FTSP Universitas Trisakti dan IAAT-ADHIPATI Gelar Sharing Experience “Being an Architectural Engineer on a Global Project”
JAKARTA, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Trisakti bekerja sama dengan Ikatan Alumni Arsitektur Trisakti (IAAT–ADHIPATI) menggelar acara Sharing Experience bertajuk “Being an Architectural Engineer on a Global Project” di Auditorium FTSP lantai 9, Universitas Trisakti, Jakarta, pada Selasa (25/11).
Kegiatan ini diikuti mahasiswa tingkat akhir dan para alumni, serta mendapat dukungan sponsor dari Propan sebagai produsen cat ramah lingkungan.
Acara menghadirkan Retno Sari, Manager Design Engineer di China State Construction Engineering Corporation (CSCEC) sekaligus alumni Arsitektur Trisakti angkatan (ADHIPATI) 99, sebagai pembicara utama. Sesi diskusi dipandu oleh Ary Bastari, alumni (ADHIPATI) 90.
Dalam pemaparannya, Retno Sari menekankan pentingnya mindset global, skillset komprehensif, dan kekuatan mental bagi engineer Indonesia yang ingin berkarier di dunia konstruksi internasional.
“Hari ini saya berbagi pengalaman tentang skillset dan mindset yang harus diterapkan oleh seorang Indonesian engineer. Yang harus dipersiapkan bukan hanya keahlian teknis, tapi juga mental, cara presentasi, komunikasi, serta kemampuan berbahasa. Minimal dua bahasa, kalau bisa tiga bahasa dan harus fluent,” jelas Retno.
Ia menuturkan bahwa tantangan terbesar engineer Indonesia bukan terletak pada kemampuan teknis, melainkan pada standar komunikasi, kepercayaan diri, dan kekuatan karakter.
“Beberapa negara masih mengunderestimate engineer Indonesia. Tapi kita harus merasa equal. Secara kualitas kita tidak kalah. Yang perlu ditingkatkan adalah standarisasi skill dan komunikasi,” tegasnya.
Retno juga mendorong mahasiswa untuk memiliki jiwa nasionalisme, sekalipun bekerja di perusahaan internasional.
“Walaupun kita berkarya di dunia internasional, kita harus tetap punya jiwa nasional. Buka peluang agar sumber daya material dan engineer lokal Indonesia ikut terlibat dalam proyek-proyek global." katanya.

Indonesia Mulai Diperhitungkan di Asia
Retno yang pernah berkarier di Italia, Turki, dan China menegaskan bahwa posisi engineer Indonesia kini semakin diakui.
“Untuk Asia, yang terbaik memang Jepang. Tapi Indonesia sudah berada di posisi tengah dan mulai diperhitungkan. Banyak engineer Indonesia sudah fluent berbahasa Inggris dan bahkan menguasai bahasa ketiga seperti Mandarin atau Jepang,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya penguasaan teknologi desain seperti AutoCAD serta software pendukung industri arsitektur dan konstruksi.
Sementara itu, Alumni Magister Arsitektur Trisakti dan anggota Advisory Board FTSP Trisakti, Wakil Ketua Bidang Kewirausahaan IAAT ADHIPATI, yang juga Director PT Propan Raya, Yuwono Ismanto menyampaikan bahwa acara ini merupakan bagian dari komitmen alumni untuk meningkatkan kualitas lulusan.
Menurutnya, pengalaman Retno Sari di perusahaan asing, termasuk kondisi di mana peran engineer Indonesia masih dianggap lebih rendah perlu menjadi dorongan bagi generasi muda.
“Secara pengetahuan dan teknologi kita tidak kalah. Yang kalah mungkin mental, wawasan, dan kedisiplinan. Itulah yang perlu diperbaiki,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa Retno merupakan contoh nyata alumni Trisakti yang mampu menembus proyek-proyek global.
Dalam kesempatan itu, Yuwono juga menjelaskan terkait teknologi inovasi sebagai cat ramah lingkungan, yang menjadi salah satu komponen penting dalam penerapan bangunan hijau atau eco building. Propan Raya, produsen cat berbasis teknologi Jerman yang konsisten mengembangkan produk ramah lingkungan.
“Propan sudah sejak 2011 mendukung Green Building Council Indonesia. Kami juga bekerja sama dengan Trisakti dalam penelitian dan pelestarian bangunan cagar budaya, serta gerakan bangunan hijau. Propan berkomitmen mendukung perkembangan arsitektur hijau dan pelestarian heritage di Indonesia,” jelas Yuwono.
Ia menambahkan bahwa Propan tidak hanya memproduksi cat ramah lingkungan, tetapi menerapkan konsep green environment pada proses produksi, pengelolaan limbah, hingga pemenuhan standar ISO 9001, 14001, dan 45001.
Propan juga mempresentasikan video mengenai dukungan mereka terhadap gerakan bangunan hijau, efisiensi energi, konservasi air, hingga pemilihan material yang tidak merusak lingkungan.
Acara ini menjadi salah satu wujud kolaborasi antara kampus, alumni, dan industri untuk membekali mahasiswa dengan wawasan yang relevan dengan kebutuhan global.
"Melalui kegiatan ini, mahasiswa tingkat akhir diharapkan mampu memahami tantangan dunia kerja internasional sekaligus mempersiapkan diri sebagai arsitek dan engineer yang kompetitif secara global," tegas Yuwono.
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu









