TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Disindir Hasto Karena `Caplok` Ganjar

NasDem Nggak Ngambek

Oleh: AN/AY
Selasa, 19 Juli 2022 | 12:32 WIB
Willy Aditya Ketua DPP Nasdem. (Ist)
Willy Aditya Ketua DPP Nasdem. (Ist)

JAKARTA - Partai NasDem nggak ngambek disindir Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto karena berniat caplok Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sebagai capres. Partai besutan Surya Paloh itu, malah mengajak Hasto untuk ngopi-ngopi. Siapa tahu, PDIP dan NasDem bisa bareng lagi di 2024. Gimana Mas Hasto, mau..?

Ada 2 petinggi NasDem yang menjawab sindiran Hasto itu. Mereka adalah Waketum NasDem, Ahmad Ali dan Ketua DPP NasDem, Willy Aditya. Keduanya sama-sama tidak marah dapat sindiran keras dari Hasto.

Ahmad Ali menganggap, sindiran yang dilakukan Hasto tidak ditujukan pada NasDem.

“Mungkin Pak Hasto lagi menyemangati kadernya, jadi NasDem nggak pernah merasa tersindir,” kata Ahmad Ali, kepada wartawan, kemarin.

Ali juga menjawab sindiran Hasto soal partainya yang dianggap menggoda netralitas TNI dengan mengusung Jenderal Andika sebagai capres. Kata dia, jabatan Andika sebagai Panglima TNI akan berakhir di akhir tahun ini. Sedangkan Pilpres 2024, masih tersisa sekitar 2 tahun lagi.

“Usai purnawirawan, Pak Andika akan jadi warga sipil biasa. Dan, dia punya hak politik untuk dicapreskan,” terang Ali.

Willy Aditya juga santai menanggapi sindiran Sekjen PDIP itu. Baginya, saling sindir dalam politik adalah hal biasa.

“Tidak masalah juga. Toh, itu hak mereka,” jawab Wily.

Anggota DPR ini justru mengajak Hasto cs untuk membuka silaturahmi dengan NasDem. “Daripada nyindir, ya mending saling menjajaki, siapa tahu cocok. Bisa saja kan?” ajaknya.

Namun, di akhir kalimatnya, Willy malah menyampaikan sindiran balik. Kata dia, bila ada partai yang memiliki kader potensial tapi tidak diusung, maka itu sama saja menipu diri sendiri.

“Lebih baik seperti NasDem, jujur menyatakan bahwa si a layak jadi capres, meski itu bukan kader NasDem sendiri,” sindirnya.

Sebelumnya, sindiran Hasto terhadap NasDem disampaikan saat menghadiri rapat tiga pilar PDIP Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), di Palangkaraya, Minggu (17/7). Awalnya, Hasto meminta kader banteng fokus bekerja membantu rakyat dan berkonsolidasi. Tak perlu sibuk mengurusi copras-capres.

Kata dia, urusan capres itu kewenangan penuh dariKetum PDIP Megawati Soekarnoputri. Di internal PDIP, kata dia, banyak tokoh yang dianggap pantas sebagai The Next Jokowi.

Hasto juga membeberian kriteria capres yang akan diusung PDIP di Pilpres 2024. Salah satunya, tokoh yang pernah berkeliling ke seluruh Indonesia. Ini penting karena dengan begitu bisa mengenal rakyatnya.

Usai menyebut kriteria capres PDIP, Hasto lantas membuat pernyataan yang dianggap menyindir NasDem. Kata dia, saat ini ada parpol yang elektabilitasnya sedang turun, lalu mencoba mendongkrak kembali elektabilitasnya dengan mencapreskan kader lain.

“Bukan hanya mencapreskan kader lain, bahkan mencalonkan sosok yang seharusnya netral dalam politik,” ledek Hasto.

Hasto memang tidak menyebut partai yang dimaksud. Namun, publik sepertinya paham sindiran itu diarahkan ke NasDem. Karena pada Rakernas lalu, NasDem mengumumkan tiga mana yang akan dicapreskan di Pilpres 2024. Yakni, Gubernur DKI Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDIP, Ganjar Pranowo.

Sementara itu, pakar komunikasi politik, Lely Arrianie coba menganalisa aksi saling sindir antara PDIP dan NasDem. Menurutnya, komunikasi antar partai memang kerap pasang surut. Dalam hal ini, ia melihat kedua partai sama-sama ingin menaikkan posisi tawar masing-masing.

Padahal, perkara calon presiden ini bisa dibicarakan baik-baik di panggung belakang. Tanpa ujuk-ujuk langsung mengumumkan.

“Kan pak Surya sebetulnya selama ini punya hubungan yang baik dengan bu Mega. Kan bisa disampaikan, wah ini kadernya PDIP hebat-hebat banget ya. Itu bisa disampaikan di panggung belakang,” kata Lely, saat dikontak, tadi malam.

Ia tidak menampik, memang ada potensi keuntungan yang bisa dipetik NasDem dengan mengusung calon dengan elektabilitas tinggi seperti Ganjar. Yakni, efek ekor jasnya.

“Efek ekor jas akan kelihatan nanti, tingkat elektoralnya akan bergerak ke mana. Lalu, bisa saja di tengah jalan ada dramatisme politik tiba-tiba muncul, seperti kisah pak SBY dengan pak Taufik Kiemas dulu,” pungkasnya. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo