PSPPI-ITI Dorong Penerapan Etika Keinsinyuran di Industri, Perkuat Karier Profesional Insinyur
SERPONG - Program Studi Profesi Insinyur Institut Teknologi Indonesia (PSPPI-ITI) terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan profesionalisme insinyur Indonesia. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah penyelenggaraan pembinaan “Pemahaman dan Penerapan Etika Keinsinyuran dalam Pengembangan Karier Profesional di Industri” yang melibatkan dosen dan mahasiswa PSPPI-ITI.
Etika keinsinyuran—yang mencakup disiplin, tanggung jawab, kejujuran, hingga integritas—menjadi fondasi penting dalam membentuk perilaku profesional. Budaya kerja yang beretika tidak hanya mencegah terjadinya pelanggaran, tetapi juga meningkatkan produktivitas, loyalitas karyawan, dan kepercayaan publik terhadap perusahaan. Di tengah kompetisi global, penerapan kode etik bahkan menjadi keunggulan strategis untuk mempertahankan daya saing organisasi.
Berbagai tantangan etika masih sering ditemukan di dunia kerja, seperti conflict of interest, kecurangan internal, penyalahgunaan data dan teknologi, perundungan, diskriminasi, hingga pelecehan. Kondisi ini menegaskan pentingnya pembinaan yang terarah dan berkelanjutan.
Hasil riset PSPPI-ITI terhadap 526 mahasiswa Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) menunjukkan bahwa iklim kerja yang kondusif sangat berpengaruh terhadap tekad para insinyur dalam menjalankan kode etik profesinya. Rekomendasi dari penelitian tersebut kemudian diimplementasikan melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dengan dukungan Hibah Internal PRPM ITI.
Lokasi pembinaan pertama dilaksanakan di PT Intermesindo Forging Prima (IMFP), sebuah perusahaan manufaktur hot forging yang memproduksi komponen forging untuk berbagai sektor industri. Perusahaan ini beroperasi di kawasan industri Jatiuwung–Cibodas, Kota Tangerang.
Kegiatan ini dipimpin oleh Ir. Yenny Widianty, MT, IPU, ASEAN Eng sebagai ketua tim, didampingi empat dosen PSPPI yaitu Prof. Ir. Krishna Mochtar, MSCE, PhD, IPU (Ketua Program Studi PSPPI), Ir. Mohammad Haifan, MAgr, IPM, Ir. Syahril Makosim, MSi, IPM, dan Ir. Rulyenzi Rasyid, MKKK, IPM, serta partisipasi aktif mahasiswa PSPPI Program Reguler.
Pembinaan etika tidak hanya dipandang sebagai kewajiban formal, tetapi sebagai investasi jangka panjang. Perusahaan dengan budaya etis yang kuat cenderung memiliki lingkungan kerja yang sehat, berdaya saing tinggi, minim pelanggaran, dan memiliki reputasi positif di mata para pemangku kepentingan.
Menariknya, hasil evaluasi dari PT Intermesindo Forging Prima menunjukkan dampak nyata dari program ini. Perusahaan menyampaikan rencana tindak lanjut berupa penyusunan kebijakan internal yang berfokus pada penguatan budaya etika kerja dan profesionalisme pegawai.
Langkah ini menjadi bukti bahwa pembinaan yang dilakukan PSPPI-ITI tidak sekadar bersifat edukatif, tetapi juga mampu memicu transformasi organisasi.
Keberhasilan tersebut membuka peluang dilaksanakannya kegiatan serupa di berbagai industri lain. PSPPI-ITI berharap gerakan ini dapat memperkuat ekosistem keinsinyuran nasional sehingga para insinyur Indonesia tidak hanya unggul dalam kompetensi teknis, tetapi juga menjadi teladan dalam menjunjung tinggi etika profesi.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
















