TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Resmi Jadi Panglima TNI

Yudo Disuruh Sikat Teroris Papua

Laporan: AY
Selasa, 20 Desember 2022 | 12:07 WIB
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono. (Ist)
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono. (Ist)

JAKARTA - Laksamana Yudo Margono kini resmi menjabat sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa. Dengan masa jabatan yang kurang dari 1 tahun, tentunya tugas Yudo cukup berat.

Salah satunya, menyelesaikan sepak terjang para teroris Papua yang sudah banyak melakukan pembunuhan. Bila para teroris Papua itu bisa disikat, maka Yudo dinilai sukses sebagai Panglima TNI. 

Presiden Jokowi resmi melantik Yudo sebagai Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, kemarin. Pelantikan Yudo dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 91 TNI tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima Tentara Nasional Indonesia, yang ditetapkan di Jakarta pada 19 Desember 2022.

Yudo tiba di Istana Negara dengan ditemani istrinya, AKBP Veronica Yulis Prihaya. Yudo hadir dengan mengenakan outfit serba putih yang menjadi seragam kebesaran Korps Angkatan Laut.

Lengkap dengan sederet lencana yang menempel di dada kiri. Yudo akan menjabat sebagai panglima hingga masa pensiun pada November 2023 mendatang. 

Presiden kelima yang juga Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri hadir dalam acara pelantikan tersebut. Selain Mega, hadir juga beberapa tokoh lain seperti Ketua DPR Puan Maharani, Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan sejumlah kepala lembaga negara. 

Jenderal Andika, Kapolri Listyo Sigit Prabowo serta 2 kepala staf angkatan ; KSAD Jenderal Dudung Abdurachman dan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo ikut hadir dan menyaksikan pelantikan tersebut. 

Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Kepres tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Panglima TNI.

Setelah itu, Jokowi lalu mengambil sumpah jabatan terhadap Yudo. Selanjutnya, Yudo dan Jokowi menandatangani surat pelantikan. Mahfud dan Prabowo ditunjuk sebagai saksi dan ikut melakukan tandatangan.

Usai pelantikan dan pemberian selamat kepada Yudo, ruang pelantikan kosong sejenaknya. Beberapa saat kemudian, barulah Jokowi yang didampingi Yudo dan Prabowo memberikan keterangan pers kepada media. Kepada wartawan, Jokowi menyampaikan beberapa pesan kepada Yudo yang baru saja dilantiknya sebagai Panglima TNI. 

Pertama, Jokowi berpesan kepada Yudo untuk menjaga keutuhan NKRI. Kedua, menjaga persatuan dan kesatuan. Ketiga, menjaga nama baik institusi TNI. Keempat, Jokowi meminta TNI menjaga netralitas di tahun politik. Terakhir, barulah Jokowi menyinggung soal Papua.

"Saya kira baik pendekatan humanis baik, pengurangan prajurit TNI di Papua itu baik, tetapi harus tegas di sana KKB selalu berbuat seperti itu, ya tidak akan selesai-selesai masalahnya," kata Jokowi.

Mendapat beberapa pesan dari Jokowi, Yudo menegaskan dirinya siap bekerja keras sesuai intruksi dari presiden.

Termasuk pesan untuk segera menyelesaikan persoalan yang terjadi di Papua. Yudo berjanji, persoalan Papua akan jadi salah satu prioritas yang bakal diselesaikannya di awal tugasnya sebagai Panglima TNI.

“Kunjungan pertama saya nanti adalah Papua. Saya akan meminta masukan dari para prajurit di lapangan, juga dari Pemerintah Daerah, juga dari tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, apa yang seharusnya kita (lakukan)," jawabnya.

Namun strategi apa yang bakal dipakainya untuk menumpas para teroris Papua itu, Yudo tidak menjelaskan secara detail. Namun sesuai perintah Jokowi, kata dia, TNI akan bersikap humanis tapi tetap tegas dalam menghadapi para teroris yang selama ini sudah cukup meresahkan sepak terjangnya.

"Sekarang ini kan operasinya lebih ditonjolkan operasi teritorial, mungkin bukan operasi militer, itu yang perlu digarisbawahi, tentunya tetap tegas kan sesuai hukum yang ada," tegas eks KSAL itu. 

Apakah Yudo bakal berhasil? Anggota Komisi I DPR, Dave Laksono tidak menampik bila persoalan Papua jadi PR alias pekerjaan rumah terbesar bagi Panglima TNI yang baru.

Menurutnya, kesuksesan panglima memimpin TNI salah satunya bisa diukur dengan cara bagaimana menuntaskan teroris Papua. 

"Memang bukan satu-satunya, akan tetapi menjadi salah satu pengukur akan keberhasilan dalam menjalankan tugas," tukas Dave saat dihubungi, kemarin.

Politisi partai Golkar itu yakin Yudo bisa melakukan langkah tersebut. Sebagaimana juga yang telah dilakukan Jenderal Andika Perkasa.

"Performa Laksamana Yudo sejauh ini sangat gemilang, sehingga penugasan ini sudah sesuai dengan target dan harapan Pemerintah," pungkas dia.

Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta mengatakan, ada sejumlah persoalan strategis yang mesti diselesaikan panglima TNI yang baru. Satu di antaranya, Sukamta menambahkan, terkait persoalan keamanan di Papua.

“TNI punya banyak kerjaan strategis. PR lamanya soal Papua,” ucap Sukamta.

Khusus mengenai persoalan Papua, Sukamta menyarankan agar negara memberikan dukungan kebijakan yang memadai untuk gerak langkah TNI di sana. Menurutnya, pola pendekatan yang dilakukan selama ini perlu ditinjau ulang terutama terkait peran dan fungsi TNI dalam menghadapi gangguan keamanan yang dilakukan para teroris lokal tersebut. 

“Ini perlu payung kebijakan politik Negara. Prajurit TNI sudah cukup banyak yang menjadi korban. Sementara karena status para pemberontak hanya disebut sebagai teroris, sehingga yang di depan adalah polisi dan TNI membantu di belakang,” ujarnya. 

Sementara itu, Ketua Badan pengurus Centra Initiative dan Peneliti Senior Imparsial Al Araf sepakat, bila salah satu skala prioritas bagi Panglima TNI adalah masalah Papua. Menurut Al Araf, Panglima TNI baru harus mengubah pendekatan keamanan represif di tanah Papua menjadi persuasif.

"Dengan situasi tersebut, panglima TNI baru harus benar-benar menentukan skala prioritas. Salah satu peningkatan keamanan di Papua. Kedepankan dialog," pungkasnya. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo