TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Tarhib Ramadhan (2)

Multi Dimensi Puasa

Oleh: Prof. Dr. Nazaruddin Umar
Senin, 20 Maret 2023 | 08:28 WIB
Prof. Dr. Nazaruddin Umar
Prof. Dr. Nazaruddin Umar

CIPUTAT - Puasa dapat didekati di dalam berbagai perspektif. Bukan saja di dalam perspektif agama khususnya agama Islam, tetapi juga dalam dunia sains.

Dalam dunia kedokteran, seseorang akan menjalani general check-up disarankan untuk berpuasa, yakni tidak makan selama kurang lebih 10 jam sebelumnya, untuk membedakan gula darah sebelum dan sesudah makan. Belum lagi anjuran dokter untuk meminta orang-orang tertentu untuk berpuasa atau membatasi makanan tertentu dalam upaya pemulihan kesehatan.

Dalam dunia biologi, ternyata makhluk hidup yang berpuasa bukan hanya manusia, tetapi juga dunia fauna dan flora.

Sekelompok peneliti dari Kebun Binatang London menemukan bahwa ternyata sejumlah binatang di dalamnya juga berpuasa, seperti ayam, unta, biawak, ular, dan lain-lain. Bahkan ular bisa berpuasa hingga empat bulan setelah menelan mangsanya yang besar.

Dengan berpuasa, seekor ular bisa menemukan kulit (sisik) baru lalu membuang sisik lamanya. Ayam juga berpuasa selama menetasi telurnya sehingga tercipta suhu badan yang bisa menetasi telurnya. Ayam yang selalu meninggalkan telurnya sehingga tidak tercipta suhu yang ideal maka telurnya akan membusuk, tidak menghasilkan anak ayam.

Tumbuh-tumbuhan dalam musim tertentu juga harus berpuasa dengan cara melepaskan daunnya saat musim salju tiba. Jika daunya tetap lebat maka tentu dahan-dahannya akan patah karena tidak sanggup menahan beban salju.

Di negara-negara yang mengenal empat musim kita tidak bisa menjumpai banyak jenis tumbuhan seperti di negeri kita karena yang bisa lolos dengan seleksi alam sangat terbatas. Demikian pula jenis tumbuh-tumbuhan dan ikan. Negeri kita yang beriklim tropis kita bisa menemukan berbagai jenis fauna dan flora.

Namun, ia selalu berdoa dengan khusyuk agar dikaruniai keturunan. Akhirnya doanya dikabulkan dan lahirlah seorang putra tampan, cerdas, dan kemudian menjadi nabi.

Akhirnya, ia diminta mewujudkan rasa syukurnya dengan berpuasa untuk bicara selama tiga malam. (Q.S. Maryam/18:2-10).

Ayat ini mengisyaratkan salahsatu sifat utama puasa ialah mengendalikan mulut bukan hanya untuk tidak makan dan tidak minum, tetapi juga untuk tidak banyak bicara.

Kalangan ulama khawas menyerukan kita untuk sesekali berpuasa dalam suasana sunyi senyap untuk mengingat Allah swt, sebagaimana dalam firman-Nya: “Sunyi senyaplah segala suara karena (takut) kepada Allah Yang Maha Pengasih, sehingga tiada Ellah Swt, sebagaimana dalam firman-Nya: “Sunyi senyaplah segala suara karena (takut) kepada Allah Yang Maha Pengasih, sehingga tiada Engkau dengan kecuali suara halus (bunyi telapak kaki)”. (Q.S. Thaha/20:108).

Dalam hadis Nabi juga ditemukan beberapa hadis yang menasehatkan agar kita membatasi diri untuk bicara, apalagi bicara sembarangan.

Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat maka hendaklah berkata dengan baik atau lebih baik diam”.

Seruan dan peringatan Allah SWT dan Rasul-Nya agar manusia membatasi diri untuk bicara, terutama jika yang dibicarakan itu menyangkut aib atau fitnah yang dapat menghancurkan nama baik orang lain, sangat banyak mendapatkan banyak penekanan.

Ini bisa dimaklumi bahwa pembicaraan yang dapat menjadi malapetaka orang lain selalu terjadi di dalam sejarah umat manusia tanpa membedakan etnik dan agama.

Banyak lagi perumpamaan yang amat buruk bagi orang yang tega menghancurkan orang lain melalui fitnah dan tudingan disebutkan di dalam Al-Qur’an:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”. (Q.S. Al-Hujurat/49:12).

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo