TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Bahas Reshuffle

Jokowi Diyakini Tak Akan Undang Paloh

Laporan: AY
Selasa, 10 Januari 2023 | 09:29 WIB
Presiden Jokowi. (Ist)
Presiden Jokowi. (Ist)

JAKARTA - Di tengah isu panas reshuffle, Presiden Jokowi sudah mengundang beberapa ketua umum parpol koalisi untuk ngobrol.

Yang sudah diundang itu adalah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono, dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Lalu, apakah nantinya Jokowi akan manggil Ketua Umum NasDem Surya Paloh? Banyak yang meragukannya.

Sejak NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024, hubungan Jokowi dan Paloh memang renggang. Contohnya, Jokowi tak menghadiri perayaan HUT NasDem dan Paloh tak datang di resepsi pernikahan Kaesang Pangarep. Sedangkan, saat bertemu di acara HUT Golkar, Jokowi menunjukkan gestur menolak diajak rangkulan oleh Paloh.

Meski kondisinya demikian, Ketua DPP NasDem, Irma Suryani Chaniago mengklaim, hubungan Jokowi dan Paloh tidak ada masalah. Masih berteman baik.

"Soal pertemuan kan tergantung kebutuhan Presiden. Saya yakin, komunikasi beliau-beliau lancar meskipun tidak bertemu," ucap Irma, kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) kemarin.

Dia menegaskan, NasDem setia di koalisi pemerintahan. Tidak ada yang berubah. Masih jadi pembantu Jokowi. Dia pun yakin, ke depan, Jokowi dan Paloh akan bertemu lagi.

"Insya Allah tidak ada yang tidak mungkin keduanya masih bisa bertemu. Karena sampai hari ini posisi NasDem masih dalam koalisi," jelas anggota Komisi IX DPR itu.

Ketua DPP NasDem, Effendi Choirie alias Gus Choi, menyampaikan hal serupa. Kata Gus Choi, hubungan keduanya baik. Sekalipun diakuinya ada perbedaan pilihan perihal capres.

"NasDem mencapreskan Anies, sedangkan Pak Jokowi mungkin ingin yang lain. Belum diumumkan terbuka siapa yang dikehendaki. Hanya sinyal," sebut dia.

Dia berharap, Jokowi memahami keputusan NasDem.

"Kita berharap Jokowi bukan turun jadi politisi tapi naik derajat jadi negarawan. Indonesia sudah terjadi inflasi politisi, tapi langka atas kekurangan negarawan," tekan Gus Choi.

Apa keduanya masih bisa bertemu untuk membahas reshuffle? Gus Choi menggeleng.

"Nggak tahu saya. Wallahu 'alam bis shawab," imbuhnya.

Kondisi ini tentu berbeda dengan PDIP dan Gerindra. Jokowi telah bertemu dengan utusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang dipimpin Sekjen Hasto Kristiyanto.

Begitu pula dengan Gerindra. Jokowi sudah bersua dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Sedangkan dengan Paloh, dari semenjak peristiwa di HUT Golkar, keduanya belum lagi bertatap muka.

"Besar kemungkinan ketika NasDem dikeluarkan dari kabinet atau dikurangi jatah menterinya. Yang menggantikannya nanti adalah kader dari PDIP dan Gerindra," ujar Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis, Agung Baskoro, kemarin.

Agung berpandangan, Jokowi tidak perlu lagi meminta saran Paloh untuk merombak pembantunya di jajaran menteri.

"PDIP dan Gerindra kan dianggap solid, makanya diminta masukan objektif keduanya. Beda dengan NasDem. Karena sampai saat ini, utusan dari NasDem belum ada ditemui oleh Presiden Jokowi," terangnya. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo