalani pemasangan selang makan sehingga dokter Kepolisian belum mengizinkan tim Ditreskrimum mengorek keterangan ABH.
Meski begitu, polisi melanjutkan langkah lain dalam penanganan kasus ini.
“Pendalaman terhadap bukti digital dan barang bukti yang sedang dianalisis Puslabfor, terus berjalan,” tambah Putu.
Selain itu, pemeriksaan saksisaksi serta sejumlah anak lain yang telah dijadwalkan pada pekan ini, juga tetap dilakukan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto mengatakan, polisi telah memeriksa 46 saksi anak berstatus siswa/siswi. Menurutnya, pemeriksaan dilakukan bersamaan dengan kegiatan observasi dari tim Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor).
“Pemeriksaan terhadap ayah dari ABH juga sudah dilakukan,” jelas Budi.
Diketahui, insiden ledakan terjadi di lingkungan SMAN 72, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat (7/11/2025) siang. Total korban akibat peristiwa ledakan tersebut sebanyak 96 orang.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu



