TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Viral Sekeluarga Tewas Di Jakbar

Mayat Orangtuanya Mengering, Daging Anak Dan Omnya Utuh

Laporan: AY
Minggu, 13 November 2022 | 08:51 WIB
Rumah korban satu korban di daerah Kalideres, Jakarta Barat. (Ist)
Rumah korban satu korban di daerah Kalideres, Jakarta Barat. (Ist)

JAKARTA - Penemuan empat jenazah satu keluarga di sebuah rumah di Perumahan Citra Extension, Kalideres, Jakarta Barat, viral di media sosial.

Polisi masih menyelidiki penyebab kematian satu keluarga yang terdiri atas sepasang suami istri, anak dan adik ipar. Saat ditemukan, mayat orangtuanya mengering, sementara daging anak dan omnya, masih utuh. 

Penemuan mayat ini berasal dari laporan warga yang mencium aroma tak sedap di rumah korban yang ada di Blok AC5 RT 7/7 Kalideres, pada Kamis lalu. Warga kemudian berinisiatif lapor ke polisi.

Polisi yang tiba di lokasi mendapati  pintu pagar dan rumah masih dalam keadaan terkunci. Polisi lalu membobol pagar dan rumah. Saat pintu rumah dibuka, bau menyengat langsung tercium. Di dalam rumah ditemukan empat mayat yang berada di lokasi berbeda. 

Keempat orang itu: bapak berinisial RG (71), anak berinisial DF (42), ibu berinisial RM (66), dan paman berinisial BG (68).

Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian satu keluarga itu. Polisi bersama dokter forensik RS Bhayangkara Polri terus melakukan pendalaman.

Namun, dari hasil pemeriksaan dokter forensik RS Polri diketahui tidak ditemukan luka akibat kekerasan di tubuh korban. Kondisi rumah pun dalam keadaan rapi. Tidak ada yang berantakan. Layaknya rumah tempat tinggal.

Dugaan sementara, korban meninggal karena tidak makan dan minum dalam waktu yang cukup lama. Dugaan tersebut diketahui dari hasil laporan tim forensik yang tidak menemukan sisa makanan di lambung atau usus korban. Keempat jasad diduga sudah lama tak mendapat asupan makanan dan minuman.

"Di lambung para mayat ini tidak ada makanan, otot-otot pun sudah mengecil. Menandakan mayat ini tidak makan dan minum dalam waktu cukup lama," kata Pasma.

Dari hasil olah TKP diketahui tidak ada satu pun stok bahan makanan di rumah tersebut. Di dapur tak terlihat tanda-tanda stok beras, mie instan, minyak, atau air. 

Pasma menambahkan, empat orang ini tewas dalam waktu yang tidak bersamaan. Hal itu diketahui dari perbedaan waktu pembusukan empat jasad.

"Jadi itu dari bapaknya, ibunya, iparnya, semuanya di waktu berbeda meninggalnya, sehingga pembusukannya masing-masing berbeda," jelas dia.

Selain itu, keempatnya tergeletak pada posisi yang berbeda-beda. Bapak ditemukan di ruang kamar bagian belakang, sang paman ditemukan di ruang tamu dalam posisi bersandar di sofa. Sedangkan, posisi jenazah sang ibu dan anaknya, yakni RM dan DF, ditemukan berada di ruang kamar depan.

Untuk memastikan penyebab kematian, lanjut Pasma, dokter RS Bhayangkara Polri akan akan melakukan pemeriksaan dari hati dan organ-organ lainnya.

"Sehingga apa penyebab kematiannya secara spesifik  bisa diketahui," ujarnya. 

Kapolsek Kalideres AKP Syafri Wasdar menambahkan, keempat jasad itu juga diduga telah tewas lebih dari dua pekan. Waktu kematian pun diduga berbeda. Hal itu diketahui dari kondisi pembusukan jenazah yang berbeda. 

Penemuan jenazah satu keluarga ini bikin geger warga perumahan. Tetangga korban bernama Ari mengaku kaget dengan temuan jasad ini. Ia mengaku tak menyangka kalau tetangganya meninggal akibat tak makan.

Kata dia, keluarga tersebut sering terlihat memesan makan lewat online. Terakhir ia melihat tukang antar makanan datang pada Oktober lalu. Ini juga terakhir kali dia melihat aktivitas keluarga tersebut. 

Tetangga korban yang lain, Alvaro mengatakan, tiga dari empat jenazah itu sudah diberi kapur barus bubuk. Diduga, kapur barus itu digunakan untuk memperlambat pembusukan mayat. 

"Jadi tiga orang yang meninggal di dalam sudah dipenuhi kapur barus. Nggak kecium baunya," ungkapnya. 

Tetangga yang lain, Kelvin menggambarkan, kondisi ekonomi keluarga korban termasuk lumayan. Kata dia, keluarga tersebut awalnya memiliki mobil CRV. Tak lama mobil tersebut berganti Brio.

Kemudian mobil Brio pun tak lama menghilang menjadi kendaraan roda dua atau motor. Belakangan motor pun sudah tak terlihat lagi.

Ketua RT setempat, Asiong menyebut, terakhir kali bertemu keluarga korban pada 5 September. Saat itu, korban memiliki tunggakan listrik beberapa bulan dengan tagihan sebesar Rp 300 ribu. Keluarga tersebut sempat bayar, tapi kemudian menunggak lagi.

"Saya bilang ke anaknya tolong diurus jangan sampai diputus. Anaknya bilang iya om, maaf ngerepotin," kata Asiong, menirukan obrolan dengan korban.

Keluarga korban, Ris Astuti (64) meragukan dugaan yang menyebut, saudaranya meninggal  lantaran kelaparan.

Kata dia, kalau benar tak ada makanan, kan mestinya bisa menghubunginya. Selain itu, ia juga menyampaikan, kondisi ekonomi korban dalam kondisi yang cukup.

"Ya sedang-sedang saja, enggak ada keluhan dan sebagainya. Ya, istilahnya standar lah umum," kata dia.

Lebih lanjut ia menuturkan, mendiang adiknya (RM) berjualan kue, sementara sang suami itu bekerja kantoran.

"Tapi dulu, belakangan kita enggak tau ya karena lepas kontak," ungkap Ris, yang mengaku telah lima tahun putus kontak dengan keluarga korban. 

Kasus ini pun jadi sorotan banyak pihak. Salah satunya Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas. Dia mengatakan, kasus kematian di Kalideres ini telah mencoreng wajah semua pihak.

Ia berharap, polisi bisa mengungkap penyebab kematian empat orang dalam kasus ini. Kata dia, dari empat korban, tiga di antaranya sudah berusia lanjut di atas 60 tahun. Dan dari hasil autopsi diduga mereka meninggal karena sudah lama tidak mendapat asupan makanan dan minuman.

"Bila hal ini benar demikian adanya maka tentu saja peristiwa ini tidak hanya mencoreng muka pemerintah yang secara konstitusional memang bertugas dan diamanati untuk melindungi dan mensejahterakan rakyat, tapi juga muka kita bersama tercoreng. Ini karena  menjadi sebuah pertanda kuat bahwa hidup kita saat ini benar-benar sudah sendiri-sendiri dan tidak lagi punya kepedulian yang tinggi  terhadap sesama," papar Anwar, dalam keterangan tertulis, kemarin.

Sumber berita rm.id :

https://rm.id/baca-berita/megapolitan/148406/viral-sekeluarga-tewas-di-jakbar-mayat-orangtuanya-mengering-da

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo