TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

NATARU

Indeks

Dewan Pers

Sawara Ti Banten Jaga Tradisi Lewat Nada

Melahirkan Delapan Lagu Daerah Bergaung Di Platform Digital Global

Reporter: Nipal
Editor: Redaksi
Selasa, 23 Desember 2025 | 09:15 WIB
Para pelaku seni budaya di Kabupaten Pandeglang, sedang menampilkan seni tarian lokal sambil menyanyikan lagu karya Sawara ti Banten, di Kebon Seni Juhut Haji Ilen, Kabupaten Pandeglang, beberapa waktu lalu.
Para pelaku seni budaya di Kabupaten Pandeglang, sedang menampilkan seni tarian lokal sambil menyanyikan lagu karya Sawara ti Banten, di Kebon Seni Juhut Haji Ilen, Kabupaten Pandeglang, beberapa waktu lalu.

PANDEGLANG - Supaya seni budaya tak ditelan zaman modern, anak muda di Kabupaten Pandeglang telah memprakarsai program “Sawara ti Banten” dengan melahirkan delapan lagu baru berbasis musik daerah.

 

Delapan karya yang tergabung dalam album Sawara ti Banten tersebut, yakni “Suwarga di Tatar Banten” karya Ringkang Gumilang, “Cula Hiji” oleh Gardanawa, “Curug Putri” dari Sanggar Pamanah Rasa, “Ujung Kulon” oleh Ekosistem Boeatan Tjibalioeng, “Karang Bolong” karya Kalimaya Band, “Dayeuh Banten” oleh Mitreka Satata Art, “Pangeran Cisadane” dari Aruum Pramesty Pacul Kustik, serta “Dampu Awang” karya Musi Musik.

 

Bahkan musik daerah dari program Sawara ti Banten yang diprakarsai oleh Moh. Aminuddin atau Ami, dengan dukungan dana Indonesiana dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia tersebut, tengah bergaung atau tersedia di berbagai platform musik digital global.

 

Jelang akhir tahun 2025, khazanah musik daerah Banten yang dimulai sejak Februari 2025 lalu, seluruh proses kreatif dipusatkan di Kebon Seni Juhut Haji Ilen, Kabupaten Pandeglang, yang menjadi ruang kolaborasi para musisi dan pelaku seni lokal.

 

Kata prakasa Sawara ti Banten, Moh. Aminuddin, proses produksi diawali dengan tahapan open call, kurasi karya, hingga workshop komposisi musik yang berlangsung intensif.

 

Seluruh karya kemudian diluncurkan secara resmi pada April 2025 lalu. Album ini dinilai menjadi angin segar bagi perkembangan musik daerah Banten karena menghadirkan standar produksi modern tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisi.

 

Moh. Aminuddin menegaskan, capaian tersebut menjadi langkah awal untuk membangun ekosistem musik daerah yang berkelanjutan. Ia menargetkan, program Sawara ti Banten dapat dilaksanakan secara rutin setiap tahun.

 

“Harapan besar kami, program ini dapat terus menambah khazanah lagu daerah setiap tahunnya. Kami memiliki visi untuk mewujudkan Sawara ti Banten volume 2 dan seri-seri berikutnya,” kata Aminuddin, Senin (22/12).

 

Menurutnya, konsistensi produksi dan regenerasi musisi menjadi kunci agar musik daerah Banten terus berkembang dan memiliki daya saing di era digital.

 

“Saat ini, album Sawara ti Banten telah dapat dinikmati masyarakat melalui berbagai platform streaming musik global, seperti Spotify, Apple Music, YouTube Music, Amazon Music, dan Deezer,” jelasnya.

 

Kehadiran karya-karya tersebut diharapkan dapat memperluas jangkauan musik daerah Banten. “Semoga ini menjadi identitas budaya yang hidup di ruang publik dan destinasi wisata di Banten,” tandasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit