TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Banyak RS Hancur Akibat Konflik Berdarah

Dubes Sudan Ngarep Bertemu Menkes BGS

Oleh: Farhan
Kamis, 04 Mei 2023 | 06:26 WIB
Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Yassir Mohamed Ali Mohamed di Jakarta.  Foto : Ist
Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Yassir Mohamed Ali Mohamed di Jakarta. Foto : Ist

JAKARTA - Hingga hari ke-19, konflik antara dua kubu bersenjata di Sudan masih belum usai. Duta Besar (Dubes) Sudan untuk Indonesia, Dr Yassir Mohamed Ali angkat bicara mengenai mirisnya kondisi warga negaranya, dan berharap bantuan kemanusiaan.

Dalam jumpa pers di kediamannya di Jakarta Pusat, kemarin, Dubes Ali mengatakan, uluran tangan dari masyarakat internasional sangat dibutuhkan para wong cilik yang paling parah terdampak konflik antara militer Sudan (Sudanese Armed Forces/SAF) dengan paramiliter Rapid Support Forces (RSF)

Konflik kedua kubu telah menewaskan sekitar 528 orang dan melukai lebih dari 4.200 orang, sejak konflik pecah pada 15 April lalu. Konflik tersebut menyebar ke wilayah Darfur. Sekitar 800.000 orang juga telah mengungsi.

Selain itu, sebagian besar fasilitas kesehatan di Ibu Kota Sudan, Khartoum, lumpuh akibat kehabisan pasokan alat medis dan obat-obatan. Ada juga fasilitas kesehatan dan rumah sakit yang hancur akibat serangan udara dua kubu bertikai.

Untuk itu, kami juga membutuhkan bantuan sejumlah negara. Termasuk Indonesia. Kami sangat butuh bantuan obat dan alat kesehatan lainnya,” ujar Dubes Ali.

Demi mendapatkan bantuan medis dari Indonesia, Dubes Ali mengatakan, pihaknya bakal mengadakan pertemuan dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BGS).

Kami ingin segera melakukan pertemuan. Tapi belum tahu kapan. Harus lihat jadwal Pak Menteri juga,” ujarnya.

Sejauh ini, Sudan juga sudah mendapat bantuan kemanusiaan dari negara tetangga di Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Mesir.

“Oman dan Arab Saudi telah mengirimkan bantuan. Kalau tidak salah, Uni Emirat Arab juga akan memberikan bantuan berupa uang,” sambungnya.

Lebih lanjut Dubes Ali mengatakan, berbagai upaya terus dilakukan untuk mencapai perdamaian antara dua kubu yang bertikai. Ia mengatakan, ada kesepakatan gencatan senjata baru yang dicapai, Selasa (3/5). Gencatan senjata akan berlangsung selama tujuh hari mulai hari ini.

Dubes berharap, upaya gencatan senjata ini dapat segera mendamaikan perang yang berkecamuk di kampung halamannya itu.

Sejauh ini, mayoritas warga negara asing yang berada di Sudan sudah dievakuasi. Dubes Ali menyebut, WNI di Sudan saat ini sudah seluruhnya dievakuasi.

“Saya berharap jika kondisi sudah membaik, mereka bisa kembali lagi ke Sudan untuk menuntaskan studi,” ujarnya, menyinggung bahwa mayoritas WNI di Sudan adalah pelajar.

“Mereka belajar di beberapa universitas di Khartoum. Kami menerima banyak pelajar Indonesia karena universitas kami cukup terkenal di kalangan Indonesia,” sambungnya.

Dia pun mengabarkan bahwa Pemerintah Sudan tengah berupaya memulihkan pelayanan di kampus-kampus yang rusak akibat konflik.

Kami memprediksi situasi dan sekolah dapat berjalan normal kembali. Insya Allah balik normal tiga atau empat bulan lagi buat sekolah,” ujarnya sembari berharap, para pelajar asal Indonesia tidak kapok belajar di Negeri Seribu Piramida itu.

Bukan Perang Sipil

Dubes Ali menekankan, konflik di negaranya bukanlah perang sipil. Tapi konflik dua fraksi angkatan darat. 

Menyinggung upaya penyelesaian konflik, Dubes Ali menyebut, RSF masih tidak mau duduk bersama dengan Pemerintah.

Mereka hanya memiliki dua pilihan antara terus mempersenjatai diri dan menyerah atau mereka harus menghadapi konsekuensinya. Saya menyebutnya sebagai kelompok pemberontak yang melawan seluruh negeri dan mereka ingin merebut kekuasaan dengan paksa karena mereka berusaha membunuh Presiden Sudan,” tegasnya. (RM.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo