TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Mayoritas Undangan Hadir Dan Capai Kesepakatan

Hajatan Presidensi G20 Indonesia Luar Biasa!

Laporan: AY
Jumat, 18 November 2022 | 09:59 WIB
Menlu Retna Marsudi. (Ist)
Menlu Retna Marsudi. (Ist)

BALI - Indonesia telah menuntaskan rentetan penyelenggaraan G20. Puncaknya, pada 15 dan 16 November berjalan mantap.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengklaim, keketuaan Indonesia dalam gelaran G20 tahun ini sungguh luar biasa, bahkan sudah berjalan lebih dari ekspektasi. Prosesnya dinilai su­dah berjalan extra mile. Kenapa?

“Karena di awal presidensi kita mengatakan ingin membawakan suara negara-negara berkembang dan kita ingin mempresentasikan kerjasama-kerjasama konkrit yang dilakukan oleh negara G20 untuk dunia,” jelas Menlu Retno dalam dalam diskusi virtual yang diadakan oleh Forum Merdeka Barat (FMB) 9, kemarin.

Ia menilai Indonesia sudah sukses dalam menggelar KTT G20. Kesuksesan KTT G20 dapat diukur melalui dua hal.

Yang pertama adalah kehadiran mayoritas para pemimpin negara anggota. Dalam presidensi Indonesia, kehadiran para leaders dari negara anggota sangat tinggi.

Padahal kondisi masing-ma­sing negara saat itu banyak yang sedang tidak baik-baik saja.

“Dalam situasi normal pun tidak semua KTT G20 dihadiri oleh semua negara,” tuturnya.

Tapi saat Indonesia menggelar KTT G20 justru para pimpinan negara hadir ke Indonesia.

Ukuran kedua, tambah Menlu Retno, adalah output dari gelaran KTT G20 tersebut yang berakhir pada deklarasi, yakni nama sebuah dokumen.

"Di penghujung ini tentunya apa dong extra milenya, maka kita lakukan negosiasi terpisah un­tuk apa yang dinamakan G20 Action for Strong and Inklusive Recovery” paparnya.

Terkait isinya dari dokumen ini, tambah Menlu Retno, adalah berupa daftar proyek disebut “concrete deliverables”. Dokumen ini nantinya disajikan untuk dunia.

Dalam daftar proyek ini, terang Menlu Retno, ada yang sifatnya new projects, dukungan untuk existing projects hingga extention dari existing project.

Selain itu, ada juga yang ber­bentuk hibah, capacity building, research development hingga in­vestasi.

“Dan ini untuk pertama kalinya dalam G20 kami berpikir mengenai concrete deliverables. Jadi bukan saja katakanlah yang biasa dua itu yang menjadi uku­ran, bahkan Indonesia sudah berjalan extra mile,” bebernya.

Sementara pada forum yang sama, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins mengapresiasi tema yang diangkat dalam presidensi G20 Indonesia tahun ini yakni “Recover Together, Recover Stronger”.

Menurutnya, tema itu merupakan jargon sekaligus hara­pan yang dibutuhkan dunia saat ini.

Owen mengungkapkan tema ini telah mewakili keprihatinan seluruh negara pasca pandemi Covid-19 yang menghantam negara-negara di dunia dengan banyak aspek kehidupan terdampak.

"Dan saya rasa Indonesia menetapkan jargon tersebut lengkap dengan tiga isu prioritas yaitu transisi energi, transformasi digital dan penguatan infrastruktur kesehatan global, sekali lagi ini sangat tepat karena kita baru saja pulih dari pandemi,” kata Owen.

Dalam kesempatan tersebut, Owen juga menyinggung manfaat G20 bagi hubungan Indonesia dan Inggris.

Menurutnya kedua negara akan mendapatkan keuntungan yang luar biasa banyak dari Presidensi G20 ini.

“Saya rasa kedua negara bisa mendapatkan keuntungan yang luar biasa banyak dari forum G20. Dan seperti pernyataan saya sebelumnya, isu prioritas yang diusung oleh Indonesia adalah juga menjadi stimulus un­tuk meningkatkan perekonomian kedua negara, baik bagi Inggris maupun Indonesia,” tukasnya.

Sementara itu, dalam rentetan acara tersebut juga dibahas masalah lingkungan. Terutama soal sampah yang memang tidak bisa mengan­dalkan peran dari Pemerintah saja.

Dibutuhkan kolaborasi dan komitmen yang kuat dari seluruh elemen masyarakat bahkan di belahan dunia manapun, termasuk oleh para pelestari lingkungan.

Bertepatan dengan momen KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022, para pelestari lingkungan di Bali turut menyuarakan pentingnya memasukkan masalah lingkungan dalam agenda KTT G20.

Dalam Talkshow bertema “Komitmen G20 Mengatasi Perubahan Iklim dan Masalah Lingkungan”, aktivis lingkungan asal Bali sekaligus Penerima Penghargaan CNN Heroes Made Janur Yasa mengatakan, bahwa masalah lingkungan tidak hanya terjadi di Bali, atau Indonesia.

Namun mencakup seluruh dunia. Sebab sebagai manusia setiap hari pasti akan memproduksi sampah tanpa memandang suku, ras, agama, kasta dan negara.

“Sampah adalah masalah kita sebagai masyarakat di bumi. Mudah-mudahan dalam G20 ini ada hasil kongkrit bahwa masalah lingkungan benar-benar menjadi permasalahan yang serius untuk diagendakan dan dilakukan, bu­kan sekadar wacana,” bebernya.

“Dengan adanya G20 ini juga, saya berharap isu lingkungan menjadi agenda penting, teruta­ma dalam mengubah kebiasaan masyarakat,” imbuh Made Janur.

Seperti diketahui, Made Janur adalah inisiator Program Plastic Exchange, melalui wadah ini ia membangun kepedulian warga Bali pada persoalan sampah khususnya sampah plastik.

Yasa berharap program ini akan diadopsi oleh Pemerintah maupun swasta juga masyara­kat luas sehingga seluruh Bali dan seluruh Indonesia dapat berkolaborasi bersama untuk mengatasi masalah lingkungan.

“Melalui Term of EduAksi yakni dengan memberikan pengetahuan dan aksi, diharapkan akan ada kebiasaan menge­lola sampah sendiri, karena kebiasaan itu tidak bisa dihafal, tetapi harus dilakukan terus menerus,” tandas Made Janur. 

Sumber berita rm.id :

https://rm.id/baca-berita/government-action/149212/mayoritas-undangan-hadir-dan-capai-kesepakatan-hajatan-presidensi-g20-indonesia-luar-biasa

Komentar:
Berita Lainnya
Foto : Ist
Kunjungan Ke Jepang, Jokowi Tampil Beda
Sabtu, 16 Desember 2023
Dahlan Iskan
Panas Nyata
Jumat, 15 Desember 2023
Foto : Ist
Terus Kutuk Serangan Israel
Rabu, 22 November 2023
Foto :Setpres
Gencatan Senjata Harus Segera
Senin, 13 November 2023
Foto : Ist
Diungkapkan Jokowi di KTT OKI
Senin, 13 November 2023
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo