Dinsos Tangsel Kukuhkan Dua Kampung Siaga Bencana, Warga Disiapkan Respon Cepat Hadapi Banjir
PONDOK AREN — Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangerang Selatan mengukuhkan pengurus Kampung Siaga Bencana (KSB) di dua wilayah rawan bencana sebagai bagian dari penguatan kesiapsiagaan masyarakat. Program ini menjadi salah satu prioritas Dinsos Tangsel dalam memperkuat respons cepat penanganan bencana berbasis komunitas.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Tangsel, Yasir Arafat, mengatakan pengukuhan dilakukan terhadap dua Kampung Siaga Bencana yang ditargetkan terbentuk sepanjang tahun ini. Keduanya berada di Kecamatan Pondok Aren, Kelurahan Pondok Kacang Timur dengan nama Kampung Siaga Bencana Karya Bakti, serta di Kecamatan Ciputat, Kelurahan Jombang dengan nama Kampung Siaga Bencana Sigap.
Menurut Yasir, pembentukan Kampung Siaga Bencana sangat penting karena bencana merupakan persoalan bersama yang membutuhkan keterlibatan banyak pihak. Meski pemerintah memiliki tanggung jawab utama, namun dalam praktiknya bencana sering terjadi secara tiba-tiba dan tidak mengenal waktu.
“Ketika bencana terjadi tengah malam misalnya, koordinasi ke pemerintah tentu butuh waktu. Sementara bencana tidak bisa menunggu. Karena itu, sumber daya terdekat dan tercepat adalah masyarakat setempat. Di situlah peran Kampung Siaga Bencana,” ujarnya, Selasa (23/12).
Ia menjelaskan, pembentukan KSB sejalan dengan amanat Permensos Nomor 128 Tahun 2011 yang menegaskan penanganan bencana harus melibatkan berbagai unsur, termasuk masyarakat. Dengan adanya KSB, warga diharapkan mampu melakukan antisipasi sekaligus penanganan awal secara cepat saat bencana terjadi.
Pengurus Kampung Siaga Bencana berasal dari unsur masyarakat dan bersifat relawan. Di dalamnya terdapat anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana), tenaga kesehatan kelurahan, tokoh masyarakat, hingga unsur RT dan RW. Mereka yang terlibat merupakan warga yang telah mengikuti sosialisasi penanganan bencana dan pendirian Kampung Siaga Bencana.
“Ke depan, mereka juga akan kami bekali pelatihan-pelatihan teknis agar kemampuan penanganan bencananya semakin lengkap,” kata Yasir.
Pemilihan Pondok Kacang Timur dan Jombang sebagai lokasi KSB dilakukan berdasarkan hasil pemetaan risiko bencana yang dilaksanakan pada akhir 2024. Pemetaan tersebut melibatkan BPBD, camat, dan lurah, dengan indikator utama jumlah dan intensitas kejadian bencana di masing-masing wilayah.
“Dari hasil pemetaan, Pondok Kacang Timur dan Jombang termasuk wilayah dengan tingkat kejadian bencana, terutama banjir, yang cukup tinggi dibanding wilayah lain. Karena itu kami tetapkan sebagai prioritas awal atau pilot project,” jelasnya.
Yasir menegaskan, idealnya Kampung Siaga Bencana dapat dibentuk di setiap kecamatan atau kelurahan. Namun keterbatasan sumber daya membuat pendirian dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan skala prioritas dan tingkat kerawanan bencana.
Meski bersifat relawan dan belum mendapatkan insentif, pengurus Kampung Siaga Bencana difasilitasi dengan sarana pendukung. Setiap KSB dilengkapi sekretariat serta gudang logistik untuk kebutuhan darurat.
“Gudang logistik ini nantinya akan kami isi dari berbagai sumber, baik dari Kementerian Sosial, provinsi, maupun APBD daerah. Kami juga sudah menjalin komunikasi dengan Kemensos dan mereka siap menurunkan bantuan logistik,” ujarnya.
Selain itu, Dinsos Tangsel juga membuka peluang dukungan dari berbagai pihak, termasuk program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), guna memperkuat fasilitas penanganan bencana di tingkat kampung.
“Harapannya, dengan Kampung Siaga Bencana ini, respons awal saat terjadi bencana bisa jauh lebih cepat, sehingga dampak yang ditimbulkan dapat diminimalkan,” pungkas Yasir.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
NATARU | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 10 jam yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu


