TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Usulan Jabodetabek Jadi Jakarta Raya

Nggak Semudah Seperti Balikkan Telapak Tangan

Oleh: ASI/AY
Jumat, 15 Juli 2022 | 13:09 WIB
Usulan Jabodetabek Jadi Jakarta Raya. (Ist)
Usulan Jabodetabek Jadi Jakarta Raya. (Ist)

JAKARTA - Usulan pembentukan daerah Jakarta Raya mulai mendapat dukungan. Jakarta Raya dinilai bisa menjadi solusi banjir dan macet yang selama ini terjadi di Ibu Kota.

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo mengatakan, masalah Jakarta selama ini adalah masalah integrasi kebijakan dengan daerah penyangga.

“Masalah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) saling berkaitan,” ujarnya.

Anggara mengakui, untuk mewujudkan usulan Jakarta Raya, dibutuhkan diskusi panjang dan menyeluruh. Termasuk harus diperhatikan aspek peraturan perundang-undangannya.

“Kami mendorong Pemerintah Provinsi DKI Jakarta banyak inisiasi perbincangan soal ini, karena kita pusat ekonominya,” kata Anggara.

Dukungan juga dilontarkan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Provinsi DKI Jakarta Prof Jimly Asshiddiqie. Menurut dia, perlu perluasan wilayah Jakarta menjadi Provinsi Jakarta Raya jika Ibu Kota dipindah.

“Dari segi karakter sosial dan budaya, Kota Depok, Bekasi dan Kabupaten Bekasi, lebih cocok bergabung ke Jakarta,” terang mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.

Jimly mengungkapkan, wilayah Jawa Barat (Jabar) terlalu luas, sehingga tidak menjadi persoalan ketika Kota Depok, Bekasi dan Kabupaten Bekasi, bergabung ke Jakarta. Sedangkan wilayah Banten, terlalu kecil jika Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan Tangerang dilepas.

“Keinginan Kota Depok, Bekasi dan Kabupaten Bekasi bergabung ke Jakarta dapat diusulkan ke Pemerintah Pusat. Walau gabung ke Jakarta, ketiga wilayah tersebut tetap ada pemilihan kepala daerah,” ungkapnya.

Anggota Komisi II DPR Fraksi Partai Demokrat Anwar Hafid memahami niat baik untuk menggabungkan Jabodetabek menjadi Jakarta Raya. Misalnya, terkait rentang kendali pemerintahan dan pem­erataan pembangunan.

“Tapi, realisasi usulan ini tidak semu­dah membalikkan telapak tangan. Butuh proses yang sangat panjang, dan tentu merepotkan karena berdampak secara menyeluruh terhadap aspek lain,” kata Anwar.

Sebelumnya, Wali Kota Depok Mohammad Idris mengusulkan daerah pinggiran Jakarta disatukan menjadi Jakarta Raya. Permasalahan yang ada di wilayah daerah penyangga Jakarta akan mudah terselesaikan jika kawasan tersebut digabung.

“Usulan ini lebih relevan dibanding pemekaran Provinsi Bogor Raya,” kata @palaluy. “Pembangunan dan penataan wilayah Jabodetabek lebih terintegrasi dan terarah,” timpal @indrafebriy48.

Akun @nairebiss setuju dengan Jakarta Raya. Bahkan, dia menambahkan Cipanas untuk dimasukkan dalam Jakarta Raya. “Setuju Jabodetabek plus Cipanas me­mang lebih baik disatuin jadi Provinsi Jabodetabek,” ujarnya.

Akun @ErdiantoWahyu mengungkap­kan, saat Ibu Kota pindah ke Kalimantan, Jakarta akan sejajar seperti provinsi lainnya di Indonesia. Usulan penyatuan daerah penyangga menjadi provinsi Jakarta Raya sangat bagus.

“Sehingga koordinasi antardaerah pe­nyangga dapat lebih baik lagi,” ujarnya.

“Saat Ibu Kota pemerintahan pindah ke IKN di Kaltim, Jabodetabek memang layak jadi provinsi daerah khusus bisnis,” kata @indrajatim.

Akun @jabbarbaskara mengusulkan nama daerah memakai nama sungai ketika Jabodetabek sudah digabung. Misalnya, Ciliwung. Kata dia, setiap orang yang domisilinya di Bogor, Depok, Jakarta diganti kewilayahannya menjadi Ciliwung Girang/Hulu, Ciliwung Tengah, Ciliwung Hilir.

“Idenya bagus juga, biar integrasi Jabodetabek semakin bagus. Apalagi per­masalahan transportasi umum. Kebanyakan yang kerja di Jakarta ya orang orang Bodetabek,” tutur @fajar_postman.

Akun @wywek mengungkap berbagai alasan daerah lain ingin bergabung ke Jakarta Raya. Mulai dari transportasinya yang sudah bagus, kotanya bersih, in­frastruktur dan fasilitas kesehatan yang memadai hingga perekonomian yang tumbuh baik.

“Alasan utamanya karena politis. Soalnya, yang menggebu-gebu cuma dua wilayah. Kota Bekasi dan Kota Depok,” ujar @fajarizkyr.

Menurut @fajarizkyr, sudah bertahun-tahun dua wilayah tersebut (Kota Depok dan Kota Bekasi) dikuasai satu partai politik. Tentu, kalau Depok dan Bekasi ikut Jakarta semakin memperkuat cengkraman kedua partai tersebut di Ibu Kota. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo