TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Dikunjungi Capres, Elite Partai Sampai Konglomerat

Gibran Namanya Jadi Besar

Laporan: AY
Minggu, 28 Mei 2023 | 10:03 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA Dua tahun menjabat sebagai Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka perlahan menjadi sosok yang mempunyai pengaruh besar di panggung politik nasional. Putra sulung Presiden Jokowi ini didekati para calon presiden, ditemui para elite politik, dicari pengusaha hingga para duta besar. Perlahan, nama Gibran pun menjadi besar.

Besarnya pengaruh Gibran dalam kancah politik Tanah Air itu, terlihat dalam beberapa waktu terakhir. Gibran seolah menjadi magnet bagi para capres. Dalam sepekan, Gibran kedatangan dua capres. Capres yang pertama menemuinya adalah capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto. Empat hari berselang, Gibran didekati capres dari PDIP, Ganjar Pranowo. Gibran mungkin satu-satunya kepala daerah yang didekati para capres.

Bahkan, pertemuan Gibran dengan Prabowo bikin heboh dan panas politik nasional. Sampai-sampai, DPP PDIP, perlu memanggil Gibran ke Jakarta untuk diberikan nasihat. PDIP, partai tempat Gibran bernaung, khawatir kalau-kalau Gibran merapat ke Prabowo.

Selain politisi, sejumlah konglomerat terpantau pernah bertamu ke rumah dinasnya di Loji Gandrung. Sebut saja misalnya pendiri Mayapada Group Dato Sri Tahir, dan Bos Hyundai asal Korea Selatan yaitu CEO Hyundai Motor Asia Pacific HQ Lee Young Tack dan COO Hyundai Motor Asia Pacific HQ Lee Kang Hyun.

Sejumlah Duta Besar negara sahabat juga tampaknya perlu mengadakan pertemuan khusus dengan Gibran untuk membuka peluang kerja sama. Beberapa Duta Besar yang menemui Gibran yaitu Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang yang datang ke Solo pertengahan Mei lalu.

Sebelumnya Gibran dikunjungi Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Indonesia Abdulla Salem Al-Daheri. Al-Daheri termasuk dubes yang sering bertemu Gibran sejak UEA memberikan hibah Masjid Sheikh Zayed. Selain Masjid Sheikh Zayed, UEA memberikan hibah 15 juta dolar AS, dan berencana memberikan hibah rumah sakit untuk Kota Solo. Awal tahun lalu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins juga berkunjung ke Loji Gandrung.

Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto tampaknya paham betul seberapa besar pengaruh Gibran dalam peta politik Tanah Air. Kata dia, ayah Jan Ethes itu punya peluang menjadi cawapres jika syarat batas usia capres-cawapres yang sedang digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK) dikabulkan hakim.

Dalam UU Pemilu, syarat usia capres-cawapres adalah 40 tahun. Saat ini, pasal tersebut sedang digugat ke MK antara lain oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Karena syarat tersebut, Gibran tak bisa diusung jadi cawapres karena usianya masih 35 tahun.

Saya kira nanti (kalau gugatan tersebut dikabulkan) akan ada banyak kejutan. Nah ini harus dipahami sebagai peristiwa politik tidak biasa,” kata Yandri, kemarin.

Yandri menilai, gugatan itu tak datang tiba-tiba begit saja. Pasti ada maksud di belakangnya. Ia lalu menyinggung soal sosok Gibran dan peluangnya menjadi cawapres. “Menurut pandangan saya akan ada kejutan politik. Gibran itu berpeluang juga untuk diusung sebagai cawapres. Kita tunggu saja,” ungkapnya.

Besarnya pengaruh Gibran ini diakui juga oleh Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun. Dia mengibaratkan Gibran itu seperti gula. Alhasil, banyak semut yang mendatangi Gibran.

Nah, kata menurut dia, semut-semut yang mendatangi Gibran ini ada yang berniat baik ada juga yang mau menjerumuskan. Karena itu, ia mewanti-wanti Gibran agar pintar menjaga diri. Nasihat tersebut disampaikan Komaruddin saat menerima Gibran di DPP PDIP, Jakarta Senin, lalu.

Kenapa Gibran menjadi magnet bagi para capres? Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno mengatakan, posisi Gibran saat ini bukan hanya sebagai Wali Kota Solo, tapi juga sebagai putra sulung Jokowi yang menjabat sebagai presiden dua periode. Karena itu wajar kalau Gibran punya pengaruh besar di dunia politik sehingga didekati para capres.

Kata dia, banyak kepala daerah yang berprestasi dan cukup baik. Namun, nyaris tidak pernah dikunjungi atau diajak bersilaturahmi dengan Prabowo atau Ganjar.

Berbeda dengan Gibran, yang seperti didekati para capres. “Karena wajah Gibran itu adalah wajah lain dari Jokowi. Karena itu aktivitas Gibran dan arah politiknya akan dianggap sebagai duplikat politik ayahnya,” kata Adi, kemarin.

Menurut Adi, wajar kalau PDIP kurang sreg saat melihat Gibran merapat ke Prabowo. Soalnya, PDIP sudah menetapkan capresnya sendiri yaitu Ganjar Pranowo.

Adi menilai, Gibran saat ini ibarat gula yang dikerubungi banyak semut. Banyak pihak yang mengharapkan berkah Gibran karena berharap dukungan dari Jokowi. “Karena Jokowi itu seorang presiden yang dinilai punya pengaruh dan pengikut yang cukup luas,” ujarnya (RM.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo