TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Prof Tjandra Prihatin Kasus Cacar Monyet Meningkat, Ini 9 Langkah Pencegahannya

Laporan: AY
Selasa, 31 Oktober 2023 | 12:09 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

SERPONG - Direktur Pasca-sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengaku prihatin melihat terus meningkatnya kasus cacar monyet di Indonesia. Ia mencatat, jumlahnya hingga Senin (30/10) sudah mencapai 24 kasus.

Bahkan, Kementerian Kesehatan telah memberikan peringatan bahwa jumlah kasus ini bisa mencapai ribuan. Lalu apa yang harus dilakukan untuk pemcegahannya?

Sebelum mengulas langkah pencegahannya, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini mula-mula menyarankan agar istilah "cacar monyet" diganti dulu untuk menghilangkan stigma. 

Karena sebagian besar kasus saat ini tidak berasal dari penularan langsung dari monyet. WHO sendiri, sebutnya telah mengganti istilah "monkey pox" menjadi "mpox." 

"Ada baiknya kalau Kementerian Kesehatan juga mengubah nama cacar monyet, untuk menghilangkan stigma dan juga karena banyak kasus sekarang -termasuk di negara kita- bukanlah tertular dari monyet," ujar Prof. Tjandra dalam keterangannya.

Ia melanjutkan, WHO telah mencatat 91.123 kasus mpox di seluruh dunia per 20 Oktober 2023. Sebanyak 81,9 persen dari kasus ini terkonsentrasi di 10 negara, dengan Amerika Serikat memiliki jumlah kasus tertinggi yakni 30.636 ribu kasus.

Sementara satu-satunya negara Asia yang menduduki peringkat kesepuluh kasus terbanyak di dunia adalah China dengan 1.799 kasus. 

Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI) ini merinci, dari seluruh kasus tersebut, 96 persen pasien adalah laki-laki. 

"Semua 24 kasus kita (di Indonesia) adalah laki-laki," lanjutnya.

Sementara usia rata-rata pasien yang terpapar kata Prof Tjandra adalah 34 tahun. Lebih dari 80 persen penularan terjadi melalui hubungan seks, dan 52,7 persen pasien memiliki HIV positif.

Meskipun angka kematian rendah, dengan angka kematian jauh di bawah 1 persen, Prof Tjandra  mengingatkan bahwa kematian akibat galur "clade" II lebih rendah daripada galur I.

"Akan baik kalau kita diinformasikan tentang galur atau clade apa yang ditemui pada kasus-kasus negara kita sekarang ini," lanjutnya.

Prof Tjandra juga prihatin karena masih kurangnya informasi tentang kasus cacar monyet pada anak di Indonesia. Padahal data global menunjukkan bahwa hanya 1,3 persen kasus mpox terjadi pada anak di bawah 18 tahun, dengan satu anak meninggal dan 14 persen anak masuk rumah sakit.

"Mulai juga ada pertanyaan tentang kasus pada anak, yang sejauh ini belum ada informasi nya di negara kita," kritik Prof Tjandra.

Sementra itu, Kemenkes sebutnya mulai memberikan vaksin cacar monyet. Ia menggarisbawahi bahwa pentingnya memberikan informasi yang lebih luas tentang jenis vaksin yang diberikan. 

Di dunia, kata Prof Tjandra, ada dua jenis vaksin cacar monyet, yaitu "PEPV (post exposure prevention vaccine)" yang diberikan pada mereka yang diduga tertular atau kontak erat, dan "PPV (primary prevention vaccine)" yang diberikan pada kelompok risiko tinggi.

Ia menegaskan bahwa risiko terkena mpox tidak hanya terbatas pada mereka yang aktif secara seksual, tetapi juga termasuk mereka yang melakukan hubungan seks dengan berbagai pasangan. 

"Siapa saja yang ada kontak langsung ('close contact') dengan pasien mpox yang bergejala masuk dalam kelompok berisiko, ini yang perlu disadari masyarakat luas."

Pencegahan dan Pengendalian Cacar Monyet

Prof Tjandra juga membagikan sembilan langkah pencegahan yang bisa diambil untuk mengantisipasi merebakna cacar monyet.

Pencegahan dan pengendalian cacar monyet adalah hal yang penting untuk diperhatikan. Berikut adalah sembilan langkah yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dari mpox:

1. Kenali tanda dan gejala penyakit cacar monyet, seperti kelainan kulit, pembesaran kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, dan nyeri otot.

2. Ketahui cara penularan, seperti kontak langsung dengan lesi pasien atau hubungan seksual dengan pasien.

3. Hindari kontak langsung, termasuk hubungan seksual, dengan pasien atau mereka yang diduga terinfeksi hingga diagnosis pasti ditegakkan.

4. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara berkala untuk mencegah penularan penyakit.

5. Jika Anda mengalami gejala serupa dengan cacar monyet, segera periksakan diri dan isolasi diri dari kontak dengan orang lain hingga diagnosis pasti ditegakkan.

6. Jika terdiagnosis mpox, lakukan isolasi diri hingga kulit sepenuhnya sembuh dan ikuti anjuran petugas kesehatan setempat.

7. Dalam hubungan seksual, pasien mpox perlu menggunakan kondom dari saat dinyatakan sembuh hingga 12 minggu kemudian.

8. Peroleh informasi yang benar dari sumber yang jelas, hindari terpengaruh oleh berita palsu atau hoaks. "Pagi ini misalnya, di WA grup ada yang menyebutkan seorang anak tertular cacar monyet karena masuk mall, dan karena itu anjurannya adalah selalu menggunakan masker, ini tentu informasi yang salah," ungkap Prof Tjandra.

9. Pada negara-negara dengan penularan mpox dari monyet, masyarakat harus melindungi diri dari monyet liar, terutama yang sakit atau mati.

Dalam upaya pengendalian wabah cacar monyet, langkah-langkah berikut dapat dilakukan:

1. Tingkatkan pemahaman masyarakat, khususnya kelompok risiko tinggi.

2. Identifikasi kasus dengan surveilans yang ekstensif.

3. Lakukan isolasi kasus untuk mencegah penularan.

4. Telusuri kontak dan tindak lanjuti sesuai keadaan kesehatan masing-masing.

"Semua yang pernah kontak dengan pasien itu harus di cek satu persatu, jangan sampai ada yang luput, dan kemudian di tindak lanjuti sesuai keadaan kesehatannya masing-masing," sarannya.

5. Lakukan vaksinasi, baik dalam bentuk PPV atau PEPV, untuk melindungi diri dari penyakit.

"Semoga cacar monyet di negara kita dapat segera dikendalikan dengan baik, dan jangan sampai kasusnya naik tidak terkendali," pungkas Prof Tjandra.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo