TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

NasDem Naik Lagi

Banteng Turun, Tapi Tetap Di Puncak

Laporan: AY
Rabu, 30 November 2022 | 11:56 WIB
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto. (Ist)
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto. (Ist)

JAKARTA - Anies Baswedan efek mulai dirasakan Partai NasDem, usai mendeklarasikan eks Gubernur DKI Jakarta itu sebagai calon presiden.

Perlahan-lahan, elektabilitas partai yang dipimpin Surya Paloh itu mengalami tren kenaikan. Sementara PDIP yang belum umumkan jagoannya untuk 2024, elektabilitasnya mulai turun meski tetap berada di puncak survei.

Fenomena itu tergambar dalam hasil survei Charta Politika yang dirilis, kemarin. Dalam riset bertajuk “Persepsi Publik Terkait Kinerja Pemerintah dan Peta Elektoral Terkini”.

Survei tersebut dilakukan pada 4-12 November 2022 dengan melibatkan 1.220 responden dengan wawancara tata muka. Metode survei dengan multistage random sample. Adapun margin of error dalam survei sebesar 2,83 persen.

Hasilnya, posisi 3 besar elektabilitas partai masih dipegang PDIP, Gerindra dan Golkar. Meskipun berada di 3 besar, kecenderungan elektabilitas ketiganya tak menunjukkan peningkatan yang significan.

“Kalau dilihat dua bulan terakhir bisa dikatakan cendrung mengalami stagnasi,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto dalam paparannya, kemarin.

Bahkan, elektabilitas banteng terus merosot dalam beberapa bulan terakhir. Dari bulan Juni misalnya, PDIP yang sempat mengantongi elektabilitas 24,1 persen turun menjadi 21,4 persen di bulan September. Sementara dari September ke Oktober cenderung stagnan. Hanya naik tipis dari 21,4 persen ke 21,7 persen.

Kendati demikian, partai yang dikomandoi oleh Megawati Soekarnoputri itu masih menyegel posisi puncak elektabilitas.

Menurut Yunarto, naik turunnya elektabilitas PDIP, dipengaruhi oleh kecenderungan parpol dalam menjagokan figur tertentu jelang Pilpres 2024. Sementara hingga saat ini partai berlambang moncong putih itubelum memutuskan siapa jagoannya.

“Nanti kita lihat efek pencalonan presiden ini dari PDIP,” terangnya.

Toto-sapaannya, memaparkan temuan menarik bagi PDIP terkait siapa capres yang bakal diusungnya. Kata dia, PDIP berpotensi ditinggalkan oleh banyak pemilih apabila tidak mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai Capres.

“Sebanyak 31 persen responden pemilih PDIP dan Ganjar Pranowo menyatakan tidak akan memilih PDIP jika Ganjar Pranowo tidak dicalonkan oleh PDIP,” beber Toto.

Kondisi berbeda justru dialami NasDem. Partai yang sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres, kata dia, mulai memanen efek ekor jas yang positif.

Elektabilitas NasDem di bulan Juni sebesar 5,3 persen, sempat turun ke 4,8 persen pada September 2022. Angka tersebut kembali naik di bulan Oktober 2022 sebesar 6,0 persen.

Menurut Toto, angka 6,0 persen yang diraih NasDem termasuk yang tertinggi sepanjang tahun 2022.

“Bisa dispekulasikan, kalau dilihat dari sisi momentum, ada pengaruh positif dari deklarasi Partai Nasdem terhadap Anies Baswedan,” ujarnya.

Apa tanggapan PDIP? Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan, elektabilitas yang dimiliki partainya masih relatif stabil. Di bulan September, elektabilitas PDIP sebesar 21.4 persen dan naik menjadi 21.7 persen.

“Lalu jika dibandingkan dengan lembaga survei lainnya, range PDI Perjuangan berkisar 22 sampai 25 persen. Jadi jadi masih masuk margin of error,” kata Hasto dalam pesan singkatnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno menilai naik-turunnya elektabilitas parpol adalah sesuatu yang wajar pribadi. Pihaknya mencatat, tapi tidak sepenuhnya menjadikan hasil survei tersebut sebagai patokan utama.

“Agenda kami berbeda dengan agenda lembaga survei. Karena kadang-kadang lembaga survei sering juga menjadi konsultan dan persuator politik. Kami juga membaca agenda setting dari lembaga survei,” kata Hendrawan tadi malam.

Menurutnya, temuan survei yang memproyeksikan PDIP akan ditinggalkan oleh pemilihnya jika tidak mengusung Ganjar sebagai capres, juga masih patut dipertanyakan bahkan diragukan. Sehingga rekomendasi dari lembaga survei tidak akan ditelan mentah-mentah.

“Jangan mengajari ikan untuk berenang lah ya... He-he-he,” guyonnya.

Sementara itu, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya bersyukur melihat elektabilitas partainya naik siginifikan usai deklarasi pencapresan Anies. Ia tidak menampik jika naiknya tingkat keterpilihan partainya karena efek ekor jas Anies.

“Kalau itu ada (efek ekor jas) Alhamdulillah wa syukurillah. Berarti kami mulai merasakan buahnya,” kata Willy tadi malam.

Pengamat politik Ray Rangkuti menilai tren peningkatan elektabilitas NasDem efek dari ekor jas pencapresan Anies masih dinamis. Karena dua partai lain belum deklarasi, yakni PKS dan Demokrat.

“Ini belum final, masih jauh. Jangan-jangan nanti akan pindah ke PKS, Demokrat dan lainnya,” kata Ray saat dikonfirmasi. 

Sumber berita rm.id :

https://rm.id/baca-berita/nasional/150986/nasdem-naik-lagi-banteng-turun-tapi-tetap-di-puncak

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo