TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Bilang Akan Ditembak Teroris Papua, Pilot Susi Air Muncul Lewat Video

Laporan: AY
Minggu, 28 Mei 2023 | 10:14 WIB
Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang ditahan KKB Papua. Foto : Ist
Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang ditahan KKB Papua. Foto : Ist

PAPUA - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Operasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) merilis video terbaru yang menggambarkan kondisi pilot maskapai Susi Air, Philip Mark Mehrtens yang mereka sandera sejak Februari lalu. Dalam video tersebut, Philip mengatakan akan ditembak teroris Papua jika negosiasi pembebasannya gagal.

Video tersebut awalnya disebar oleh Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom di jejaring media internasional. Kapten Philips muncul dalam posisi setengah berdiri dengan mengenakan kaos berwarna hitam. Sembari memegang bendera Bintang Kejora, simbol kemerdekaan Papua Barat.

Ia juga dikelilingi para anggota KKB yang mengacungkan senapan. Di video kali ini, Philips terlihat lebih kurus dibandingkan video yang muncul sebelumnya.

Dalam video tersebut terselip pesan menyedihkan yang disampaikan oleh pilot asal Selandia Baru itu. "Jika itu (negosiasi) tidak terjadi dalam waktu dua bulan mereka mengatakan akan menembak saya," pekik Philips.

Selain itu, Sambom juga merilis video berisikan pernyataan kawanannya, Rumianus Wandikbo  yang menyandera Philips. Rumianus Wandikbo yang berasal dari TPNPB-OPM meminta negara-negara seperti Selandia Baru, Australia, dan negara-negara Barat untuk memulai pembicaraan dengan Indonesia dan separatis.

"Kami tidak meminta uang. Kami benar-benar menuntut hak kami untuk kedaulatan," jelas Rumianus.

Satgas Operasi Damai Cartenz 2023 langsung merespons video yang disebar Sambom. Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2023, Kombes Donny Charles Go menyatakan, pihaknya masih menelusuri kebenaran dari video ancaman tersebut.

Menurut Donny, pihaknya tidak langsung percaya dengan video yang disebar Sambom. Karena itu, pihaknya turut menyertakan sejumlah ahli dalam meneliti video ancaman menembak mati Philips Mehrtens.

"Saat ini kami masih melakukan penyelidikan tentang video yang beredar. Gunakan ahli juga untuk mengetahui detail tentang videonya," jelas perwira menengah Polri itu.

Kapuspen TNI, Marsma Julius Widjojono ikut berkomentar. Kata dia, pihaknya terus berusaha membebaskan Kapten Philips.

"Perlu dicatat, hingga kini Pemerintah, dalam hal ini TNI, tetap sesuai SOP, dengan tahapan-tahapan yang makin terukur, salah satunya peningkatan siaga tempur," jelas Julius saat dihubungi Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup), kemarin.

Sementara, Wapres Ma'ruf Amin menegaskan, Pemerintah masih mengedepankan pendekatan teritorial untuk membebaskan Philips. Jadi, bukan langkah bar-bar semacam sistem bumi hangus. Alasannya karena Pemerintah tidak sampai hati jika banyak korban berjatuhan.

Jadi tidak pakai sistem dihabisi," terang Wapres Ma'ruf di Jakarta, kemarin.

Menurutnya memang bukan pekerjaan yang sulit jika membebaskan Kapten Philips dengan menggunakan sistem bumi hangus. Namun Pemerintah khawatir penggunaan sistem tersebut menyebabkan adanya korban bukan cuma dari kelompok separatis.

"Bagaimana operasi itu dilakukan selamat, bisa diselamatkan tapi tidak menimbulkan banyak korban," cetus mantan Ketua Umum MUI itu.

Terpisah, Ketua Kajian Papua dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Adriana Elisabeth mempertanyakan keseriusan Pemerintah membebaskan Philips. "Apakah membebaskan pilot masih jadi prioritas Pemerintah? Atau justru target utamanya adalah menangkap komandan TPNPB-OPM, makanya 'tawaran' negosiasi tidak direspon," tanya Elisabeth saat dihubungi Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup), kemarin.

Dia menyarankan, Pemerintah mandiri dalam upaya membebaskan Philips. "Selain itu kalau negosiasi dimediasi oleh pihak ketiga dan di luar negeri, tampaknya perlu waktu lebih lama bagi Pemerintah untuk berkoordinasi," pungkasnya (RM.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo