TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Rusia Tuding Barat Sebagai Pemicu Krisis Pangan Global

Di Depan Putin, Jokowi Minta Perang Segera Diakhiri

Oleh: HES/AY
Jumat, 01 Juli 2022 | 08:45 WIB
Seusai pembicaraan empat mata Presiden Joko Widodo dan Presiden Rusia Putin memberikan keterangan pers di Israna Kremlin. (Dok. Reuters via BBC)
Seusai pembicaraan empat mata Presiden Joko Widodo dan Presiden Rusia Putin memberikan keterangan pers di Israna Kremlin. (Dok. Reuters via BBC)

MOSKOW - Presiden Jokowi telah menuntaskan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Istana Maryinsky, Kiev pada Rabu (29/6), dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin Moskow pada hari ini, Kamis (30/6).

Sebagai bagian dari misi perdamaian, untuk menyudahi konflik kedua negara, yang berperang sejak 24 Februari.

Dalam pertemuan penting tersebut, Jokowi senantiasa menegaskan sikap Indonesia, yang menginginkan perang tersebut segera berakhir.

"Meski situasi eksternalq masih sulit, penting bagi kita untuk bergerak menuju penyelesaian dan dialog terbuka. Saya menyerukan kepada semua pemimpin dunia, untuk menghidupkan kembali semangat kerja sama," kata Jokowi, dalam konferensi pers bersama Putin di Moskow, Kamis (30/6), seperti dilansir AFP.

Sementara itu, Putin yang menilai pembicaraan dengan Jokowi bermuatan produktif mengatakan, kesepakatan hari ini akan semakin memperkuat kemitraan Rusia-Indonesia.

Soal krisis pangan global, Putin menyalahkan negara-negara Barat sebagai biang kerok.

"Kami telah berulang kali menekankan, ketidakseimbangan pasar pangan adalah konsekuensi langsung dari kebijakan ekonomi sejumlah negara yang tidak bertanggung jawab, selama bertahun-tahun. Itu belum termasuk emisi yang tidak terkendali dan akumulasi utang tanpa jaminan. Situasinya telah memburuk sejak awal pandemi Corona," bebernya.

Namun, lanjut Putin, negara-negara Barat tidak mau mengakui kesalahan arah ekonomi mereka. Akibatnya, stabilitas produksi pertanian global semakin terganggu.

"Ditambah lagi, negara-negara Barat menerapkan pembatasan pasokan terhadap pupuk Rusia dan Belarusia. Sanksi itulah yang menyulitkan ekspor pangan. Bukan karena invasi Rusia atau blokade pelabuhan Laut Hitam," pungkasnya. (rm id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo