Lahan Pertanian Terancam Kekeringan
Awas, Stok Pangan Dalam Negeri Anjlok

JAKARTA - Kemarau ekstrem yang diramal akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan berpotensi menyebabkan produksi pertanian di dalam negeri anjlok. Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) diharapkan dapat mengantisipasi hal tersebut untuk mencegah kenaikan harga pangan.
Kementan terus memantau pasokan pangan untuk mengantisipasi perubahan iklim El Nino (kemarau ekstrem).
“Kita harus melakukan upaya antisipasi perubahan iklim terutama saat kemarau nanti, dengan memanfaatkan infrastruktur air seperti embung dan parit maupun long storage saat kemarau datang,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, kondisi musim kemarau seperti yang sudah diprediksi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) bakal terjadi kemarau yang ekstrem sehingga perlu diwaspadai.
“Kondisi kemarau harus diwaspadai, pada bulan Agustus yang diprediksi menjadi puncak musim kemarau tahun ini,” katanya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan berbagai antisipasi kekeringan.
Antara lain, mendorong petani untuk ikut program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan mengerahkan gerakan serbu El Nino melalui penggunaan pompa air di wilayah-wilayah rentan kekeringan dengan memanfaatkan sumber-sumber air yang ada.
Kementan juga akan terus mendorong percepatan tanam menggunakan alsintan seperti traktor roda 4 dan traktor roda 2.
“Tahun 2023 ini Ditjen PSP sudah menyiapkan alokasi bantuan alat mesin pertanian seperti traktor roda 4 sebanyak 800 unit, traktor roda 2 sebanyak 4.745 unit, dan pompa air 1.900 unit untuk seluruh Indonesia,” jelasnya.
Selain itu, Kementan akan memaksimalkan kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) yang dapat meningkatkan efisiensi aliran irigasi hingga ke lahan sawah. Kemudian, melakukan irigasi perpipaan, irigasi perpompaan, pembangunan embung dan parit yang bertujuan untuk suplai air.
“Tahun 2023 ini, Kementan akan mengalokasikan embung sekitar 500 unit, perpompaan 629 unit, perpipaan 250 unit, RJIT3.213 unit, sebagai salah satu bentuk antisipasi El Nino,” tuturnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengatakan, langkah mengantisipasi fenomena El Nino harus dilihat dari dua sisi, yakni hulu dan hilir.
Dari sisi hulu, perlu peningkatan produksi dengan berbagai cara. Upaya ini menjadi wilayah yang harus ditangani oleh Kementan dan Kementerian Perindustrian. Untuk sisi hilir, melakukan langkah-langkah penguatan stok cadangan pangan.
“Dalam Undang-Undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan sudah jelas disebutkan bahwa Pemerintah harus memiliki cadangan pangan yang kuat, dalam rangka mengantisipasi segala macam ancaman,” kata Ketut.
Ketut menyampaikan, dampak El Nino dapat berimbas pada gejolak harga dan pasokan pangan.
“Dalam rangka menjaga pasokan dan stabilisasi harga, Bapanas telah menetapkan cadangan pangan, khususnya minyak goreng,” katanya. (RM.id)
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 3 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu