TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Bela Jagoannya

Pendukung Capres Mulai Cerewet

Laporan: AY
Kamis, 25 Mei 2023 | 08:01 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Pilpres 2024 mulai terasa riuhnya. Di dunia nyata maupun dunia maya, para pendukung capres mulai cerewet. Dari mulai promosi, menyerang capres lain, hingga sibuk bela jagoannya. Harapan pilpres kali ini bakal adem, bakal sulit terwujud.

Saat ini, memang sudah ada 3 kandidat bakal capres: Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Namun, ketiganya belum resmi sebagai capres. Sebab, KPU sebagai penyelenggara juga belum resmi membuka pendaftaran bagi pasangan capres-cawapres.

Meskipun belum resmi, survei elektabilitas capres yang dilakukan berbagai lembaga saat ini sudah mengerucut pada 3 nama itu. Biasanya, usai survei dibeberin ke publik, para pendukung sibuk membela jagoannya, sekaligus menyerang jagoan yang lain. Saling serang, saling bela sudah jadi pemandangan biasa.

Terbaru, survei yang dilakukan Litbang Kompas per Mei 2023. Dalam survei tersebut, Ganjar yang biasanya jadi langganan jawara berhasil disalip Prabowo. Ganjar mendapat 22,8 persen, Prabowo lebih unggul dengan 24,5 persen. Sedangkan Anies tertinggal jauh dengan 13,6 persen.

"Suara untuk Prabowo meningkat signifikan, yaitu 6,4 persen, dari sebelumnya 18,1 persen pada Januari 2023 dan menjadikan elektabilitasnya berada di posisi teratas," demikian penjelasan dari hasil survei Litbang Kompas.

Padahal, sejak Oktober 2022 hingga Januari 2023, Ganjar berhasil nyalip Prabowo dengan menempati posisi teratas. Namun, di survei terbaru ini, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu malah merosot 2,5 persen dari Januari 2023 yang mendapat elektabilitas 25,3 persen.

Penyebab anjloknya suara Ganjar diduga masih terkait dengan penolakannya terhadap keikutsertasn Timnas Israel main di Piala Dunia U-20 yang akan berlangsung di Indonesia. Sementara Prabowo diuntungkan dari migrasi pemilih Jokowi pada Pilpres 2019. Sedangkan Anies nyaris tak berubah dari survei Januari 2023 yakni sebesar 13,1 persen, hanya naik 0,5 persen.

Survei Litbang Kompas dilakukan dengan cara wawancara tatap muka pada 29 April-10 Mei 2023. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi. Tingkat kepercayaan survei Litbang Kompas menggunakan metode ini yakni 95 persen. Margin of error kurang lebih 2,83 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Kemenangan Prabowo juga dirilis lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Mantan Danjen Kopassus itu unggul dibanding Ganjar dan Anies.

"Dari 3 nama capres itu yang telah memenuhi ambang batas minimal untuk lolos putaran kedua adalah capres Prabowo Subianto dengan angka 33,9 persen," sebut Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfarady.

Mendengar hal ini, PDIP bereaksi. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto meragukan hasil survei LSI Denny JA. Alasannya, banyak lembaga survei lain, justru menempatkan Ganjar pada posisi teratas meninggalkan jauh Prabowo dan Anies.

"Maka, survei itu ya paling adil mengumumkan terlebih dahulu pendanaannya dari mana? Apakah ada kepentingan-kepentingan politik?” tanya Hasto di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Senin (22/5).

Berdasarkan pengalaman Pemilu sebelumnya, ungkap dia, banyak lembaga survei menjadi konsultan politik dari calon tertentu. "Nah, ini kami juga pernah bekerja sama dengan Pak Denny JA pada tahun 2009, tiba-tiba beliau mengumumkan elektoral PDIP 33 persen,” aku Hasto.

Sedangkan Gerindra tidak heran Prabowo unggul. Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan masyarakat sudah cerdas dalam memilih. Pilihan masyarakat jatuh kepada sosok yang rajin membaca seperti Prabowo.

Tak hanya itu, Hashim menyatakan status Prabowo sebagai bos Gerindra tak membuatnya menjadi petugas partai. Setelah itu, Hashim menyentil pesaing Prabowo yang ditengarai doyan menonton tayangan porno.

Tidak menyesal dan menarik pernyataannya, kesimpulannya dia suka bokep (film porno)," sebut Hashim kepada awak media di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (20/5).

Hashim juga menyebut Prabowo bukan capres yang anti sepak bola dan olahraga. Ia lalu menyentil lawan Prabowo sebagai capres anti sepak bola karena membatalkan perhelatan sepak bola terbesar di dunia.

"Kapan lagi Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia," tekan bos Arsari Group itu.

Meskipun tak menyebut nama, jelas sindiran Hashim ditembakkan pada Ganjar. Bacapres dari PDIP itu selama ini memang kerap diserang dengan penolakannya akan Timnas Israel hingga pernyataan lama soal nonton bokep.

Namun, sebelum Hashim menyentil Ganjar, PDIP lebih dulu meledek Prabowo. Politisi banteng, Adian Napitupulu sempat menyindir Prabowo bukan lawan yang sepadan buat Ganjar. Karena selama beberapa kali Pilpres, Prabowo tidak pernah menang.

"Bagaimana ya, bagaimana kita mau takut atau kita khawatir, kalau melawan Prabowo yang berkali-kali kalah. Prabowo belum pernah punya pengalaman menang, pengalamannya kalah terus," ejek Adian.

Makanya, dia sesumbar merasa di atas angin jika Ganjar harus melawan Prabowo. Anggota DPR itu berharap di Pilpres nanti, Ganjar bakal mendapat lawan selain Prabowo, biar lebih seimbang.

"Sebenarnya nggak menyenangkan buat kita bertanding dengan orang yang berkali-kali kalah. Kayaknya bagaimana gitu, enggak asyik gitu loh," sambung Adian.

Diketahui, Prabowo sudah ikut Pilpres sejak tahun 2009. Saat itu, Prabowo jadi pendampingnya Megawati Soekarnoputri melawan pasangan SBY-Boediono dan Jusuf Kalla-Wiranto. Meskipun di nomor 2, pasangan Mega-Prabowo terpaut jauh dari SBY-Boediono yang meraih lebih dari 50 persen suara.

Prabowo kembali mencari keuntungan dengan maju sebagai capres berpasangan dengan Hatta Rajasa di Pilpres 2014. Hasilnya, Prabowo keok melawan Jokowi-Jusuf Kalla.

Belum kapok, Prabowo kembali maju di Pilpres 2019 dengan menggandeng Sandiaga Uno. Namun, usaha itu gagal lagi. Prabowo kembali kalah dari Jokowi yang berpasangan dengan Kiai Ma'ruf Amin.

Kini, setelah 3 kali kalah di Pilpres, Menteri Pertahanan itu memastikan akan kembali nyapres. Dua partai, Gerindra dan PKB sudah berkoalisi untuk mendukung Prabowo nyapres.

Pengamat politik dari Universitas Airlangga Prof Kacung Marijan menilai saling mengomentari lawan merupakan hal biasa. Termasuk yang berkaitan dengan karakter pribadi.

"Namun untuk menjaga persaingan yang lebih sehat, lebih baik fokus daripada cerewet gagasan. Sedangkan terkait karakter negatif masing-masing calon, sedapat mungkin ditekan," ujar Prof Kacung, kemarin.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah berharap saling ejek dan saling serang cukup di level pendukung saja. Para kontestan yang akan bertarung tidak usah ikut-ikutan cerewet meledek lawan politiknya.

"Situasi cerewet maklum dalam mengantarkan kontestasi politik elektoral, tetapi itu tidak banyak berdampak pada pemilih secara signifikan," pungkas Dedi, kemarin. (RM.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo