TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Punya Bahan Baku Melimpah

Airlangga Bingung Ekspor Furnitur RI Disalip Thailand

Laporan: AY
Sabtu, 11 Maret 2023 | 12:10 WIB
Menko Ekuin Airlangga Hartarto pada pembukaan IFEX 2023. (Ist)
Menko Ekuin Airlangga Hartarto pada pembukaan IFEX 2023. (Ist)

JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto gemes nilai ekspor furnitur Indonesia masih kalah dengan China dan Thailand. Karena itu, Pemerintah berjanji mengatasi berbagai masalah yang menjadi penghambatnya.

Pemerintah mencanangkan nilai ekspor furnitur mencapai 5 miliar dolar AS, atau Rp 77,3 triliun (Kurs Rp 15.472) pada akhir 2024. Untuk mencapai itu, menurut Airlangga, kinerja ekspor harus dipacu.

“Ekspor furnitur Indonesia saat ini masih kalah dari Viet­nam,” tutur Airlangga saat mem­buka pameran Indonesia Inter­national Furniture Expo (IFEX) 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (9/3).

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, pada tahun 2020 ekspor industri fur­nitur sebesar 1,9 miliar dolar AS, lalu 2021 melonjak 33 persen ke 2,5 miliar dolar AS. Dan 2022, mencapai 3,5 miliar dolar AS.

Berdasarkan realisasi ekspor sejak 2021, dibutuhkan pertum­buhan minimal 13,4 persen per tahun agar target di 2024 terse­but bisa terealisasi.

Untuk mencapai pertumbuhan 5 miliar dolar AS tersebut, kata Airlangga, hal pertama yang harus dilakukan memberikan kemuda­han pengrajin mendapatkan bahan baku. Hal ini tak terlepas kaitan­nya dengan Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK).

Uni Eropa (EU) mensyaratkan sertifikasi dalam bentuk Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) yang meng­haruskan trace ability semua produk kehutanan guna me­mastikan produk tersebut bukan berasal dari hutan ilegal.

Airlangga menyebut, keterse­diaan bahan baku ini merupa­kan permasalahan klasik pada sektor furnitur dan kerajinan yang harus segera diatasi.

Pelaku usaha furnitur yang sebagian besar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) membutuhkan jaminan kemudahan mendapatkan bahan baku. Hal ini perlu dikoordinasikan antara Kemenko Perekonomian dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Kemudian yang kedua, terkait dengan perluasan pasar ekspor.

"Terkait ekspor, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) akan menyusun road­map industri furnitur dan kera­jinan terkait pembiayaan dan strategi agar target ekspor sebesar 5 miliar dolar AS pada 2024 da­pat tercapai,” tegas Airlangga.

Menurutnya, untuk meningkat­kan nilai ekspor tersebut, dibutuh­kan peningkatan kualitas produk furnitur yang dihasilkan.

“Pengusaha harus melaku­kan pemasaran yang tepat agar produk itu bisa dikenal di selu­ruh Indonesia maupun mancane­gara,” kata Airlangga.

Ketua Umum Partai Golkar itu optimistis, industri furnitur Indonesia dapat berkembang ke depannya. Apalagi, Indonesia memiliki bahan baku dan tenaga kerja yang mumpuni.

Airlangga menyebut, saingan besar Indonesia di industri furni­tur dan kerajinan adalah Vietnam dan China.

Dia meminta pengusaha men­jadikan kedua negara tersebut sebagai benchmark atau tolak ukur industri furnitur nasional.

“Tidak ada alasan kita kalah dari China,” tuturnya.

Menurutnya, Indonesia bisa menjadikan Vietnam se­bagai benchmark karena tidak memiliki bahan baku.

“Vietnam yang tidak punya ba­han baku tapi bisa ekspor 18 miliar dolar AS. Jadi minimal di Asia bisa menjadi benchmark kita. Karena dari segi pengrajin kita lebih ung­gul, dari segi ketersediaan bahan baku, kita pun ada, SDMpun kita siap, “ papar Airlangga.

Ketua Presidium Himpu­nan Industri Mebel dan Keraji­nan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur, menargetkan pertumbu­han industri furnitur pada tahun ini mencapai 8 persen. Benua Amerika masih menjadi pasar ekspor utama Indonesia.

“Untuk kejar target nilai ekspor 5 miliar dolar AS pada 2024. Kami siap menyasar pasar-pasar baru seperti India dan Timur Tengah,” ujar Abdul.

Sementara itu, untuk wilayah Eropa, menurutnya, perang Ru­sia Vs Ukraina yang masih ber­langsung, akan berdampak pada industri furnitur dan kerajinan

“Untuk itu, kami masih belum berani mematok target di pasar ini,” tegasnya.

Tinjau Pameran Otomotif

Selain pameran furnitur, Air­langga mengunjungi pameran otmotif, Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2023, di JCC, Senayan, kemarin. Dalam kin­jungan ini, Airlangga didampingi Menteri Perindustrian Agus Gu­miwang Kartasasmita.

Keduanya mengunjungi se­mua peserta pameran. Salah satunya melihat Hyundai STAR­GAZERdan Hyundai IONIQ 5. IONIQ 5 merupakan mobil lis­trik pertama yang diproduksi di dalam negeri, dirakit langsung di pabrik Hyundai di Deltamas, Cikarang.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo