TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Jokowi Tebar Optimisme

Bonus Demografi Dan Hilirisasi Modal Kita Jadi Negara Maju

Oleh: Farhan
Senin, 30 Oktober 2023 | 11:34 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Presiden Jokowi terus menebar optimisme Indonesia mampu menjadi negara dengan ekonomi yang lebih kuat. Hilirisasi dan bonus demografi diyakini menjadi modal utama bagi Indonesia menjadi negara maju pada 2045.

Optimisisme ini kembali disampaikan Jokowi melalui akun Instagramnya (@jokowi), Minggu (29/10/2023).

“Indonesia memiliki peluang besar dalam mencapai cita-cita In­donesia Emas 2045 berupa bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030-an. Saat itu, penduduk usia produktif kita melimpah,” kata Jokowi.

Meski target Indonesia Emas 2045 masih 22 tahun ke depan, namun Jokowi ingin mewujud­kannya dengan persiapan ma­tang sejak jauh-jauh hari.

“Kita memanfaatkan peluang tersebut di antaranya dengan dua strategi besar, yaitu memper­siapkan sumber daya manusia Indonesia dan hilirisasi indus­tri,” ujarnya.

Menurutnya, dua hal ini men­jadi penting. Sumber daya ma­nusia disiapkan untuk memasuki pangsa kerja dengan produktif.

Sedangkan untuk hilirisasi, Jokowi menegaskan sumber daya alam Indonesia harus memiliki nilai tambah agar bisa mensejahterakan rakyat. “Mari bersama majukan Indonesia,” seru Jokowi.

Menteri Investasi/Kepala Ba­dan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahada­lia mengakui, tidak ada cara lain untuk Indonesia bisa dengan ce­pat menjadi negara maju kecuali melalui industrialisasi melalui hilirisasi.

Tak hanya keluar dari middle income trap, Indonesia juga opti­mistis menjadi negara maju dengan hilirisasi. Dan untuk Indonesia menjadi negara maju tidak ada cara lain, hilirisasi harus kita bangun.

Kita sudah susun Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis sampai 2040 yang membutuh­kan investasi 545,3 miliar dolar AS. Kalau ini tidak kita lakukan, negara akan tetap berjalan di tempat,” ingat Bahlil.

Menurutnya, ekonomi tak boleh hanya bertumpu pada konsumsi ssaja. Namun, ekonomi Indonesia juga harus didorong oleh sektor investasi, terutama pada program hilirisasi. Kebijakan ke depan harus tetap diarahkan kepada program prioritas utama.

“Kita akan mendorong hilirisasi. Dunia sekarang sudah beralih kepada green energy dan green industry untuk menurunkan emisi. Indonesia sekarang kita dorong ke hilirisasi,” ucapnya.

Dia menuturkan, tanpa hiliri­sasi mustahil ekonomi Indonesia bisa melompat jauh dan bernilai tambah. Dengan hilirisasi indus­tri, maka nilai tambah industri akan berkali-kali lipat.

Menurutnya, tanpa adanya hilirisasi, maka Indonesia hanya akan menjadi negara pengekspor barang-barang mentah.

“Nah ini peluang usahanya di sini. Ke depan kita mendorong yang namanya hilirisasi,” katanya.

Menurutnya, total ekspor nikel pada tahun 2017 hanya 3,3 miliar dolar AS. Begitu ada larangan ekspor pada tahun 2020 dan bangun hilirisasi, sekarang nilai ekspor kita mencapai 30 miliar dolar AS.

“Naiknya sepuluh kali lipat ketimbang kita belum melaku­kan hilirisasi,” ucapnya.

Bahlil juga mengatakan, saat ini negara-negara maju sudah tidak lagi bertumpu pada kon­sumsi sebagai instrumen per­tumbuhan ekonomi mereka.

“Negara-negara maju sudah menjadikan investasi (hilirisasi) sebagai instrumen pertumbuhan,” paparnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo