Korban Cuaca Ekstrem di Asia Tembus 1.350 Orang, #PrayforSumatera Mendunia
SUMATERA – Rentetan banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat memicu gelombang simpati global. Tagar #PrayforSumatera sejak Minggu (30/11/2025) menggema di X, Instagram, hingga TikTok, sebagai bentuk dukungan dunia terhadap Indonesia.
Bencana besar yang dipicu Siklon Tropis Senyar itu menghantam Sumatera pada 25–27 November dengan curah hujan ekstrem di luar kebiasaan. BNPB mencatat 753 korban jiwa dan 650 orang lainnya masih hilang per Rabu pagi (3/12/2025).
Tidak hanya Indonesia, cuaca ekstrem juga memporakporandakan Sri Lanka, Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Washington Post melaporkan, total korban jiwa di kawasan Asia telah mencapai 1.350 orang.
Dukungan Dunia Mengalir
Ucapan belasungkawa dari berbagai negara mulai berdatangan sejak Minggu (30/11/2025), terutama melalui media sosial.
Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia menulis:
“Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang terdampak banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Pikiran kami bersama masyarakat yang menghadapi musibah ini.”
Postingan itu langsung dibanjiri komentar warganet Indonesia — dari ucapan terima kasih hingga kritik terkait kerusakan lingkungan.
Dukungan serupa datang dari Swedia, Selandia Baru, Jerman, Belgia, Belanda, serta lembaga diplomatik lainnya.
Kedubes Swedia menuliskan:
“Di masa sulit ini, Swedia mendukung rakyat Indonesia dan mendoakan kekuatan bagi semua komunitas.”
Kedubes Swiss memberi apresiasi atas respon cepat BNPB dan pemerintah daerah:
“Kami mengapresiasi kerja tanpa henti untuk membuka akses wilayah terisolasi dan menolong warga.”
Myochin Mitsuru, Kuasa Usaha ad Interim Jepang, juga menyampaikan:
“Saya mendoakan pemulihan cepat bagi para korban dan wilayah terdampak.”
Duta besar dari Polandia dan Jerman pun turut menyampaikan belasungkawa dan menegaskan solidaritas mereka. Hampir seluruh unggahan membawa tagar #PrayforSumatera sebagai simbol kepedulian dunia.
Ancaman Kerusakan Alam dan Fenomena Cuaca
Ilmuwan iklim dari Institut Meteorologi Tropis India, Roxy Mathew Koll, menyebut bencana kali ini dipicu fenomena cuaca ekstrem yang sangat jarang terjadi. Siklon Tropis Senyar terbentuk hanya 5 derajat di atas garis khatulistiwa, lokasi yang biasanya melemahkan siklon.
“Namun, siklon kategori sedang pun kini mampu menghasilkan curah hujan ekstrem dan memicu banjir meluas di sekitar ekuator,” ujarnya.
Koll mencatat setidaknya 16 siklon telah muncul di Samudra Hindia dan Pasifik sejak awal tahun. Namun yang mengagetkan bukan jumlahnya, melainkan tingginya banjir dan longsor yang terjadi.
“Kerusakan alam akibat aktivitas manusia memperparah dampak siklon ini,” tambahnya.
Selain itu, fenomena La Nina memperkuat musim hujan. Angin kuat mendorong massa air hangat ke Asia Timur, memicu peningkatan topan dan badai di kawasan Asia.
Asia Dilanda Krisis Iklim Regional
Serangkaian bencana juga melanda negara-negara Asia lain:
Sri Lanka mengalami bencana terburuk dalam sejarah modernnya.
Presiden Anura Dissanayake menyebut situasinya “lebih buruk dari tsunami 2004.”
Vietnam dihantam 14 topan sepanjang tahun, dengan lebih dari 90 korban jiwa pada November.
Thailand melaporkan 160 korban jiwa dan lebih dari dua juta warga mengungsi.
Filipina dilanda dua topan dalam sepekan pada awal November.
Pemerintah memobilisasi pasukan darurat untuk menghadapi Topan Super Fung-wong pada 9 November, hanya beberapa hari setelah badai lain menewaskan lebih dari 200 orang.
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu


