TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Awas, Pasarnya Mulai Terbentuk

Impor Pakaian Bekas Ancam Brand Ternama Di Indonesia

Laporan: AY
Minggu, 19 Maret 2023 | 10:43 WIB
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. (Ist)
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. (Ist)

JAKARTA - Maraknya impor pakaian bekas untuk dijual kembali di Indonesia membuat geram Presiden Jokowi. Pasalnya, kegiatan tersebut akan berdampak tergerusnya industri pakaian di dalam negeri.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, dampak dari kegiatan impor pakaian bekas memang sifatnya jangka panjang, karena saat ini jumlah impornya masih sangat kecil.

“Tapi, kalau kita perhatian, penjualan pakaian bekas ini makin eksis karena pasarnya mulai terbentuk,” kata Tauhid kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) ke­marin.

Kondisi tersebut tidak baik bagi industri pakaian jadi dan industri tekstil nasional secara keseluruhan. Sebab, target pasar di Indonesia sangat luas.

Apalagi, masuknya pakaian bekas dari luar negeri diiringi minat yang besar dari masyarakat. Ini terjadi seiring banyaknya posting konten kreator di media sosial yang mempro­mosikan pakaian bermerek dari luar negeri bisa didapat dengan harga murah di pasar pakaian impor bekas.

“Minat masyarakat belakang ini makin tinggi beli pakaian bekas. Apalagi kalau bisa dapat yang bermerek, meski harganya sudah tidak murah lagi. Bisa di kisaran Rp 50 ribu sampai Rp 300 ribu,” kata Tauhid.

Yang lebih mengkhawatirkan, kata dia, penjualan pakaian bekas ini sudah masuk ke mall-mall dan dijajakan di toko-toko besar.

Jika kondisi ini terjadi terus menerus, akan berdampak pada brand internasional yang mem­punyai pabrik di Indonesia. Karena konsumen memilih ba­rang impor dengan harga yang lebih murah, walau statusnya barang bekas.

“Kerugian yang diakibatkan oleh impor baju dan sepatu bekas bisa sangat besar kalau su­dah mengganggu industrinya,” tegas Tauhid.

Misal, pabriknya bangkrut, akan banyak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), pengangguran meningkat dan banyak efek turunan lainnya.

Menanggapi arahan Presiden Jokowi agar jajarannya menin­dak tegas pelaku impor pakaian bekas, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasas­mita mengatakan, pihaknya akan membentuk tim yang bekerja sama dengan Aparat Penegak Hukum (APH).

Banyak cara bisa dilakukan untuk mencegah masuknya pakaian impor bekas. Salah sua­tunya dengan melakukan sidak ke pusat pakaian bekas,” kata Agus di Jakarta, Rabu (15/3).

Agus mengatakan, isu impor pakaian bekas bukanlah isu sirkular ekonomi atau lingkun­gan, sehingga impor barang be­kas seperti baju maupun sepatu untuk dijual kembali di dalam negeri tidak boleh terjadi.

“Kita harus stop. Kementerian Perindustrian fokus akan hal itu. Di e-commerce juga tidak boleh jualan pakaian bekas,” tegas Agus.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengakui sulitnya mencegah barang bekas impor masuk ke Indonesia.

“Indonesia banyak impor barang bekas. Namun, tidak mudah (mencegahnya). Karena pelabuhan tikus di negeri kita ini sangat banyak. Kita kepulauan, bisa dari Riau, Aceh atau Lam­pung. Belum lagi di Kaliman­tan,” ucap Zulhas di Pekanbaru, Jumat (17/3).

Karenanya, lanjut Zulhas, perlu kerja sama Pemerintah Daerah, Kepolisian, Bea Cukai. Yang paling penting, informasi dari masyarakat terkait adanya perdagangan pakaian bekas im­por di daerah masing-masing.

Kendati begitu, ada pengecualian terkait impor barang bekas. Seperti kapal, pesawat tempur bekas, boleh diimpor.

Sedangkan untuk pakaian, sepatu maupun tas bekas impor, itu berdampak kepada kesehatan dan industri tekstil serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

“Kalau beli barang bekas produk dalam negeri, boleh. Misalnya baju yang sudah kita pakai terus dijual, ya boleh, tapi jangan impor,” pungkas Zulhas. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo