TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Gandeng Asephi, Menteri Teten Berantas Produk Impor Yang Rugikan UMKM Lokal

Oleh: Farhan
Editor: admin
Jumat, 29 September 2023 | 21:23 WIB
Menkop dan  UKM Teten Masduki ( baju putih). Foto : Ist
Menkop dan UKM Teten Masduki ( baju putih). Foto : Ist

JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengajak berbagai pihak, termasuk asosiasi seperti Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) dan masyarakat, untuk bersama-sama mengawasi masuknya barang-barang impor ilegal yang bisa berpotensi merugikan perkembangan UMKM di Tanah Air.

Sepanjang tahun 2022, nilai ekspor produk kerajinan nasional mencapai 949 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 14.685,1 triliun, mengalami kenaikan dibandingkan ekspor tahun 2021 yang sebesar 916 juta dolar AS (Rp 14.174,4 triliun).

“Walaupun sebenarnya untuk ekspor masih sulit. Keluar (ekspor) susah, sementara kalau ke dalam (impor) gampang sekali. Tak heran kita dibanjiri produk impor ilegal. Hal ini yang sedang kami bereskan,” katanya saat memberikan sambutan dalam acara konferensi pers dan soft launching Pembukaan Inacraft di Gedung Sarinah, Jakarta, Jumat (29/9).

Dikatakan Teten, pangsa pasar kerajinan Indonesia mencapai sekitar 2,5 persen dari pasar dunia yang masih sangat dapat ditingkatkan.

Terutama karena didukung oleh Indonesia yang memiliki kreativitas yang tinggi, talenta yang luar biasa dan didukung oleh budaya yang sangat beragam.

Tak hanya itu, Indonesia memiliki SDA (Sumber Daya Alam) hutan seluas 68 juta hektare (ha). Bahkan menjadi produsen 85 persen rotan dunia, dan nomor tiga produsen bambu terbesar dunia setelah China dan India.

Tercatat, permintaan kriya di pasar global terus meningkat dalam tiga tahun rata-rata naik sebesar 9 persen. Hal tersebut merupakan potensi pasar yang besar.

“Handicraft keunggulan domestik punya budaya dan menjadi sumber inspirasi. Sehingga hal yang perlu dibereskan baik dari sisi pemasaran maupun informasi perdagangan, jangan sampai produk luar gampang masuk sementara produk Indonesia keluar (ekspor) susahnya bukan main,” tegas Teten.

Ia mencontohkan, saat Indonesia akan mengekspor pisang dari Lampung, para UMKM yang tergabung dalam koperasi harus memenuhi sebanyak 21 sertifikat. Yang di antaranya, ada sertifikat yang mesti diperbarui dalam enam bulan sekali.

“Di Jepang, mereka nggak mau terima produk pisang kita, kalau minimal hanya boleh 3 titik nodanya di kulit pisang. Lebih dari itu mereka nggak mau. Mereka, negara lain saja begitu melindungi produk yang masuk ke negaranya, masa kita nggak?” ucap Teten.

Asephi sambungnya, juga diharapkan turut serta dalam menjaga produk handicraft dalam negeri tetap tumbuh dan tak tergerus oleh banyaknya produk handicraft dari luar negeri.

“Asephi juga harus ikut patroli, kawal. Jika ada kain-kain, benang-benang, maupun produk kerajinan yang banyak dari impor, nanti laporkan ke kami. Karena nggak bisa kami sendiri membereskan ini, harus ada dorongan dan dukungan peran aktif dari asosiasi, masyarakat dan berbagai pihak lainnya,” ajak Teten.

Dalam rangka memasuki pasar internasional UMKM di sektor kriya dan handicraft, Teten mengingkatkan agar para pelaku usaha dan perajin, harus mampu memiliki desain produk yang selalu kebaruan yang diminati oleh pasar global, serta memiliki kuantitas dan kualitas sesuai standar dan permintaan internasional.

Untuk itu kata Teten, pendekatan melalui agregator memiliki peranan penting dalam mendongrak bisnis UMKM hingga naik kelas, termasuk dalam mendorong akses pembiayaan, juga menghubungkan UMKM ke pasar yang lebih luas, bahkan hingga go global.

Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) juga mengembangkan program agregator melalui factory sharing hingga pembiayaan KUR Klaster yang melibatkan agregator untuk mendampingi UMKM.

Hal ini diharapkan mampu memudahkan UMKM dari sisi pembiayaan, proses produksi, hingga akses pasar.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum BPP Asephi Muchsin Ridjan menyampaikan, Asephi bersama Kemenkop UKM mendukung langkah Menkop UKM Teten Masduki dalam hal penutupan social commerce dan upaya-upaya impor ilegal yang merugikan bagi keberlangsungan UMKM Indonesia.

“Asephi sebagai wadah perajin kerajinan di seluruh Indonesia, telah membentuk tim khusus mengawal kebijakan waspada impor ilegal terhadap produk UMKM, bagi kebangkitan UMKM Tanah Air. Asephi bersama Menkop UKM,” ujar Muchsin.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit