TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Partai Ummat Jualan Politik Identitas

Amien Cs Aneh, Tapi Nyata

Laporan: AY
Rabu, 15 Februari 2023 | 08:08 WIB
Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi (tengah) saat memberiksn keterangan pers seusai Rakernas. (Ist)
Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi (tengah) saat memberiksn keterangan pers seusai Rakernas. (Ist)

JAKARTA - Partai Ummat berani tampil beda. Partai besutan Amien Rais Cs ini jualan politik identitas, Islam. Di dunia maya, netizen pro kontra menyikapi ini.

Ketua Umum (Ketum) Partai Ummat Ridho Rahmadi menegaskan, partainya akan mengusung politik identitas Islam dalam menghadapi Pemilu 2024.

Dia mengatakan, tanpa moralitas agama, politik akan kehilangan arah dan terjebak dalam moralitas yang relatif dan etika yang situasional.

“Kami akan lantang mengatakan, ‘Ya, kami Partai Ummat, dan kami adalah politik identitas’,” tegas Ridho dalam pidatonya di pembukaan Rakernas Partai Ummat, Jakarta, Senin (13/2).

Ridho menuding pihak sekuler yang menghendaki dipisahkannya agama dari politik.

“Ini proyek besar sekularisme, yang menghendaki agama dipisah dari semua sendi kehidupan, termasuk politik,” kata dia.

Politik identitas, kata Ridho, meru­pakan politik yang sudah sesuai dengan Pancasila. Dengan fakta itu, menantu Amien Rais ini menyatakan, Partai Ummat akan membangun perjuangannya dari masjid.

Menurutnya, politik gagasan di dalam masjid tidak dilarang, melainkan poli­tik provokasilah yang dilarang untuk dilakukan di masjid. Keduanya sangat berbeda.

Akun @Tedjo_kankenwi mengatakan, Partai Ummat sudah tegas mendeklarasi­kan diri sebagai partai politik identi­tas, sehingga tidak abu-abu.

“Tinggal diuji di Pemilu 2024, apakah masyarakat merespons deklarasi mereka,” katanya.

“Kita lihat saja nanti, kira-kira laku nggak ya jualan Partai Ummat,” kata @Nono_Mulyana.

Menurut @Aldaaulialubis, alat ukur untuk demokrasi yang baik adalah ter­hindar dari penyelenggaraan pemilu yang mengedepankan isu SARA dan politik identitas.

Bagi @Deden_Nurdiansyah, jargon politik identitas Partai Ummat seram. “Apa kontribusi ke rakyat. Ini dagelan politik,” kritiknya.

Menurut @Basuki, bila hanya Partai Ummat yang bilang politik identitas, biarkan saja. Soalnya, masyarakat su­dah tahu identitas Partai Ummat tidak jelas.

“Coba saja, begitu hari H bingung cari identitasnya yang hilang,” katanya.

Yang setuju politik identitas pastilah mantan anggota ormas terlarang Front Pembela Islam (FPI) & Hizbub Tahrir Indonesia (HTI),” ujar @Caturaja.

Akun @hulondalo menilai, agama se­bagai sesuatu yang absolut dan permanen diterapkan pada politik yang kepentin­gannya jangka pendek, kurang pas.

Menurut @Jaya_Sujaya, Partai Ummat malah berpikir mundur dengan mengaku berpolitik identitas seperti Taliban di Afganistan.

“Politik identitas sebagai alat pe­mecah belah bangsa yang berasal dari berbagai macam agama,” ucap @Adityakarma.

Sementara, @munurami setuju dengan politik identitas. Dia bilang, politik iden­titas tidak hanya berkutat dengan agama, bisa pada nilai-nilai keberagaman etika dan budaya.

“Sesungguhnya semua politik ber­main identitas. Seperti Islam, Kristen, Pancasila atau nasionalis,” kata @Oedjang_Sanga.

Akun @Iwan_Permana mengajak pub­lik menghancurkan sekularisme, liberal­isme dan pihak-pihak yang ingin segala sendi kehidupan jauh dari agama.

Kata @Hartono_hw, dengan deklarasi Partai Ummat, rakyat atau calon pemilih sudah tahu sejak awal.

“Suka-suka yang punya partai. Bila memang tidak setuju bisa pilih partai lain. Gitu kok repot dan sewot,” ucap @Daniel_Yusuf. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo