TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Pilpres Masih 9 Bulan Lagi, Banyak Yang Bisa Berubah

Laporan: AY
Kamis, 25 Mei 2023 | 09:31 WIB
Konferensi pers dari LSI Denny JA. Foto ; Ist
Konferensi pers dari LSI Denny JA. Foto ; Ist

JAKARTA - Fenomena melorotnya elektabilitas Gubernur Jawa Tengah,Ganjar Pranowo di bursa Capres 2024 salah satunyaakibat label petugas partai yang melekat dari PDI Perjuangan. Ini diungkap Denny Januar Ali, pendiri lembagasurvei Lingkaran Survei Indonesia (LS) Denny JA.

“Satu sebab lain adalah label Ganjar selaku petugas partai,” katanya, melalui keterangan tertulis, kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup) kemarin.

Seperti diketahui, istilah petugas partai melekat terhadap selu­ruh skuad jagoan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di kontestasi Pemilu. Istilah ini, populer pada dua Pemilu lalu melalui penegasan, Joko Widodo adalah petugas partai.

Denny menilai, sikap Banteng yang menyatakan capres sebagai petugas partai itu sedikit benarnya, dan banyak salahnya. Sedikit benar, karena capres se­cara teknis diajukan partai atau koalisi partai. Hal ini, tertuang melalui aturan main Presidential Threshold 20 persen kursi di DPR-RI. “Aturannya memang seperti itu. Tapi itu tak berarti presiden itu petugas partai,” terangnya.

Denny JA ini menjelaskan, istilah petugas partai menjadi salah karena menyiratkan sang capres yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia, terkesan menjadi bawahan se­buah partai politik.

Asumsinya, stempel petugas partai ini memberikan kesan, pemberi tugas dalam hal ini par­tai politik memiliki posisi lebih tinggi dibandingkan yang ditu­gaskan. Yaitu, capres yang kelak menjadi presiden. Pemimpin nasional. “Padahal, partai poli­tik posisinya tidak lebih tinggi dibandingkan dengan lembaga presiden, dan presidennya. Tak ada di dalam konstitusi, tak ada di dalam tradisi politik yang sehat bahwa presiden harus bertanggung jawab kepada par­tainya,” jelasnya.

Ketua Esoterika Forum Spiritualitas ini mengutip pernyataanmantan Presiden Amerika Serikat, John F Kennedy. “Ketika Saya menjadi presiden, loyalitas Saya berhenti kepada partai karena beralih kepada negara,” sebutnya.

Intinya, ketika menjalankan pemerintahan dan mengambil keputusan sehari-hari, seorang presiden tak harus direstui dulu oleh ketua umum partainya. Baginya, istilah petugas partai itu mereduksi atau merendah­kan lembaga presiden. “Itulah sebabnya PDI Perjuangan ketika menyatakan Capres Ganjar petu­gas partai, bahkan sebelumnya Presiden Jokowi sebagai petugas partai, menjadi olok-olok di

 ruang publik,” sebutnya.

Kelakarnya, status petugas partai yang disematkan kepada Ganjar ini memosisikan­nya di bawah dua kandidat Capres 2024 lainnya. Yaitu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang menjabat sebagai pendiri dan Ketua Umum Partai Gerindra. “Bahkan dibanding­kan dengan Anies Baswedan,” kelakarnya.

Anies, merupakan tokoh non­parpol yang mendapatkan du­kungan resmi Partai Demokrat, NasDem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berada di dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). “Pilpres masih sembilan bulan lagi. Banyak hal masih mungkin berubah. Jika publik semakin tersadar Indonesia kini memerlukan pemimpin yang kuat, dan kes­adaran itu meluas, capres yang menjadi petugas partai akan semakin tidak populer,” pung­kasnya.

Seperti diketahui, elektabilitas Ganjar melorot di tiga lembaga survei terkini. Jajak pendapat Litbang Kompas yang digelar 29 April-10 Mei 2023 itu menempatkan Prabowo Subianto di posisi puncak dengan elektabili­tas 24,5 persen, diikuti Ganjar Pranowo 22,8 persen, dan Anies Baswedan 13,6

Lebih dahulu, LSI Denny JA menyimpulkan elektabilitas Ganjar mengalami turun naik di sejumlah survei bursa Capres 2024. Di Januari 2023, Ganjar menempati posisi puncak denganelektabilitas sebesar 37,8 persen.

Namun, di bulan Mei 2023, angkanya menurun menjadi 31,9 persen. Ganjar turun tingkat dari posisi pertama menjadi kedua. Disalip Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang menempati urutan pertama dengan angka 33,9 persen.

Sementara, survei Indikator Politik Indonesia di medio 30 April-5 Mei 2023 menempatkan Ganjar di posisi kedua dengan elektabilitas sebesar 34,4 persen. Kalah tipis dari Prabowo yang bertengger di posisi puncak dengan angka 34,8 persen. (RM.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo