Jokowi Tebar Optimisme
Bonus Demografi Dan Hilirisasi Modal Kita Jadi Negara Maju
JAKARTA - Presiden Jokowi terus menebar optimisme Indonesia mampu menjadi negara dengan ekonomi yang lebih kuat. Hilirisasi dan bonus demografi diyakini menjadi modal utama bagi Indonesia menjadi negara maju pada 2045.
Optimisisme ini kembali disampaikan Jokowi melalui akun Instagramnya (@jokowi), Minggu (29/10/2023).
“Indonesia memiliki peluang besar dalam mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045 berupa bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030-an. Saat itu, penduduk usia produktif kita melimpah,” kata Jokowi.
Meski target Indonesia Emas 2045 masih 22 tahun ke depan, namun Jokowi ingin mewujudkannya dengan persiapan matang sejak jauh-jauh hari.
“Kita memanfaatkan peluang tersebut di antaranya dengan dua strategi besar, yaitu mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia dan hilirisasi industri,” ujarnya.
Menurutnya, dua hal ini menjadi penting. Sumber daya manusia disiapkan untuk memasuki pangsa kerja dengan produktif.
Sedangkan untuk hilirisasi, Jokowi menegaskan sumber daya alam Indonesia harus memiliki nilai tambah agar bisa mensejahterakan rakyat. “Mari bersama majukan Indonesia,” seru Jokowi.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengakui, tidak ada cara lain untuk Indonesia bisa dengan cepat menjadi negara maju kecuali melalui industrialisasi melalui hilirisasi.
Tak hanya keluar dari middle income trap, Indonesia juga optimistis menjadi negara maju dengan hilirisasi. Dan untuk Indonesia menjadi negara maju tidak ada cara lain, hilirisasi harus kita bangun.
Kita sudah susun Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis sampai 2040 yang membutuhkan investasi 545,3 miliar dolar AS. Kalau ini tidak kita lakukan, negara akan tetap berjalan di tempat,” ingat Bahlil.
Menurutnya, ekonomi tak boleh hanya bertumpu pada konsumsi ssaja. Namun, ekonomi Indonesia juga harus didorong oleh sektor investasi, terutama pada program hilirisasi. Kebijakan ke depan harus tetap diarahkan kepada program prioritas utama.
“Kita akan mendorong hilirisasi. Dunia sekarang sudah beralih kepada green energy dan green industry untuk menurunkan emisi. Indonesia sekarang kita dorong ke hilirisasi,” ucapnya.
Dia menuturkan, tanpa hilirisasi mustahil ekonomi Indonesia bisa melompat jauh dan bernilai tambah. Dengan hilirisasi industri, maka nilai tambah industri akan berkali-kali lipat.
Menurutnya, tanpa adanya hilirisasi, maka Indonesia hanya akan menjadi negara pengekspor barang-barang mentah.
“Nah ini peluang usahanya di sini. Ke depan kita mendorong yang namanya hilirisasi,” katanya.
Menurutnya, total ekspor nikel pada tahun 2017 hanya 3,3 miliar dolar AS. Begitu ada larangan ekspor pada tahun 2020 dan bangun hilirisasi, sekarang nilai ekspor kita mencapai 30 miliar dolar AS.
“Naiknya sepuluh kali lipat ketimbang kita belum melakukan hilirisasi,” ucapnya.
Bahlil juga mengatakan, saat ini negara-negara maju sudah tidak lagi bertumpu pada konsumsi sebagai instrumen pertumbuhan ekonomi mereka.
“Negara-negara maju sudah menjadikan investasi (hilirisasi) sebagai instrumen pertumbuhan,” paparnya.
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 10 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 15 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 19 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu