TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Sudah Kalah 3 Kali, Prabowo Masih Pede Ngebet Jadi King, Bukan King Maker

Oleh: AY/RM.ID
Senin, 27 Juni 2022 | 12:23 WIB
Ketum Gerindra Prabowo Subianto. (Ist)
Ketum Gerindra Prabowo Subianto. (Ist)

JAKARTA- Dari semua tokoh yang muncul, Prabowo Subianto termasuk yang paling punya pengalaman masuk gelanggang Pilpres. Dia sudah 3 kali ikut tanding.

Pertama, menjadi wapres mendampingi Megawati Soekarnoputri, hasilnya kalah. Kedua, menjadi capres berpasangan dengan Hatta Rajasa, hasilnya juga kalah. Ketiga, menjadi capres berpasangan dengan Sandiaga Uno, hasilnya kalah lagi.

Karena sudah 3 kali kalah, ada yang nyaranin, Prabowo tak usah nyapres di 2024. Lebih baik jadi "king maker" saja. Namun, karena pede bakal menang, Prabowo menolak jadi "king maker", dia pengennya jadi "king". Mungkinkah terwujud? Kita lihat saja.

Dalam berbagai survei, elektabilitas Prabowo memang menjanjikan untuk kembali nyapres. Apalagi, dia punya kendaraan politik berupa Partai Gerindra yang memiliki jumlah kursi terbesar ketiga di parlemen. Ditambah lagi, Prabowo didukung kader partainya di setiap daerah.

Namun, untuk Pemilu 2024, usia Prabowo sudah tidak muda lagi, sudah 72 tahun. Ditambah lagi, Prabowo sudah 3 kali ikut Pilpres dan selalu kalah.

Kendati Prabowo sudah sepuh dan pernah kalah 3 kali, Gerindra tetap ngotot kembali mencapreskan Prabowo. Di tiap daerah, muncul terus dukungan agar Prabowo nyapres. Kemarin, Gerindra Kota Medan yang mendeklarasikan Prabowo sebagai capres 2024.

Ketua Gerindra Medan, Ihwan Ritonga menyebut, aspirasi dari tingkat bawah itu kemudian disampaikan kepada perwakilan DPP Partai Gerindra yang hadir. "Hari ini kita melakukan rakorcab. Ada aspirasi dari bawah, kader untuk mendeklarasikan Pak Prabowo sebagai capres. Makanya kita lakukan deklarasi itu," tegas Ihwan, Sabtu (25/6).

Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani menegaskan, Prabowo capres 2024 sudah final. Gerindra tinggal tunggu momentum untuk menggelar deklarasi Prabowo sebagai capres.

Bagaimana peluang Prabowo? Asosiasi Komunikolog Profesional berbicara tentang kans Prabowo di Pilpres 2024. Komunikolog dari Universitas Negeri Jember, Mohammad Iqbal menilai, Prabowo cocok menjadi king maker.

"Sebagai king maker, beliau sudah sangat sukses. Jokowi bisa jadi presiden tidak lepas dari tangan dinginnya, ikut mengusung Jokowi jadi Gubernur Jakarta. Demikian juga, sebentar lagi Anies Baswedan berpotensi jadi presiden. Ini juga tak lepas dari tangan dingin Prabowo mengusungnya jadi gubernur di provinsi paling disorot media tersebut," katanya.

Selain itu, komunikolog Salemba School, Effendi Gazali mengulas tren kemenangan Prabowo secara matematis.

"Berapa persen angka diperoleh Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019? Tentu itu angka berdua, dan ada juga angka masing-masing, tapi kenapa sekarang menjadi turun? Kemungkinan terbesar karena dianggap meninggalkan konstituen, walau tentu bisa juga ada kemungkinan tambahan peminat, tapi secara objektif, memang trennya turun," kata Effendi.

Diakuinya, masih ada waktu dan berbagai upaya untuk menaikkan daya tarik semua kandidat, termasuk Prabowo.

"Namun, koalisi yang digagas juga harusnya menambah peluang, bukan membuat peluang makin kecil," katanya.

Komunikolog Universitas Hasanuddin, Hasrullah mendorong Prabowo mempertimbangkan calon dari kawasan Indonesia Timur apabila berperan sebagai king maker.

"Ketika berperan sebagai king maker, semoga Prabowo mempertimbangkan calon dari kawasan Indonesia timur. Itu sudah merupakan captive-market untuk mendapatkan pemilih," pesannya.

Waketum Gerindra Habiburokhman justru punya pandangan berbeda. Menurutnya, saat ini adalah momentum yang tepat bagi Prabowo memenangkan Pemilu 2024.

Kontestasi pilpres ini ibarat sepak bola. Kata Habib, yang lebih memahami permainan adalah pemain dan pelatih, bukan pengamat. Terlebih, Gerindra punya data lebih lengkap ketimbang pengamat.

"Referensi kami sebagai politikus pasti lebih lengkap dari para pengamat, karena kami ada dan terjun langsung di tengah-tengah masyarakat," cetusnya.

Ia mengklaim, kinerja Prabowo di pemerintahan mendapat tingkat kepuasan cukup tinggi dari masyarakat. Hal itu beriringan dengan ekspektasi masyarakat untuk dipimpin Prabowo sebagai presiden di periode selanjutnya.

Lagi pula, Prabowo dianggap sebagai sosok pemimpin pemersatu bangsa. Mengingat bisa diterima di semua elemen.

"Kalau ada yang bilang kita butuh pemimpin pemersatu bangsa, saya pikir ya Pak Prabowo-lah orangnya," cetus Habib.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengamini, Pemilu 2024 bisa dijadikan Prabowo unjuk kekuatan. Terlebih hingga saat ini belum ada tokoh dominan. Bahkan beberapa yang menonjol sekalipun tidak punya kepastian diusung.

Alasan inilah yang membuat Prabowo ngebet nyapres lagi.

"Dengan situasi itu, masih masuk akal Prabowo masih berhasrat kembali bertarung," ulas Dedi saat dihubungi, tadi malam.

Menurutnya, jika Prabowo duduk sebagai king maker sekalipun, tidak lantas lebih menguntungkan Gerindra dibanding dengan maju sendiri. Gerindra layak percaya diri karena memang posisi mereka berada di situasi yang baik.

Hal itu bisa berubah, jika kemudian tokoh-tokoh parpol yang menonjol di 2024 ada yang jauh melampaui Prabowo. Alasan ini yang dijadikan Gerindra berpikir ulang, alias waktunya Prabowo mengurungkan niatnya jadi capres.

"Sepanjang rivalitas 2024 hanya melibatkan tokoh Parpol yang saat ini mengemuka, maka Prabowo punya peluang besar," pungkas Dedi. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo