TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Belajar Dari Pandemi Covid-19

Bikin Obat Dan Vaksin Di Dalam Negeri Saja

Laporan: AY
Jumat, 11 November 2022 | 09:31 WIB
Wakil Ketua Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati. (Ist)
Wakil Ketua Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati. (Ist)

JAKARTA - Senayan mendukung pengembangan kemandirian produksi obat, vaksin dan alat kesehatan (Alkes) dalam negeri. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi problem kesehatan di masa mendatang.

Wakil Ketua Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati mengatakan, pandemi Covid-19 menjadi satu pelajaran penting mengembangkan kedokteran lokal. Beri insentif pada industri obat, vaksin, dan alat kesehatan dalam negeri memitigasi risiko kesehatan pada masa yang akan datang.

“Belajar dari pandemi Covid-19, setiap negara awalnya memprioritaskan kepentingan negaranya masing-masing. Maka di sinilah letak pentingnya kemandirian obat, vaksin, dan alat kesehatan produksi anak bangsa,” ucapnya.

Semangat kemandirian tiga hal itu, lanjut dia, sudah diturunkan dalam bentuk Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 16 Tahun 2016. Namun, semua sektor baru berbenah dan bergerak setelah terjadinya pandemi Covid-19 pada medio 2020.

Sehingga, ia mengingatkan jangan lagi ada peraturan tanpa implementasi. Kuncinya adalah keberpihakan dan political will dari Pemerintah.

“Serius atau tidak untuk benar-benar mewu­judkan kemandirian di produksi obat, vaksin, dan alat kesehat­an,” tegas politikus PKS ini.

Kurniasih tidak meragukan kapasitas putra bangsa dalam memproduksi obat, vaksin dan alat kesehatan. Terbukti, selama pandemi lahir beberapa inovasi dan produksi karya anak bangsa seperti antigen, ventilator, USG, rapid test.

"Secara kapasitas kita berani bersaing dan terbukti mampu melakukannya jika diberi kesempatan,” tandasnya.

Kuncinya itu, kata dia, ada pada kemauan dan kesungguhan kuat untuk memberi kesempatan dan insentif bagi pengembangan industri kesehatan karya anak bangsa.

Kemenkes, BPOM, dan Biofarma kudu menuntaskan peta jalan kemandirian obat, vaksin dan alat kesehatan agar bisa mengurangi ketergantungan impor.

Sementara, anggota Komisi IX Rahmad Handoyo meminta pemerintah meningkatkan kem­bali program vaksinasi lengkap setelah kasus Covid-19 meningkat lagi. Mengingat kasus Covid-19 masih ada dan mematikan bagi yang berisiko.

“Sehingga perlindungan diri dari bahaya virus Corona sangat penting. Jangan sampai menganggap Covid-19 tidak berbahaya,” ujar Rahmad dalam keterangannya, kemarin.

Rahmad mengungkap, kenaikan kasus positif Covid-19 periode 4 -8 November 2020 berkisar 2.300 sampai lebih dari 5 ribu pasien. Selain itu, jumlah pasien yang dirawat ada sekitar 27 ribu, sedangkan yang sembuh 20.749 atau 76 persen.

Catatan pentingnya, lanjut dia, adalah lebih dari 32 persen pasien Covid-19 di rumah sakit ternyata belum divaksinasi, termasuk 48 persen dari pasien meninggal.

“Itu besar. Sebanyak 40 persen pasien dengan status berat, sedang, dan kritis ringan belum divaksinasi,” sebut politikus PDIP ini.

Dia mengingatkan kembali ke­pada masyarakat segera mendapatkan vaksinasi booster. Karena fungsi vaksin itu dalam rangka menekan sakit parah, serta angka kematian.

"Terlebih lagi bagi yang belum vaksin dan ini harus jadi perhatian bersama,” kata dia.

Selain itu, Rahmad meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) Covid-19 saat beraktivitas di luar rumah.

Sumber berita rm.id :

https://rm.id/baca-berita/parlemen/148139/belajar-dari-pandemi-covid19-bikin-obat-dan-vaksin-di-dalam-negeri-saja

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo